Selama Mei 2022, Dana Kelolaan Industri Reksadana Menyusut Rp 8 Triliun

Jumat, 10 Juni 2022 | 04:35 WIB
Selama Mei 2022, Dana Kelolaan Industri Reksadana Menyusut Rp 8 Triliun
[]
Reporter: Aris Nurjani | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan atau asset under management (AUM) industri reksadana mengalami penurunan di Mei 2022. Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), AUM reksadana pada bulan Mei mencapai Rp 558,20 triliun. Angka tersebut turun 1,47% atau Rp 8,23 triliun dari April. 

AUM reksadana pasar uang mengalami penurunan Rp 6,43 triliun menjadi Rp 102,79 triliun. Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan penurunan reksadana pasar uang karena terjadi redemption. 

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi menyebut, unit penyertaan secara industri turun dari Rp 410,59 miliar unit di April 2022 jadi Rp 405,91 miliar di Mei 2022.

Baca Juga: Dana Kelolaan Reksadana Turun Dipicu Kondisi Ekonomi yang Tak Pasti

Wawan menyampaikan, imbas lebaran, aktivitas masyarakat mulai pulih dan dana yang selama ini idle kembali digunakan untuk konsumsi dan aktivitas lain. "Sementara meski IHSG terkoreksi, justru AUM reksadana saham dan reksadana indeks malah naik, unit penyertaan juga bertambah," kata dia.

Koreksi harga saham justru membuat investor memandang jika valuasi sudah murah dan memburu reksadana saham. Wawan memperkirakan, IHSG di Juni masih akan menguat lagi.

Meski dana kelolaan turun, Reza menilai reksadana pasar uang masih diminati investor. Dana kelolaan HPAM Ultima Money Market misalnya, justru naik dari Rp 7,36 triliun di April menjadi Rp 7,56 triliun di Mei 2022. Reza menyebut, ini karena aksi sell in may and go away membuat investor memilih memperbesar cash sambil menunggu keputusan bunga The Fed. 

Di sisi lain, HPAM mencatat investor tampak melakukan aksi ambil untung di reksadana lain, terutama di saham, setelah IHSG mencapai level all time high. 

Baca Juga: Dana Kelolaan Industri Reksadana Turun Rp 8,23 Triliun di Mei 2022

Menurut Wawan, koreksi IHSG di Mei lalu akan membuat investor kembali akumulasi beli di Juni ini. "Pemulihan ekonomi akan berimbas positif pada pendapatan emiten, dan AUM reksadana saham bisa naik lagi," ujar Wawan. Wawan memprediksi AUM industri reksadana di 2022 bisa mencapai Rp 570 triliun. 

Namun, risiko penurunan AUM tetap ada. Wawan mengatakan, kenaikan inflasi dan suku bunga dapat memberi sentimen negatif, terutama di reksadana berbasis obligasi. 

Toh, Wawan tetap menilai prospek reksadana pendapatan tetap cukup menarik, karena akan menawarkan yield yang tinggi. "Untuk long term di atas tiga tahun justru reksadana pendapatan tetap menarik karena yield-nya sedang tinggi, SUN rata-rata bisa memberi return 6% dan korporasi 8%-9%," ujar Wawan.

Untuk reksadana saham, Wawan menyebut, IHSG bisa terus menguat ke 7.500, sehingga saat ada koreksi bisa dimanfaatkan membeli. 

Baca Juga: Dana Kelolaan Reksadana Pasar Uang Turun Paling Dalam pada Mei 2022

Bagikan

Berita Terbaru

Bisnisnya Masih Menguntungkan, Ekspansi Gerai Alfamart dan Indomaret Terus Berlanjut
| Kamis, 10 April 2025 | 16:50 WIB

Bisnisnya Masih Menguntungkan, Ekspansi Gerai Alfamart dan Indomaret Terus Berlanjut

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) menargetkan pembukaan 800 hingga 1.000 gerai baru pada tahun 2025.

Profit 29,86% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Meroket ke Langit (10 April 2025)
| Kamis, 10 April 2025 | 09:56 WIB

Profit 29,86% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Meroket ke Langit (10 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (10 April 2025) ukuran 1 gram Rp 1.846.000. Pembeli setahun lalu bisa untung 29,86% jika menjual hari ini.

Penyaluran Bansos Kuartal I-2025 Capai Rp 18,64 T
| Kamis, 10 April 2025 | 09:00 WIB

Penyaluran Bansos Kuartal I-2025 Capai Rp 18,64 T

Realisasi penyaluran bantuan sosial hingga kuartal I-2025 mencapai 24,95% dari pagu anggaran Rp 74,76 triliun.​

Pebisnis Menyoroti Pelonggaran TKDN
| Kamis, 10 April 2025 | 08:54 WIB

Pebisnis Menyoroti Pelonggaran TKDN

"Perusahaan lokal mungkin akan kurang termotivasi untuk berinvestasi dalam inovasi dan pengembangan produk mereka," kata Soegiharto.

Perusahaan Konstruksi Memitigasi Risiko Kurs
| Kamis, 10 April 2025 | 08:48 WIB

Perusahaan Konstruksi Memitigasi Risiko Kurs

Perusahaan konstruksi pun mulai melakukan mitigasi terhadap dampak gejolak ekonomi dan pelemahan nilai tukar rupiah.

Inalum Tidak Terpengaruh Efek Tarif Trump
| Kamis, 10 April 2025 | 08:38 WIB

Inalum Tidak Terpengaruh Efek Tarif Trump

Kinerja Inalum tak terlalu dipengaruhi tarif-tarif tersebut karena volume produksi aluminium masih diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan lokal

Indonesia dan AS Bahas Proyek Mineral Kritis
| Kamis, 10 April 2025 | 08:35 WIB

Indonesia dan AS Bahas Proyek Mineral Kritis

Indonesia masih membutuhkan investasi dalam pengembangan mineral kritis. Hanya saja, kerja sama ini tidak terpaku hanya untuk Amerika.

Inpex Mulai Garap Proyek Abadi Masela
| Kamis, 10 April 2025 | 08:28 WIB

Inpex Mulai Garap Proyek Abadi Masela

Inpex Masela memegang 65% hak partisipasi, dan PHE Masela serta Petronas Masela masing-masing 20% dan 15%.

 Tarif Baru Royalti Minerba akan Berlaku Bulan Ini
| Kamis, 10 April 2025 | 08:25 WIB

Tarif Baru Royalti Minerba akan Berlaku Bulan Ini

Kenaikan tarif royalti minerba mengacu pada skema berjenjang sesuai pergerakan harga komoditas di pasar global

Prabowo Merilis Instruksi untuk Pengadaan Beras
| Kamis, 10 April 2025 | 07:05 WIB

Prabowo Merilis Instruksi untuk Pengadaan Beras

Instruksi Presiden tersebut merupakan salah satu upaya untuk bisa mencapai swasembada pangan pada tahun 2028 nanti.

INDEKS BERITA

Terpopuler