Sebesar ini Listrik yang Digunakan Jaringan Penambang Bitcoin

Selasa, 16 Februari 2021 | 22:17 WIB
Sebesar ini Listrik yang Digunakan Jaringan Penambang Bitcoin
[ILUSTRASI. Infografik: Peringkat negara dan jaringan bitcoin berdasar konsumsi listrik]
Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga bitcoin yang terbang tinggi sepanjang akhir tahun lalu hingga kini menyemai kecemasan para pemerhati lingkungan. Penyebabnya, kenaikan harga bitcoin akan mendorong para bitcoin miner untuk mengoperasikan lebih banyak komputer yang terhubung dengan jaringan uang kripto tersebut.

Bagi yang mereka yang awam dengan uang kripto, cryptomining merupakan rangkaian kegiatan menyelesaikan persamaan kriptografi dengan menggunakan komputer. Proses penambangan ini mencakup kegiatan memvalidasi blok data dan menambahkan catatan transaksi ke ledger yang bisa diakses publik. Yang terakhir ini, populer disebut blockchain.

Hadiah atas melaksanakan proses pengolahan data yang super rumit tersebut, si penambang mendapatkan bitcoin. Imbalan bitcoin yang diperoleh para cryptominer, mengutip BBC, terbilang kecil. Itu sebabnya, ada yang menyebut kegiatan cryptomining tak ubahnya mengikuti lotere.

Baca Juga: Bitcoin tengah menanjak, bagaimana prospek altcoins ke depan?

Namun imbalan yang tidak seberapa itu akan terlihat sangat menggoda di saat periode bullish, seperti belakangan ini. Catatan saja, rally bitcoin yang terjadi selama kuartal keempat tahun lalu menerbangkan harga uang kripto itu empat kali lipat. Dan selama kurang lebih 1,5 bulan pertama di tahun ini, harga bitcoin sudah menguat 60%.

Agar bisa mengantongi cuan lebih besar di masa bullish bitcoin, para penambang mengoperasikan lebih banyak komputer. Memang, komputer yang dimanfaatkan untuk penambangan uang kripto itu terbilang komputer khusus, yang dirancang untuk efisien.

Namun, para pemerhati lingkungan menilai penggunaan komputer yang efisien tak jitu menekan konsumsi listrik. “Mesin-mesin yang efisien itu hanya akan berkompetisi satu sama lain. Jadi, konsumsi energi bitcoin, dan emisi karbon yang ditimbulkannya, hanya akan menuju ke satu arah, yaitu peningkatan,” ujar David Gerard, penulis Attack of the 50 Foot Blockchain, yang dikutip BBC.

Baca Juga: Banyak perusahaan global berburu Bitcoin, begini prospek uang kripto di 2021

Jika melihat hasil perhitungan Universitas of Cambridge, konsumsi listrik jaringan penambang bitcoin besarnya tak tanggung-tanggung. Jika jaringan bitcoin miner itu dianggap sebagai negara, maka per 10 Februari lalu ia menempati peringkat ke-30 dalam besaran listrik yang digunakan. (Lihat infografik).

Berdasar perhitungan di hari tersebut, konsumsi listrik jaringan bitcoin bahkan lebih besar daripada konsumsi listrik negara-negara Eropa, seperti Belanda atau Belgia. Konsumsi listrik negara yang berpenduduk puluhan juta seperti Filipina dan Argentina juga kalah dibandingkan listrik yang dihisap jaringan penambang bitcoin.

Dalam situs Cambridge Bitcoin Electricity Consumption Index, konsumsi listrik jaringan penambang bitcoin per 16 Februari diperkirakan setara 20.863 terawatt per jam (TWH). Angka itu setara dengan 0,55% dari seluruh listrik yang dipergunakan di dunia.

Selanjutnya: Harga Bitcoin telah mendekati level US$ 50.000

 

Bagikan

Berita Terbaru

Indonesia Rawan Bencana, OJK Tekankan Pentingnya Asuransi
| Kamis, 18 Desember 2025 | 07:35 WIB

Indonesia Rawan Bencana, OJK Tekankan Pentingnya Asuransi

OJK dorong asuransi wajib bencana sesuai UU P2SK, lindungi aset masyarakat dari risiko alam. Industri siap hadapi tantangan ini.

Asuransi Kredit Perkuat Fintech Lending
| Kamis, 18 Desember 2025 | 07:31 WIB

Asuransi Kredit Perkuat Fintech Lending

Di tahap awal, asuransi berlaku untuk lender institusi.                                                       

Saham DEWA Masih Mengamuk, Terbang 36,59% dalam Sebulan, Kini Bidik Level Rp 700?
| Kamis, 18 Desember 2025 | 07:25 WIB

Saham DEWA Masih Mengamuk, Terbang 36,59% dalam Sebulan, Kini Bidik Level Rp 700?

Saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA) didorong proyeksi kontrak baru 250 juta bcm dan potensi aset emas Gayo Mineral.

PHRI Dukung Usulan WFA di Periode Akhir Tahun
| Kamis, 18 Desember 2025 | 07:12 WIB

PHRI Dukung Usulan WFA di Periode Akhir Tahun

Kebijakan WFA berpeluang mendorong peningkatan mobilitas masyarakat, khususnya orang dewasa yang memiliki anak.

Divestasi 12% Saham Freeport Sudah Final
| Kamis, 18 Desember 2025 | 07:10 WIB

Divestasi 12% Saham Freeport Sudah Final

Rencana akuisisi tambahan 12% saham Freeport itu menjadi bagian dari perpanjangan IUPK Freeport yang bakal berakhir pada 2041.

Denyut Permintaan Properti di Sepanjang Koridor MRT
| Kamis, 18 Desember 2025 | 07:07 WIB

Denyut Permintaan Properti di Sepanjang Koridor MRT

Tingkat hunian gedung di sepanjang jalur MRT Jakarta menunjukkan peningkatan dibandingkan di luar koridor MRT

Pertamina Angkut Elpiji  ke Aceh Lewat Jalur Laut
| Kamis, 18 Desember 2025 | 07:03 WIB

Pertamina Angkut Elpiji ke Aceh Lewat Jalur Laut

Pasokan tersebut diharapkan mampu mengamankan kebutuhan elpiji masyarakat untuk beberapa hari ke depan.

Jasa Marga Siapkan SPKLU di Periode Libur Nataru
| Kamis, 18 Desember 2025 | 07:00 WIB

Jasa Marga Siapkan SPKLU di Periode Libur Nataru

JMRB juga telah meningkatkan layanan SPKLU dengan mengganti tipe socket charging dari AC charging menjadi fast charging

Wacana Tanam Kelapa Sawit di Papua
| Kamis, 18 Desember 2025 | 06:57 WIB

Wacana Tanam Kelapa Sawit di Papua

Bahan baku etanol berasal dari komoditas pertanian seperti singkong, jagung, tebu, serta sumber nabati lainnya.

 Legalisasi Tambang Ilegal Berisiko Melawan Hukum
| Kamis, 18 Desember 2025 | 06:53 WIB

Legalisasi Tambang Ilegal Berisiko Melawan Hukum

Rencana kemitraan pertambangan tanpa izin atau ilegal mencederai rasa keadilan bagi pebisnis taat aturan

INDEKS BERITA

Terpopuler