Saham BSWD Masih Disuspensi, Bank of India Indonesia Mau Rights Issue Rp 1,39 Triliun

Senin, 22 Agustus 2022 | 19:53 WIB
Saham BSWD Masih Disuspensi, Bank of India Indonesia Mau Rights Issue Rp 1,39 Triliun
[ILUSTRASI. Logo PT Bank of India Indonesia Tbk (BSWD). Bank milik Bank of India ini berencana menggelar rights issue untuk memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp 3 triliun hingga akhir 2022. DOK/BSWD]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank of India Indonesia Tbk (BSWD) berencana menggelar rights issue untuk mencari dana hingga Rp 1,39 triliun.

Rights issue ini berlangsung di saat perdagangan saham BSWD disuspensi otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 12 Februari 2018 silam. Meski demikian komitmen dana Rp 1 triliun sudah ada di tangan BSWD.

Merujuk prospektus ringkas yang dipublikasikan manajemen, Senin (22/8) BSWD akan menggelar Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu IV (PMHETD IV) sebanyak-banyaknya 1.388.800.000 saham biasa. Ini setara 50% dari modal ditempatkan disetor penuh Perseroan setelah PMHMETD IV dengan nilai nominal Rp 200 per saham.

Setiap satu pemegang saham lama berhak memperoleh satu HMETD. Nah, setiap satu HMETD bisa dikonversi menjadi satu saham baru BSWD dengan harga pelaksanaan Rp 1.000 per saham. Dus, dari hajatan ini Bank of India Indonesia berpeluang meraup dana hingga Rp 1,39 triliun.

Baca Juga: Gelar Aksi Jual, Pengendali Sunindo Adipersada Sudah Lepas 48 Juta Saham TOYS

Pengendali BSWD, yakni Bank of India sudah berkomitmen untuk mengeksekusi satu miliar HMETD yang dimilikinya. Sementara sisa HMETD, yakni sebanyak 55,49 juta tidak akan dilaksanakan dan tidak dialihkan ke pihak lain. Walhasil, BSWD sudah berhasil mengamankan suntikan dana sebesar Rp 1 triliun.

Dengan demikian, meskipun pemegang saham lain tidak ikut mengeksekusi HMETD yang dimilikinya, BSWD sudah bisa memenuhi ketentuan modal inti minimum yang dipersyaratkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Hingga akhir 2022, BSWD memang mesti memenuhi ketentuan modal inti minimum sebesar Rp 3 triliun. Nah, berdasar laporan keuangan semester I-2022, modal inti BSWD sudah mencapai sekitar Rp 2,01 triliun.

Sebagai informasi, perdagangan saham BSWD disuspensi BEI atas permintaan Bank of India Indonesia. Ini terkait rencana BSWD untuk melakukan voluntary delisting yang sudah diputuskan dalam Rapat umum pemegang saham (RUPS) pada 26 Maret 2018.

Baca Juga: Masuk FTSE tapi Saham Alfamart (AMRT) Sudah Terbang Duluan, Masih Layak Dikejar?

Merujuk dokumentasi pemberitaan KONTAN, meski sudah memenuhi kriteria untuk delisting, BEI tak jua mendepak BSWD lantaran perseroan belum menyampaikan tata cara pembelian kembali saham BSWD. 

Seiring dirilisnya rencana rights issue, sejauh ini belum ada pengumuman resmi dari manajemen Bank of India Indonesia apakah rencana delisting tetap dilanjutkan atau dihentikan. Yang jelas, hingga saat ini BEI masih menghentikan perdagangan saham BSWD.

Bagikan

Berita Terbaru

Likuiditas Ketat, Bank Mengerem Kredit Valas
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 06:15 WIB

Likuiditas Ketat, Bank Mengerem Kredit Valas

Per Juni 2025, kredit valas tumbuh 5,01% secara tahunan, trennya terus melambat dimana pada Januari masih tumbuh 14,52%. ​

 Berharap Bunga Bunga Kredit Perbankan Menguncup Lebih Cepat
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 06:10 WIB

Berharap Bunga Bunga Kredit Perbankan Menguncup Lebih Cepat

Jika sesuai harapan, perbankan mestinya bisa menurunkan suku bunga kredit guna ikut mengerek laju pertumbuhan kredit yang semakin mengkerut. ​

Menuju Sentralisasi?
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 06:07 WIB

Menuju Sentralisasi?

Pemangkasan TKD lanjutan itu memantik pertanyaan mendasar soal keberlanjutan otonomi daerah dalam strategi pembangunan ekonomi.

Proyek Strategis Nasional  di Sektor Energi dan Pangan
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 06:05 WIB

Proyek Strategis Nasional di Sektor Energi dan Pangan

Pemerintah menerbitkan dua peraturan sekaligus untuk mempercepat pembangunan kawasan swasembada pangan, energi dan air.

Duit Pemerintah Menopang Laju Simpanan Perbankan
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 06:05 WIB

Duit Pemerintah Menopang Laju Simpanan Perbankan

Kenaikan DPK 7% secara tahunan di bulan Juli perlu dicermati. Sebab, penopangnya bukan dana masyarakat, tapi duit pemerintah.  ​

Menjelang Libur Akhir Pekan, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Jumat (22/8)
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 05:59 WIB

Menjelang Libur Akhir Pekan, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Jumat (22/8)

Defisit neraca transaksi berjalan Indonesia  kuartal II tahun 2025 yang sekitar US$ 3 miliar menjadi pengiring IHSG.

Kemendagri Minta Pemda Ikut Guyur Beras Subsidi
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 05:45 WIB

Kemendagri Minta Pemda Ikut Guyur Beras Subsidi

Perum Bulog baru merealisasikan 2,94% penyaluran beras SPHP untuk periode Juli sampai Desember nanti. 

Obligasi dan Sukuk MBMA Senilai Rp 3,71 Triliun Resmi Tercatat di BEI
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 05:41 WIB

Obligasi dan Sukuk MBMA Senilai Rp 3,71 Triliun Resmi Tercatat di BEI

Surat utang ini terdiri dari Obligasi senilai Rp 1,94 triliun dan sukuk mudharabah senilai Rp 1,77 triliun.

Industri Masih Waswas Pasokan Gas Murah
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 05:30 WIB

Industri Masih Waswas Pasokan Gas Murah

Pelaku industri kaca masih memasang mode waspada menghadapi dinamika pasar serta stabilitas pasokan gas.

Bunga Turun, Kupon SR023 Bergerak Mengikuti Yield SUN
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 05:30 WIB

Bunga Turun, Kupon SR023 Bergerak Mengikuti Yield SUN

Pemerintah mulai menawarkan Surat Berharga Negara (SBN) syariah seri Sukuk Ritel (SR023) hari ini, Jumat (22/8)

INDEKS BERITA

Terpopuler