Segmen Farmasi Bakal Topang Kinerja IGAR

Selasa, 09 April 2019 | 08:35 WIB
Segmen Farmasi Bakal Topang Kinerja IGAR
[]
Reporter: Agung Hidayat | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen kemasan PT Champion Pacific Indonesia Tbk (IGAR) menargetkan volume permintaan kemasan tumbuh sekitar 5% hingga 8% pada tahun ini. Proyeksi tersebut didorong oleh kenaikan permintaan kemasan di sektor farmasi pada awal tahun ini.

Lagi pula, permintaan kemasan baik farmasi maupun segmen non farmasi terus bertambah. Presiden Direktur PT Champion Pacific Indonesia Tbk, Antonius Muhartoyo menyebutkan, setiap tahun volume permintaan, khususnya di segmen farmasi, terus bertumbuh. Setidaknya volume permintaan kemasan IGAR mampu tumbuh 5%–8% saban tahun.

"Tahun ini kami masih optimistis, sebab biasanya di awal tahun agak turun, ternyata kali ini ada kenaikan permintaan," sebut Antonius kepada KONTAN, Senin (8/4).

Dari sisi value, manajemen IGAR memproyeksikan nilai penjualan pada tahun ini tumbuh sebesar 9% dibandingkan tahun lalu.

Sepanjang tahun lalu, segmen farmasi menjadi kontributor utama perusahaan, yakni sebanyak 87% dari total pendapatan senilai Rp 681 miliar. Jumlah tersebut tumbuh 3,3% secara year on year (yoy). Hanya saja, kata Antonius, margin keuntungan dari kemasan farmasi sulit diandalkan. Sebab, harga jualnya belum dapat dinaikkan.

Untuk segmen non farmasi, Antonius bilang, IGAR sedang mengkaji untuk menghidupkan lini produksi kemasan makanan. "Kami punya mesin baru dari Korea, mungkin kalau digunakan untuk non farmasi bisa, hanya saja saat ini masih trial," tutur dia.

Segmen non farmasi menyumbang Rp 95 miliar di 2018, turun 6,8% dibandingkan 2017 senilai Rp 102 miliar. Saat ini IGAR mengaku menyuplai kebutuhan kemasan non farmasi seperti produk kopi dan pupuk.

Lantaran sulit menaikkan harga produk, laba bersih IGAR turun 38% pada 2018 menjadi Rp 44 miliar dibandingkan laba bersih tahun 2017 sebesar Rp 72 miliar.

Alasannya, dollar AS pada tahun lalu sempat menguat dan membebani keuangan dan pembelian bahan baku perusahaan. "Harga produk juga tidak bisa naik," ucap Antonius. IGAR juga tak mau membagi beban ke pelanggan, yakni para produsen farmasi yang tengah mengalami kendala pemasaran produk.

Bagikan

Berita Terbaru

CEO Generali Indonesia Rebecca Tan: Misi Menjadi Teman Bagi Nasabah
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 11:29 WIB

CEO Generali Indonesia Rebecca Tan: Misi Menjadi Teman Bagi Nasabah

Melihat perjalanan karier Rebecca Tan di industri keuangan hingga menjadi Presiden Direktur Generali Indonesia

Terdorong Sentimen Kesepakatan AS-China, IHSG Menguat Dalam Sepekan
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:38 WIB

Terdorong Sentimen Kesepakatan AS-China, IHSG Menguat Dalam Sepekan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,94% pada Jumat (16/5). Dalam sepekan, IHSG mengakumulasi kenaikan 2,60%.​

Pembukaan Hutan untuk Ketahanan Pangan Bertahap
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:28 WIB

Pembukaan Hutan untuk Ketahanan Pangan Bertahap

Kementerian Kehutanan menegaskan rencana pembukaan 20,6 juta hektare (ha) lahan untuk proyek ketahanan pangan tidak akan dilakukan sekaligus

Kartu Prakerja Tunggu Peralihan ke Kemnaker
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:23 WIB

Kartu Prakerja Tunggu Peralihan ke Kemnaker

Pemerintah akan mengalihkan Program Kartu Prakerja ke Kementerian Ketenagkerjaan dari sebelumnya di bawah Kemko Perekonomian

Setoran PNBP SDA Juga Masih Rentan
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:03 WIB

Setoran PNBP SDA Juga Masih Rentan

PNBP SDA akan dipengaruhi oleh beberapa faktur, termasuk realisasi lifting migas dan pergerakan nilai tukar

Profit 27,7% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambleg (17 Mei 2025)
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:00 WIB

Profit 27,7% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambleg (17 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (17 Mei 2025) 1 gram Rp 1.871.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 27,7% jika menjual hari ini.

Belum Ada Insentif Baru untuk Dorong Konsumsi
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 08:50 WIB

Belum Ada Insentif Baru untuk Dorong Konsumsi

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai kondisi perekonomian domestik masih kuat

Bikin Resah, Daya Pungut Pajak Semakin Merosot
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 08:28 WIB

Bikin Resah, Daya Pungut Pajak Semakin Merosot

Angka tax buoyancy Indonesia pada tahun 2024 turun ke bawah 1 dan menjadi negatif pada kuartal I-2025

Mitra Angksa sejahtera (BAUT) Mengencangkan Pendapatan di Tahun Ini
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 08:00 WIB

Mitra Angksa sejahtera (BAUT) Mengencangkan Pendapatan di Tahun Ini

BAUT membidik pendapatan sebesar Rp 160,60 miliar di sepanjang tahun ini. Adapun tahun lalu BAUT membukukan pendapatan sebesar Rp 153,95 miliar.

Imbal Hasil Tinggi, Duit Asing Masuk Pasar Obligasi Indonesia
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 06:30 WIB

Imbal Hasil Tinggi, Duit Asing Masuk Pasar Obligasi Indonesia

Sejak awal tahun ini, asing melakukan aksi beli bersih atau net buy di pasar surat berharga negara (SBN) sebesar Rp 29,1 triliun di pasar SBN.

INDEKS BERITA

Terpopuler