SBN Stabil, Kepemilikan IKNB Naik

Senin, 11 Maret 2019 | 07:04 WIB
SBN Stabil, Kepemilikan IKNB Naik
[]
Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepemilikan tiga institusi keuangan non-bank (IKNB) di surat berharga negara (SBN) terus menggemuk. Sepanjang tahun ini, kepemilikan tiga lembaga non bank, yakni reksadana, asuransi dan dana pensiun, di SBN telah naik Rp 13,74 triliun.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, per Selasa (5/3), pertumbuhan kepemilikan terbesar terjadi pada dana pensiun. Kepemilikannya naik Rp 8,84 triliun jadi Rp 221,72 triliun.

Rio Ariansyah, Senior VP & Head of Investment Recapital Asset Management, mengatakan, sejak adanya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) nomor 1/POJK.5/2016 yang menetapkan IKNB seperti asuransi, dana pensiun dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) harus menempatkan 10%–30% dana investasinya pada instrumen SBN, kepemilikan tiga institusi tersebut di SBN terus bertumbuh.

Rio memperkirakan kepemilikan ketiga institusi tersebut di SBN masih akan terus naik di tahun ini. Alasannya, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atawa BI 7-day repo rate tahun ini stabil, bahkan berpotensi turun.

Salah satu pengaruhnya datang dari eksternal. Mengingat tahun ini The Federal Reserve cenderung berhati-hati dalam mengerek suku bunga.

Hal ini berbanding terbalik dari keadaan tahun lalu, di mana The Fed agresif dalam menaikkan suku bunga acuan. "Ketika suku bunga acuan AS mula stabil, maka obligasi negara berpotensi rally dan itu saatnya bagi ketiga institusi lokal untuk menambah kepemilikan," tambah Rio.

Walau tercatat naik, ternyata kepemilikan reksadana di SBN sempat terkoreksi. Mengingat di akhir Januari lalu, kepemilikan reksadana di SBN sempat mencapai Rp 120,40 triliun, sebelum turun ke kisaran Rp 119 triliun.

Rio menjelaskan, hal ini terjadi karena biasanya para manajer investasi melakukan likuidasi atau merealisasikan keuntungan dengan redemption. "Reksadana berbeda dengan asuransi dan dana pensiun yang cenderung hold to maturity," kata Rio.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menambahkan, kepemilikan SBN oleh reksadana juga dipengaruhi oleh harga obligasi. Jika harga obligasi bergerak turun, para manajer investasi akan menjual kepemilikannya.

Di sisi lain, kewajiban dari POJK tetap mempengaruhi penambahan kepemilikan reksadana di SBN.

Untuk saat ini, Wawan menilai penurunan kepemilikan industri reksadana di SBN saat ini masih wajar. "Ke depan kepemilikan reksadana di SBN akan terus berkembang, sepanjang tidak ada redemption yang besar, dan akan terus tumbuh seiring dengan berkembangnya industri asuransi dan dana pensiun," papar dia.

Apalagi, yield surat utang negara (SUN) kini cenderung stabil di level 7%–8%. Harga obligasi juga masih naik.

Bagikan

Berita Terbaru

PTPP Kembali Digugat PKPU, Kali Ini Oleh Dua Perusahaan Konstruksi di Tangerang
| Jumat, 05 September 2025 | 09:20 WIB

PTPP Kembali Digugat PKPU, Kali Ini Oleh Dua Perusahaan Konstruksi di Tangerang

Kas dan setara kas PTPP turun hingga 41% YoY dari Rp 4,32 triliun di semester I-2024 menjadi Rp 2,54 triliun di semester I-2025.

CEO BRI Ventures Jadi Tersangka, Terseret Kasus Dugaan Korupsi Investasi TaniHub
| Jumat, 05 September 2025 | 09:02 WIB

CEO BRI Ventures Jadi Tersangka, Terseret Kasus Dugaan Korupsi Investasi TaniHub

Penyidik Kejaksaan Agung telah menyita beberapa bukti elektronik berupa handphone dan menyita empat bidang tanah di Jabodetabek dan Bandung.

Volatilitas Saham TAYS Tak Didukung Sentimen Fundamental, Investor Kudu Hati-Hati
| Jumat, 05 September 2025 | 08:33 WIB

Volatilitas Saham TAYS Tak Didukung Sentimen Fundamental, Investor Kudu Hati-Hati

Saham TAYS mulai bergerak naik sejak 12 Agustus 2025 ketika harganya mulai beranjak dari gocap ke Rp 52.

BNBR Bakal Jadi 100% Pengendali Cimanggis Cibitung Tollways, Pendapatan Naik 25%
| Jumat, 05 September 2025 | 08:16 WIB

BNBR Bakal Jadi 100% Pengendali Cimanggis Cibitung Tollways, Pendapatan Naik 25%

PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) akan membiayai akuisisi 90% saham PT Cimanggis Cibitung Tollways lewat utang.

Pamor KPR Syariah Tak Redup Meski Bunga Acuan Menguncup
| Jumat, 05 September 2025 | 04:45 WIB

Pamor KPR Syariah Tak Redup Meski Bunga Acuan Menguncup

kebijakan bank konvensional yang masih enggan menurunkan bunga kreditnya membuat bisnis KPRsyariah belum kehilangan pamor.

Aset Dapen Masih Bisa Mengembang Meski Kondisi Menantang
| Jumat, 05 September 2025 | 04:15 WIB

Aset Dapen Masih Bisa Mengembang Meski Kondisi Menantang

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, industri dapen sukarela mengelola aset Rp 392,56 triliun per Juli 2025, alias meningkat 4,66%.

Likuiditas Kuat, Potensi Saham BBNI Masih Cukup Baik
| Jumat, 05 September 2025 | 04:00 WIB

Likuiditas Kuat, Potensi Saham BBNI Masih Cukup Baik

Target NIM PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang semula dipasang 4,0%–4,2%, diturunkan menjadi 3,8%.

Kinerja Semester II SMBR Bakal Terkerek Kenaikan Permintaan di Pasar Sumatra
| Kamis, 04 September 2025 | 17:13 WIB

Kinerja Semester II SMBR Bakal Terkerek Kenaikan Permintaan di Pasar Sumatra

Untuk menjaga momentum, strategi utama yang ditempuh SMBR adalah melakukan efisiensi biaya melalui konsolidasi logistik bersama SIG​.

Berupaya Perbaiki Kinerja, Begini Rekomendasi Saham Krakatau Steel (KRAS)
| Kamis, 04 September 2025 | 12:00 WIB

Berupaya Perbaiki Kinerja, Begini Rekomendasi Saham Krakatau Steel (KRAS)

Dengan utilisasi yang lebih tinggi, efisiensi produksi diproyeksikan meningkat signifikan, sehingga mendorong kenaikan penjualan.

Cadangan Devisa Bank Sentral Dunia Berbentuk Emas Cetak Rekor, Melampaui US Treasury
| Kamis, 04 September 2025 | 10:03 WIB

Cadangan Devisa Bank Sentral Dunia Berbentuk Emas Cetak Rekor, Melampaui US Treasury

Hingga beberapa bulan mendatang, hampir seluruh bank sentral di dunia menyebut akan menambah cadangan emasnya.

INDEKS BERITA

Terpopuler