Rusia Lakukan Pembayaran Kupon Obligasi yang Jatuh Tempo dalam Valas

Sabtu, 28 Mei 2022 | 18:19 WIB
Rusia Lakukan Pembayaran Kupon Obligasi yang Jatuh Tempo dalam Valas
[ILUSTRASI. Pejalan kaki melintas di depan layar informasi yang ada di Moscow Exchange di Moskow, Rusia, 28 Februari 2020. REUTERS/Maxim Shemetov]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - Lembaga settelmen negara (NSD) Rusia pada Jumat menuntaskan pembayaran kupon dua seri Eurobond dalam mata uang asing (valas), demikian pernyataan wakil dari NSD ke Reuters. Langkah ini membuka jalan bagi Rusia untuk kembali menghindari jerat default. 

Rusia berada di puncak krisis utang yang unik. Negeri itu terancam mengalami gagal bayar akibat faktor geopolitik, dan bukan akibat tidak memiliki dana.  

NSD mengatakan telah membayar kupon obligasi di pasar Eropa yang jatuh tempom pada 2026 dan 2036. 

Rusia mempercepat proses pembayaran dua obligasi internasional pada Jumat lalu untuk menghindari jerat default. Keputusan itu cuma beberapa hari sebelum Pemerintah Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk tidak memperpanjang pengecualian atas sanksi yang memungkinkan Rusia melakukan pembayaran dalam valuta asing. 

Baca Juga: Kesepakatan Final Penjualan Chelsea ke Konsorsium Boehly Telah Tercapai

Rusia sedang menggarap mekanisme baru yang memungkinkannya melunasi eurobond yang jatuh tempo pada Juni mendatang, tanpa memanfaatkan lisensi pengecualian yang diterbitkan Pemeritah AS. Demikian pernyataan Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov dalam wawancara TV yang ditayangkan pada Jumat.

Rusia akan membayar kupon Eurobonds yang jatuh tempo pada 2027, 2028, dan 2048 pada akhir Juni.

Rusia telah menghadapi prospek gagal bayar berdaulat sejak negara-negara Barat memberlakukan sanksi besar-besaran sehubungan dengan aksi negeri itu mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari. Negara itu telah terputus dari sistem keuangan global dan telah melihat kira-kira setengah dari $640 miliar cadangannya di luar negeri dibekukan.

Tetapi para pejabat Rusia mengatakan negara itu memiliki cukup uang untuk membayar utangnya dan bahwa apa yang mungkin dianggap negara lain sebagai default akan menjadi peristiwa teknis dan diatur.

cBaca Juga: Ingin Perluas Pasar di Eropa, Binance Daftarkan Unitnya di Italia

Siluanov mengatakan minggu ini Rusia akan terus membayar kewajiban Eurobond negaranya dalam rubel jika tidak mampu membayar dalam mata uang asing, dan akan mempertahankan perannya sebagai peminjam yang dapat diandalkan dengan segala cara yang mungkin.

Siluanov mengatakan tidak akan ada dampak pada ekonomi jika Amerika Serikat menyatakan bahwa Rusia dalam default teknis pada Eurobonds-nya.

Tetapi para analis lebih skeptis tentang dampak potensi kejatuhan pada ekonomi Rusia dalam jangka panjang, karena defisit Rusia dapat berkembang sangat tajam karena invasinya ke Ukraina, kata Takahide Kiuchi, seorang ekonom di Nomura Research Institute.

"Perekonomian Rusia tidak dapat berdiri tanpa pembiayaan atau uang dari luar negeri. Jadi dalam hal ini, tidak ada akses ke pasar global dapat mengurangi potensi pertumbuhan ekonomi Rusia dalam jangka panjang," kata Kiuchi.

Bagikan

Berita Terbaru

Momentum Nataru Makin  Mengerek Uang Beredar
| Selasa, 24 Desember 2024 | 11:32 WIB

Momentum Nataru Makin Mengerek Uang Beredar

Bank Indonesia mencatat jumlah uang beredar pada November 2024 mencapai Rp 9.175 triliun, tumbuh 7,0% year on year (yoy).​

Minat Mini Meski Dijanjikan Bunga Tinggi
| Selasa, 24 Desember 2024 | 11:20 WIB

Minat Mini Meski Dijanjikan Bunga Tinggi

Dalam lelang SRBI pada 20 Desember lalu, penawaran yang masuk senilai Rp 23,12 triliun. Bank sentral hanya memenangkan Rp 10 triliun. 

Gelembung Protes PPN 12% Membesar
| Selasa, 24 Desember 2024 | 11:11 WIB

Gelembung Protes PPN 12% Membesar

Protes semakin meluas dan datang dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa hingga pemengaruh (influencer)

Kantong Masyarakat Bakal Cekak
| Selasa, 24 Desember 2024 | 11:01 WIB

Kantong Masyarakat Bakal Cekak

Sejumlah kebijakan pajak maupun non pajak diperkirakan akan menekan daya beli terutama masyarakat kelas menengah

Banyak Tantangan, Ancol Geber Pendapatan di Liburan Natal dan Tahun Baru
| Selasa, 24 Desember 2024 | 10:32 WIB

Banyak Tantangan, Ancol Geber Pendapatan di Liburan Natal dan Tahun Baru

PJAA menghadapi banyak tantangan di industri pariwisata. Terlihat dari kinerja yang tidak sebaik sebelumnya. 

Mencermati Tiga Fase Perencanaan Keuangan Bagi Orang Dewasa
| Selasa, 24 Desember 2024 | 09:48 WIB

Mencermati Tiga Fase Perencanaan Keuangan Bagi Orang Dewasa

Ada tiga fase yang dihadapi orang dewasa. Ketiganya yaitu fase akumulasi, fase konsolidasi dan fase pensiun.

Emiten Saham EBT Menggeber Ekspansi
| Selasa, 24 Desember 2024 | 08:16 WIB

Emiten Saham EBT Menggeber Ekspansi

Perusahaan di bidang industri energi baru dan terbarukan (EBT) berlomba menangkap peluang dari misi transisi energi

Masih Ada Kado Dividen Akhir Tahun
| Selasa, 24 Desember 2024 | 08:13 WIB

Masih Ada Kado Dividen Akhir Tahun

Menjelang pergantian tahun, pelaku pasar masih bisa memburu cuan dari emiten yang menebar dividen interim ataupun saham bonus. 

KSEI Bidik Dua Juta Investor Baru di 2025
| Selasa, 24 Desember 2024 | 08:08 WIB

KSEI Bidik Dua Juta Investor Baru di 2025

Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) membidik pertumbuhan investor pasar modal sebanyak 2 juta SID pada tahun 2025. 

Saham Berkapitalisasi Jumbo Tak Selalu Memberikan Cuan Yang Besar
| Selasa, 24 Desember 2024 | 07:17 WIB

Saham Berkapitalisasi Jumbo Tak Selalu Memberikan Cuan Yang Besar

Dari 30 saham berkapitalisasi besar, ada beberapa emiten yang memberikan hasil negatif dalam tiga tahun. 

INDEKS BERITA

Terpopuler