Sejumlah Saham Gocap Bangkit dari Tidur Panjang Berkat Aksi Korporasi

Senin, 03 Januari 2022 | 04:20 WIB
Sejumlah Saham Gocap Bangkit dari Tidur Panjang Berkat Aksi Korporasi
[]
Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menggeliatnya saham-saham lapis kedua dan ketiga sepanjang tahun lalu juga berdampak ke sejumlah saham gocap. Berdasarkan catatan KONTAN, setidaknya ada 15 saham yang beranjak dari level harga terendah di Rp 50 pada tahun lalu. 

Salah satunya yakni PT Karya Bersama Anugerah Tbk (KBAG). Di akhir 2020, saham ini masih bertengger di Rp 50. Pada akhir 2021, harga saham ini sudah mencapai Rp 374. Ada juga saham PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) yang naik ke harga Rp 195 per saham. 

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menilai, harga sejumlah saham gocap tersebut bangkit karena sentimen aksi korporasi. Ini membangkitkan selera investor, sehingga harga saham bangkit.

Baca Juga: Sejumlah saham bangkit dari level gocap, investor perlu perhatikan fundamental

KBAG misalnya, membagikan dividen interim Rp 2,5 miliar pada September 2021.  Sementara DGIK mendapat pengendali baru, PT Global Dinamika Kencana. 

Guru besar Universitas Indonesia Budi Frensidy menambahkan, kinerja beberapa saham tersebut juga naik. Seperti PT Agro Yasa Lestari Tbk (AYLS), PT Central Proteinna Prima Tbk (CPRO), PT Gozco Plantation Tbk (GZCO), PT Limas Indonesia Makmur Tbk (LMAS) dan PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD). 

Tapi ada juga saham yang kenaikannya tidak didukung sentimen fundamental, seperti PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk (BIMA), PT Kota Satu Properti Tbk (SATU) dan PT Bekasi Asri Pemula Tbk (BAPA). Kinerja emiten tersebut masih negatif. Menurut Budi, saham yang kenaikan harganya tak didasari fundamental berpotensi kembali ke level gocap. 

Hendriko berpendapat, saham BIMA, SATU, dan DGIK masih uptrend. Hanya saja, investor harus waspada. Jika harga mendekati Rp 50 lagi, bisa kembali jadi saham tidur. 

Baca Juga: Setelah Lama Tiarap, Saham CPRO Mulai Menggeliat, Ini yang Menjadi Pemicunya

Bagikan

Berita Terbaru

Berusaha Tetap Bertahan Kini Karyawan Indofarma (INAF) Hanya Tersisa 21 Orang Saja
| Selasa, 04 November 2025 | 19:18 WIB

Berusaha Tetap Bertahan Kini Karyawan Indofarma (INAF) Hanya Tersisa 21 Orang Saja

Setelah anak usahanya, PT Indofarma Global Medika pailit, Indofarma (INAF) mencoba tetap bertahan dengan melaksanakan pengurangan karyawan.

Era Keemasan Ekspor Batubara Indonesia ke Tiongkok Kian Menjauh
| Selasa, 04 November 2025 | 19:09 WIB

Era Keemasan Ekspor Batubara Indonesia ke Tiongkok Kian Menjauh

Industri batubara Indonesia kini perlu bersiap-siap dengan risiko bisnis besar sejalan dengan turunnya ekspor ke Tiongkok.

Bitcoin Volatil Ekstrem, Berikut Alternatif Koin Crypto Lain
| Selasa, 04 November 2025 | 16:38 WIB

Bitcoin Volatil Ekstrem, Berikut Alternatif Koin Crypto Lain

Ethereum (ETH) berada dalam watchlist karena dijadwalkan meluncurkan upgrade besar bernama Fusaka ke mainnet pada 3 Desember 2025.

Prabowo Akan Siapkan Rp 1,2 Triliun Per Tahun Buat Bayar Utang Whoosh
| Selasa, 04 November 2025 | 14:57 WIB

Prabowo Akan Siapkan Rp 1,2 Triliun Per Tahun Buat Bayar Utang Whoosh

Prabowo tekankan tidak ada masalah pembayaran utang Whoosh, namun belum jelas sumber dana dari APBN atau dari BPI Danantara.

Faktor Biaya dan Kurs Rupiah Membebani Mayora, Begini Proyeksi Arah Saham MYOR
| Selasa, 04 November 2025 | 09:09 WIB

Faktor Biaya dan Kurs Rupiah Membebani Mayora, Begini Proyeksi Arah Saham MYOR

Hingga akhir 2025 MYOR menargetkan laba bersih sebesar Rp 3,1 triliun atau cuma naik sekitar 0,8% dibandingkan tahun lalu.​

Bursa Efek Indonesia (BEI) Meluncurkan Tiga Indeks Baru
| Selasa, 04 November 2025 | 08:49 WIB

Bursa Efek Indonesia (BEI) Meluncurkan Tiga Indeks Baru

Investor diharapkan bisa berinvestasi pada saham profit tinggi, valuasi harga dan volatilitas rendah.

Investasi Saham dan Efek Buntung, Saratoga Investama Sedaya (SRTG) Cetak Kerugian
| Selasa, 04 November 2025 | 08:45 WIB

Investasi Saham dan Efek Buntung, Saratoga Investama Sedaya (SRTG) Cetak Kerugian

Saratoga juga mencatat kerugian bersih atas instrumen keuangan derivatif lainnya Rp 236 juta per 30 September 2025.

Invesco dan Allianz Konsisten Borong Saham UNTR Hingga Oktober, Blackrock Beda Arah
| Selasa, 04 November 2025 | 08:16 WIB

Invesco dan Allianz Konsisten Borong Saham UNTR Hingga Oktober, Blackrock Beda Arah

Sepanjang Oktober 2025 investor asing institusi lebih banyak melakukan pembelian saham UNTR ketimbang mengambil posisi jual.

Penjualan Nikel Melejit, Laba PAM Mineral (NICL) Tumbuh Tiga Digit
| Selasa, 04 November 2025 | 08:02 WIB

Penjualan Nikel Melejit, Laba PAM Mineral (NICL) Tumbuh Tiga Digit

PT PAM Mineral Tbk (NICL) meraih pertumbuhan penjualan dan laba bersih per kuartal III-2025 di tengah tren melandainya harga nikel global.

Laba Emiten Farmasi Masih Sehat Sampai Kuartal III-2025
| Selasa, 04 November 2025 | 07:52 WIB

Laba Emiten Farmasi Masih Sehat Sampai Kuartal III-2025

Mayoritas emiten farmasi mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba di periode Januari hingga September 2025.

INDEKS BERITA

Terpopuler