Seiring Restrukturisasi, Tiga Pilar Sejahtera Food Fokus Genjot Kinerja

Selasa, 18 Juni 2019 | 09:21 WIB
Seiring Restrukturisasi, Tiga Pilar Sejahtera Food Fokus Genjot Kinerja
[]
Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski proses restrukturisasi utang PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) telah dimulai, perdagangan saham perusahaan ini di bursa saham masih dihentikan (suspensi). Manajemen AISA menyatakan masih harus menyampaikan rencana bisnis ke depan kepada pengawas pasar modal dalam negeri.

Sekretaris Perusahaan AISA Michael Hadylaya menyebut, mulai terurainya persoalan dalam tubuh AISA akan membuat perusahaan ini lebih fokus memperbaiki kinerja operasional. Hal ini sangat penting sebagai syarat dibukanya suspensi saham perusahaan.

Michael menyatakan bahwa pihaknya belum menyampaikan rencana kinerja ke depan secara lengkap kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI). "Ini semua ada prosesnya, kami ikuti prosesnya," terang dia, kemarin.

Saat ini, kinerja AISA akan bertumpu pada anak usahanya yang berada di divisi makanan. Sehingga, divisi makanan setidaknya menjadi dasar bagi perusahaan untuk membayar utang. Terlebih, usaha bisnis beras AISA sudah dinyatakan pailit secara hukum.

Sebagai lanjutan proses PKPU, kemarin, AISA menggelar rapat umum pemegang obligasi (RUPO) dan rapat umum pemegang sukuk ijarah (RUPSI). "60 hari usai PKPU perusahaan memiliki kewajiban untuk membahas mekanisme seperti apa eksekusi ke depan untuk para pemegang obligasi dan sukuk," jelas Michael.

Rapat pemegang surat utang tersebut terutama membahas mengenai eksekusi aset PT Jatisari Srirejeki dan PT Sukses Abadi Karya Inti. Sebab, manajemen AISA sebelumnya menjadikan anak usaha di lini beras tersebut sebagai jaminan Obligasi TPS Food I/2013 senilai Rp 600 miliar dan Sukuk Ijarah TPS Food I/2013 senilai Rp 300 miliar tersebut.

Dalam rapat, para peserta sepakat untuk membentuk panitia kecil. Panitia ini bertugas membantu kinerja wali amanat, PT Bank Mega Tbk (MEGA). "Nanti panitia kecil ini juga bisa memantau dan mengawasi apakah aset dari dua perusahaan tersebut bisa berjalan dengan baik dan penjualannya juga baik," imbuh Michael.

Namun, dia belum bisa merinci detail mekanisme kerja tim kecil ini ke depan. Sebab, hal ini masih akan dibahas dan disusun lebih lanjut oleh wali amanat.

Bagikan

Berita Terbaru

Inflasi November Mencapai 2,72%, Emas Perhiasan Pemicu Utama
| Senin, 01 Desember 2025 | 13:31 WIB

Inflasi November Mencapai 2,72%, Emas Perhiasan Pemicu Utama

Inflasi November 2025 melambat ke 0,17% MoM (2,72% YoY). Emas perhiasan dominan, bawang merah & daging ayam ras alami deflasi.

Emiten Farmasi Bakal Kebagian Rejeki dari Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Tahun
| Senin, 01 Desember 2025 | 13:00 WIB

Emiten Farmasi Bakal Kebagian Rejeki dari Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Tahun

Emiten farmasi yang memproduksi obat generik berlogo, hingga alat kesehatan berpotensi merasakan dampak positif.

Surplus Neraca Dagang Susut Menjadi US$ 2,39 Miliar Per Oktober 2025
| Senin, 01 Desember 2025 | 12:56 WIB

Surplus Neraca Dagang Susut Menjadi US$ 2,39 Miliar Per Oktober 2025

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, surplus neraca perdagangan barang Indonesia pada Oktober 2025 mencapai US$ 2,39 miliar.

Tanggapi Nasabah yang Kehilangan Rp 71 Miliar, Mirae Asset Sekuritas Buka Suara
| Senin, 01 Desember 2025 | 12:29 WIB

Tanggapi Nasabah yang Kehilangan Rp 71 Miliar, Mirae Asset Sekuritas Buka Suara

Mirae menyabjut bahwa dari pemeriksaan awal, terdapat indikasi kuat bahwa nasabah membagikan kata sandi dan akses akunnya kepada orang lain.

PMI Manufaktur Indonesia Ekspansi ke Level 53,3, Tapi Ekspektasi Bisnis Melemah
| Senin, 01 Desember 2025 | 10:56 WIB

PMI Manufaktur Indonesia Ekspansi ke Level 53,3, Tapi Ekspektasi Bisnis Melemah

Program stimulus pemerintah membantu mendorong daya beli masyarakat dan menaikkan permintaan di dalam negeri

Harga Pangan yang Turun Berpotensi Membuat Inflasi November Melandai
| Senin, 01 Desember 2025 | 10:11 WIB

Harga Pangan yang Turun Berpotensi Membuat Inflasi November Melandai

Laju inflasi menjelang akhir tahun, justru diperkirakan melandai yang disebabkan harga pangan yang tercatat lebih rendah. 

Pekerja Bebas Dongkrak Setoran PPh Orang Pribadi
| Senin, 01 Desember 2025 | 09:59 WIB

Pekerja Bebas Dongkrak Setoran PPh Orang Pribadi

Penerimaan pajak penghasilan orang pribadi tercatat melesat 41% mencapai Rp 17,87 triliun           

Mimpi Ekonomi Tumbuh 8% Kian Menjauh
| Senin, 01 Desember 2025 | 09:50 WIB

Mimpi Ekonomi Tumbuh 8% Kian Menjauh

Menurut prediksi super optimistis Bank Indonesia, ekonomi cuma naik maksimal 7,7%                   

Ramai Saham ARA Setelah Keluar PPK, Hati-Hati Banyak yang Sekadar Pantulan
| Senin, 01 Desember 2025 | 08:20 WIB

Ramai Saham ARA Setelah Keluar PPK, Hati-Hati Banyak yang Sekadar Pantulan

Dari puluhan emiten yang keluar dari Papan Pemantauan Khusus pada 28 November 2025, hanya segelintir yang didukung narasi kuat.

Mencari Cuan dari Evaluasi Indeks Kehati
| Senin, 01 Desember 2025 | 08:16 WIB

Mencari Cuan dari Evaluasi Indeks Kehati

BEI mengumumkan evaluasi indeks Sri-Kehati. Investor bisa memanfaatkan momentum ini untuk menengok ulang portofolio masi

INDEKS BERITA