Rupiah Menguat, Transaksi Valas Perbankan Semakin Meningkat

Rabu, 17 Juli 2019 | 06:47 WIB
Rupiah Menguat, Transaksi Valas Perbankan Semakin Meningkat
[]
Reporter: Anggar Septiadi, Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) yang sempat menguat membuat transaksi valuta asing (valas) bank menggeliat. Alhasil bank bisa menuai pendapatan komisi.

Bank Rakyat Indonesia (BRI), misalnya, sepanjang semester pertama tahun ini telah mencatat pertumbuhan transaksi valas mencapai 50% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Semester ini nilai transaksi meningkat hampir 50% dengan nilai mencapai US$ 11 miliar, kata Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo kepada KONTAN, Selasa (16/7).

Baca Juga: Tender Tol Probowangi yang dikelola Jasamarga (JSMR) Tuntas Akhir Tahun Ini premium

Dari transaksi tersebut, Haru mengatakan, kontribusi terhadap pendapatan komisi perseroan ini mencapai Rp 40 miliar. Meski tak merinci target, Haru menambahkan, ke depan seiring menguatnya rupiah bank terbesar di tanah air ini juga optimistis, pendapatan atas transaksi valas juga bisa semakin meningkat

Sementara Direktur Tresuri dan Internasional Bank BNI Rico Rizal Budidarmo memperkirakan di saat rupiah menguat volume transaksi transaksi lindung nilai atau hedging bakal meningkat. Ia menyebutkan transaksi itu khususnya dari nasabah korporasi badan usaha milik negara (BUMN).

Sebab, basis nasabah bank berlogo angka 46 ini cukup besar di korporasi perusahaan pelat merah. Selain itu mayoritas perusahaan tersebut sudah melakukan hedging sejak tahun lalu.

Baca Juga: Prospek Reksadana Terproteksi Masih Menarik premium

Kendati tidak dapat merinci besaran nilai transaksinya, Bank BNI menyebutkan, potensi peningkatan hedging akan didorong oleh semakin besarnya sumber dana korporasi yang diperoleh dari investor global.

Salah satunya melalui penerbitan surat utang global. Apalagi, saat ini kebijakan soal devisa hasil ekspor (DHE) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan (Kemkeu) bisa membuat penempatan dana perusahaan berbasis ekspor di perbankan menjadi lebih besar.

"Diharapkan terjadi peningkatan transaksi hedging bagi para nasabah ekspor yang membutuhkan cashflow," terangnya kepada KONTAN.

Baca Juga: Penerbitan Obligasi Korporasi Sepanjang Semester I-2019 Merosot premium

Bagikan

Berita Terbaru

 Gara-Gara Saham Diamond Citra Propertindo (DADA), Investor Banyak Trauma
| Senin, 27 Oktober 2025 | 17:19 WIB

Gara-Gara Saham Diamond Citra Propertindo (DADA), Investor Banyak Trauma

Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah sejak lama memberi sinyal peringatan atas pergerakan tidak wajar saham PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA).

Akan dapat Tambahan Pendanaan Rp 829,4 Miliar, CENT Berencana Tambah Menara
| Senin, 27 Oktober 2025 | 14:54 WIB

Akan dapat Tambahan Pendanaan Rp 829,4 Miliar, CENT Berencana Tambah Menara

PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk (CENT) masih memasang mode agresif, dengan berencana menambah menara dalam beberapa tahun ke depan.

CENT Berkolaborasi dengan WIFI dan Terbitkan Obligasi Rp 829,4 Miliar Untuk Ekspansi
| Senin, 27 Oktober 2025 | 08:45 WIB

CENT Berkolaborasi dengan WIFI dan Terbitkan Obligasi Rp 829,4 Miliar Untuk Ekspansi

Obligasi yang diterbitkan PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk dibeli induknya dengan bunga 5,16% per tahun.

Beban Meningkat, Laba Bersih Medikaloka Hermina Tertekan
| Senin, 27 Oktober 2025 | 07:54 WIB

Beban Meningkat, Laba Bersih Medikaloka Hermina Tertekan

Emiten pengelola Rumah Sakit Hermina itu mengantongi laba Rp 356,01 miliar, turun 23,95% secara tahunan atau year on year (yoy).

Waspada, Modus Penipuan Investasi Saham
| Senin, 27 Oktober 2025 | 07:42 WIB

Waspada, Modus Penipuan Investasi Saham

Dana langsung ditransfer ke rekening atas nama suatu PT. Padahal seharusnya ke rekening Rekening Dana Nasabah (RDN) atas nama nasabah.

Sektor Konsumsi Membaik, Meski Sudah Naik Saham UNVR, KLBF, & AMRT Masih bisa Dilirik
| Senin, 27 Oktober 2025 | 07:37 WIB

Sektor Konsumsi Membaik, Meski Sudah Naik Saham UNVR, KLBF, & AMRT Masih bisa Dilirik

Rotasi masih selektif karena investor masih menunggu kepastian arah inflasi dan konsumsi rumah tangga di kuartal IV.

Surya Semesta Internusa (SSIA) Bersiap Lakukan Restrukturisasi Anak Usaha
| Senin, 27 Oktober 2025 | 07:18 WIB

Surya Semesta Internusa (SSIA) Bersiap Lakukan Restrukturisasi Anak Usaha

Pelaksanaannya akan mengakibatkan beralihnya pengendalian atas SAM, SIH, BHM dan SSR dari yang semula berada di bawah perseroan.

Antara Gebrakan Kebijakan dengan Risiko Tatakelola
| Senin, 27 Oktober 2025 | 06:30 WIB

Antara Gebrakan Kebijakan dengan Risiko Tatakelola

Sejumlah kebijakan yang digulirkan Purbaya Yudhi Sadewa, kurang dari dua bulan masa jabatannya sebagai Menteri Keuangan, menyedot perhatian

Saham Sektor Tertentu dan Emas Masih Prospektif di Tahun 2026
| Senin, 27 Oktober 2025 | 06:30 WIB

Saham Sektor Tertentu dan Emas Masih Prospektif di Tahun 2026

Pasar modal di Indonesia masih cukup volatil. Hal itu tidak lepas dari sentimen global yang mempengaruhi pasar modal.  

ESG Adi Sarana Armada (ASSA): Aplikasi ESG Dalam Ekspansi di Setiap Lini
| Senin, 27 Oktober 2025 | 06:24 WIB

ESG Adi Sarana Armada (ASSA): Aplikasi ESG Dalam Ekspansi di Setiap Lini

Perusahaan bisnis rental mobil dan logistik, PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) tetap ekspansif di tahun ini. Lihat penerapan aksi ESG perusahaan.

INDEKS BERITA

Terpopuler