Saat Harganya Tengah Berkonsolidasi, Direktur BFI Finance Borong Saham BFIN

Selasa, 12 Mei 2020 | 04:00 WIB
Saat Harganya Tengah Berkonsolidasi, Direktur BFI Finance Borong Saham BFIN
[]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi beli dalam volume cukup besar atas saham BFIN dilakukan oleh salah seorang direktur di PT BFI Finance Indonesia Tbk.

Direktur tersebut, yakni Sudjono, memborong 930.800 saham emiten multifinance itu di harga Rp Rp 290 per saham - Rp 300 per saham.

Dus, total nilai transaksinya berkisar antara Rp 269,93 juta hingga Rp 279,24 juta.

Francis Lay Sioe Ho, Presiden Direktur PT BFI Finance Indonesia Tbk dalam keterbukaan informasi Senin malam (11/5) menyebut, transaksi tersebut digelar pada 5 dan 6 Mei 2020.

Baca Juga: Hingga April 2020, BFI Finance telah restrukturisasi kredit 12.000 nasabahnya

Usai transaksi tersebut, kepemilikan saham Sudjono di perusahaan yang dipimpinnya itu bertambah dari 33,38 juta lembar (0,209%) menjadi sekitar 34,31 juta lembar (0,215%).

Data RTI menunjukkan, Sudjono adalah direktur dengan kepemilikan saham terbesar kedua.

Sementara direksi yang tercatat paling banyak mengempit saham BFIN adalah Francis Lay Sioe Ho, yakni sebanyak 391.171.480 lembar, setara 2,45%.

Harga saham BFIN sendiri sejak awal April 2020 bergerak dalam pola konsolidasi, setelah menyentuh di Rp 240 per saham pada 30 Maret 2020.

Ini merupakan rekor harga terendah BFIN yang sebelumnya pernah disentuh pada 21 Desember 2015.

Bagikan

Berita Terbaru

Mengawal Urusan Perut
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 11:56 WIB

Mengawal Urusan Perut

Urusan perut alias pangan adalah hajat hidup setiap orang. ​Di sisi lain, banyak proyek menjadi bancakan banyak pihak dan berujung ke meja hijau.

Dari Peagang Sukses Menjadi Bos Menara Telekomunikasi
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 09:15 WIB

Dari Peagang Sukses Menjadi Bos Menara Telekomunikasi

Rudolf Parningotan Nainggolan melihat peluang bisnis penyewaan menara telekomunikasi dari bahan tesis yng disusunnya.

Profit 30,27% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Lumayan (21 Juni 2025)
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 09:14 WIB

Profit 30,27% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Lumayan (21 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (21 Juni 2025) Rp 1.942.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 30,27% jika menjual hari ini.

Penjualan Paperocks Indonesia (PPRI) Diprediksi Melemah di Kuartal II
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 08:45 WIB

Penjualan Paperocks Indonesia (PPRI) Diprediksi Melemah di Kuartal II

PPRI memperkirakan adanya risiko kenaikan kertas yang digunakan perusahaan dengan potensi kenaikan harga sebesar 5%-7%.

Blue Bird (BIRD) Geber Belanja Modal Rp 1,8 Triliun
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 08:30 WIB

Blue Bird (BIRD) Geber Belanja Modal Rp 1,8 Triliun

Hingga kuartal pertama 2025, perseroan sudah merealisasikan penggunaan capex sebesar 30% atau setara dengan Rp 540 miliar.

Lotte Chemical Titan (FPNI) Incar Pertumbuhan Kinerja 5%
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 08:10 WIB

Lotte Chemical Titan (FPNI) Incar Pertumbuhan Kinerja 5%

FPNI menili tahun ini masih penuh tantangan. Ini karena persaingan yang ketat dan tekanan margin akibat tingginya biaya produksi.

Blue Bird (BIRD) Geber Belanja Modal Rp 1,8 Triliun
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 07:58 WIB

Blue Bird (BIRD) Geber Belanja Modal Rp 1,8 Triliun

Hingga kuartal pertama 2025, perseroan sudah merealisasikan penggunaan capex sebesar 30% atau setara dengan Rp 540 miliar.

Inovasi Layanan Keuangan dan Kepercayaan
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 07:05 WIB

Inovasi Layanan Keuangan dan Kepercayaan

Inovasi layanan keuangan yang dikembangkan instansi terkait perlu diimbangi dengan pengawasan ketat dan edukasi.​

Kunci Semua Jawaban
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 07:00 WIB

Kunci Semua Jawaban

Seolah-olah semua permasalah yang ada di negeri mulai dari perusahaan bangkrut hingga pembiayaan perumahan bisa diselesaikan Danantara.

Tensi Geopolitik Memanas, Fluktuasi Komoditas Energi Tinggi
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 07:00 WIB

Tensi Geopolitik Memanas, Fluktuasi Komoditas Energi Tinggi

Terbuka peluang harga minyak akan lebih bullish dibandingkan ketika kenaikan harga minyak akibat invasi Rusia ke Ukrania.  

INDEKS BERITA

Terpopuler