Sektor Properti Tertekan, Jumlah Surat Berharga China Bermasalah Meningkat

Rabu, 12 Januari 2022 | 16:23 WIB
Sektor Properti Tertekan, Jumlah Surat Berharga China Bermasalah Meningkat
[ILUSTRASI. Pejalan kaki melintas di depan logo Shanghai Stock Exchange di distrik Pudong, Shanghai, China, 3 Februari 2020. REUTERS/Aly Song/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Jumlah perusahaan China yang "secara konsisten terlambat" melunasi surat berharga komersial selama Desember melonjak 26% dibandingkan bulan sebelumnya. Krisis likuiditas yang melanda industri properti China mengurangi kemampuan mereka untuk membayar utang.

Sebanyak 484 perusahaan terlambat melakukan pelunasan pada setidaknya tiga pembayaran surat berharga komersial sejak 1 Agustus hingga 31 Desember tahun lalu, menurut Shanghai Commercial Paper Exchange.

Jumlah total selama Desember lebih banyak 100 perusahaan dibandingkan angka keseluruhan di bulan November. Termasuk 95 perusahaan di sektor real estat.

Baca Juga: Harga Mulai Merosot, Kontrak Berjangka Gula Membutuhkan Support Baru

Empat dari nama tersebut adalah perusahaan proyek dari pengembang Shimao Group Holdings, yang sedang membahas pengaturan pembayaran dengan kreditur setelah mengumumkan default pada pinjaman perwalian minggu lalu.

Pasar surat berharga komersial China berada di bawah pengawasan baru pada tahun 2021 dengan regulator menuntut emiten melakukan pengungkapan yang lebih besar, sebagai bagian dari upaya untuk mengendalikan utang yang membengkak di sektor properti.

Surat berharga, yang tidak termasuk dalam kelompok utang dengan beban bunga, lazim dimanfaatkan sektor properti sebagai instrumen untuk melunasi utang ke pemasok pada tanggal tertentu di masa mendatang, biasanya dalam periode setahun.

Saat industri properti di China kesulitan mencari pendanaan, surat berharga menjadi semakin populer sebagai sumber financing. 

Bagikan

Berita Terbaru

Jurus Kalbe Farma (KLBF) Kejar Cuan, Genjot Radiofarmaka hingga Pabrik Alkes
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:25 WIB

Jurus Kalbe Farma (KLBF) Kejar Cuan, Genjot Radiofarmaka hingga Pabrik Alkes

KLBF jaga dividen 50‑60% sambil menyiapkan produksi X‑Ray, dialyzer, dan kolaborasi CT Scan dengan GE.

Analisis Saham PPRE, Potensi Tekanan Jangka Pendek dan Prospek Fundamental
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB

Analisis Saham PPRE, Potensi Tekanan Jangka Pendek dan Prospek Fundamental

Tekanan yang dialami saham PT PP Presisi Tbk (PPRE) berpotensi berlanjut namun dinilai belum membalikkan tren.

Perlu Segmentasi Pasar Kedelai Lokal dan Impor
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB

Perlu Segmentasi Pasar Kedelai Lokal dan Impor

Segmentasi penggunaan kedelai lokal dan impor menjadi strategi kunci untuk menjaga keberlanjutan industri sekaligus menekan risiko inflasi pangan.

Incar Dana Rp 198 Miliar, Cahayasakti Investindo (CSIS) Gelar Rights Issue
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:46 WIB

Incar Dana Rp 198 Miliar, Cahayasakti Investindo (CSIS) Gelar Rights Issue

PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) akan menerbitkan saham baru maksimal 522.800.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Harga Bahan Baku Melemah, Prospek Emiten Kertas Cerah
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:40 WIB

Harga Bahan Baku Melemah, Prospek Emiten Kertas Cerah

Pemulihan permintaan ekspor serta stabilnya pasar domestik menjadi penopang utama outlook kinerja emiten kertas pada 2026.

Prospek Emiten CPO Masih Belum Loyo
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:34 WIB

Prospek Emiten CPO Masih Belum Loyo

Di tengah tren penurunan harga CPO global, sejumlah emiten sawit tetap memasang target pertumbuhan kinerja pada 2026.

Anggaran MBG Sudah Terserap 81%
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB

Anggaran MBG Sudah Terserap 81%

Hingga saat ini sudah ada 741.985 tenaga kerja yang terlibat dalam melayani program makan bergizi gratis.

Bukit Uluwatu Villa (BUVA) Akuisisi Aset SMRA di Bali Senilai Rp 536,38 Miliar
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB

Bukit Uluwatu Villa (BUVA) Akuisisi Aset SMRA di Bali Senilai Rp 536,38 Miliar

Emiten yang berafiliasi dengan pengusaha Happy Hapsoro ini mengambil alih PT Bukit Permai Properti, anak usaha PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/12), Antara BI Rate dan Loyonya Kurs Rupiah
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:29 WIB

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/12), Antara BI Rate dan Loyonya Kurs Rupiah

Tekanan kehati-hatian datang dari pergerakan rupiah yang melemah ke Rp16.685 per dolar AS di pasar spot pada saat indeks dolar AS melemah. 

Minat Investor Tinggi, Penawaran Saham IPO Superbank (SUPA) Oversubscribed
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:25 WIB

Minat Investor Tinggi, Penawaran Saham IPO Superbank (SUPA) Oversubscribed

Penawaran umum perdana saham (IPO) PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) kelebihan permintaan atau oversubscribed 318,69 kali.

INDEKS BERITA