Harga Mulai Merosot, Kontrak Berjangka Gula Membutuhkan Support Baru

Rabu, 12 Januari 2022 | 16:19 WIB
Harga Mulai Merosot, Kontrak Berjangka Gula Membutuhkan Support Baru
[ILUSTRASI. Pembuat manisan menuangkan gula di toko kembang gula Florian di Le pont Du loup, Prancis, 24 Januari 2019. REUTERS/Eric Gaillard]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - NEW YORK.  Impor gula China akan tetap rendah dan jauh di bawah angka di tahun lalu, kendati kontrak berjangka untuk gula mentah melemah baru-baru ini, demikian penilaian konsultan gula CovrigAnalytics, Selasa. 

"Penurunan harga gula di pasar domestik China tidak mengejutkan karena produksi domestik meningkat dan secara musiman akan mencapai puncaknya pada akhir Januari," kata CovrigAnalytics. 

"Selain itu, China telah mengimpor volume gula yang signifikan pada 2020-21 (hampir 6,7 juta ton - 83,5% mentah) dan jauh lebih tinggi dari defisit struktural tahunan yang ada sekitar 4,8-5 juta ton," demikian kutipan dari laporan CovrigAnalytics.

Baca Juga: Bank Sentral Jepang Tetap Optimistis Ekonomi Pulih, Pebisnis Mulai Skeptis

Kontrak berjangka untuk gula mentah di bursa ICE turun pada Senin (10/1) menjadi 17,6 sen per pon. Nilai terendah selama lebih dari lima bulan terakhir itu terbentuk di saat Brazil mengalami musim hujan dan panen yang tinggi di India dan Thailand. Sebagian dari penurunan harga pulih pada perdagangan Selasa (11/1).

CovrigAnalytics mengatakan bahwa selama musim produksi gula Oktober 2020 hingga September 2021, China mengimpor 2,2 juta ton lebih banyak dari yang dibutuhkan dan negara itu tidak terburu-buru untuk membeli.

China adalah salah satu dari tiga negara importir gula dunia terbesar. Dua lainnya adalah Indonesia dan Amerika Serikat.

Para konsultan mengatakan harga gula membutuhkan support untuk menghindari kerugian lebih lanjut. Dukungan bisa datang dari pembelian baru dari penyulingan di negara lain karena harga terlihat mulai menarik. Atau, dari dari pembelian baru oleh pemain di bursa berjangka yang telah melikuidasi sebagian dari posisi beli mereka baru-baru ini. 

Bagikan

Berita Terbaru

Tren Kenaikan Harga Bitcoin (BTC) Diproyeksi Masih Berlanjut
| Selasa, 13 Mei 2025 | 07:03 WIB

Tren Kenaikan Harga Bitcoin (BTC) Diproyeksi Masih Berlanjut

Belum ada sentimen negatif, harga bitcoin diprediksi masih akan bertahan di kisaran US$ 102.000 hingga US$ 108.000 per btc.

Catur dan Support System
| Selasa, 13 Mei 2025 | 07:00 WIB

Catur dan Support System

Pendanaan masih menjadi persoalan klasik di program pembinaan olahraga seperti catur yang merupakan olahraga sejuta umat.

Tarif, Konsumsi dan Sustainability
| Selasa, 13 Mei 2025 | 07:00 WIB

Tarif, Konsumsi dan Sustainability

Esensi dari keberlanjutan atau sustainability sebenarnya sederhana yakni mengurangi yang tidak perlu.

Masih Akumulasi Sejak Awal 2025, Lo Kheng Hong Kembali Beli 2,43 Juta Saham GJTL
| Selasa, 13 Mei 2025 | 06:43 WIB

Masih Akumulasi Sejak Awal 2025, Lo Kheng Hong Kembali Beli 2,43 Juta Saham GJTL

Harga saham PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) yang dikoleksi Lo Kheng Hong dalam beberapa bulan terakhir mengalami koreksi.

Ketegangan Global Mereda, Bursa Saham Asia Terlihat Lega
| Selasa, 13 Mei 2025 | 06:32 WIB

Ketegangan Global Mereda, Bursa Saham Asia Terlihat Lega

Sentimen positif bursa saham Asia datang dari harapan negosiasi perdagangan antara AS dan negara-negara lain seperti China akan berjalan positif.

Dolar Amerika Kian Perkasa, Mata Uang Asia Merana, Kecuali China
| Selasa, 13 Mei 2025 | 06:18 WIB

Dolar Amerika Kian Perkasa, Mata Uang Asia Merana, Kecuali China

Kondisi ini seharusnya bisa mendorong aliran modal kembali ke negara berkembang, termasuk Indonesia.

Perpres MBG demi Kelancaran Program
| Selasa, 13 Mei 2025 | 06:05 WIB

Perpres MBG demi Kelancaran Program

Perpres MBG ini bakal berisi aturan yang membuat MBG berjalan dengan efektif, efisien dan bisa terus berlanjut.

Portofolio ASABRI di Sebelas Saham Bertambah, Totalnya Bernilai Rp 1,14 Triliun
| Selasa, 13 Mei 2025 | 05:54 WIB

Portofolio ASABRI di Sebelas Saham Bertambah, Totalnya Bernilai Rp 1,14 Triliun

Secara total, nilai kepemilikan PT ASABRI (Persero) pada sebelas saham tersebut hingga 7 Mei 2025 mencapai Rp 1,14 triliun.

Pemerintah Libatkan PPATK di  RUU Perampasan Aset
| Selasa, 13 Mei 2025 | 05:35 WIB

Pemerintah Libatkan PPATK di RUU Perampasan Aset

Presiden Prabowo masih enggan untuk menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang atau Perppu tentang Perampasan Aset.

Menjaring Rezeki dari Saham Dividen Yield Tinggi
| Selasa, 13 Mei 2025 | 05:25 WIB

Menjaring Rezeki dari Saham Dividen Yield Tinggi

Saham indeks High Dividend20bisa jadi bahan pertimbangan investor yang mencari saham dengan yield dividen menarik. 

INDEKS BERITA

Terpopuler