Sempat Diimingi Gas Murah, Kini Status HGBT KCC Glass Korsel Dicabut Bahlil Lahadalia

Senin, 14 Oktober 2024 | 07:17 WIB
Sempat Diimingi Gas Murah, Kini Status HGBT KCC Glass Korsel Dicabut Bahlil Lahadalia
[ILUSTRASI. Menteri Investasi Bahlil Lahadalia didampingi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo?usai groundbreaking pabrik KCC Glass di Grand Batang City, Jawa Tengah, Kamis (20/5/2021).]
Reporter: Diki Mardiansyah, Dimas Andi, Yuwono Triatmodjo | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kementerian ESDM mencabut pemberian harga gas bumi tertentu (HGBT) senilai US$ 6 per mmbtu ke PT KCC Glass Indonesia untuk kontrak 10 tahun. Asal tahu saja, KCC Glass Indonesia adalah pabrik kaca asal Korea Selatan yang Oktober ini mulai operasi di Kawasan Industri terpadu Batang, Jawa Tengah. 

Sebelumnya, Juli 2024 itu Menteri ESDM Arifin Tasrif sudah memberikan KCC Glass Indonesia harga gas US$ 6 per mmbtu untuk 10 tahun. Adapun kebutuhan gas KCC Glass dalah 25 mmbtu.
 
Namun, dalam surat Menteri ESDM Bahlil Lahaladia yang diperoleh  KONTAN menuliskan, bahwa penetapan harga gas bumi sebesar US$ 6 per mmbtu untuk PT KCC Glass Indonesia sampai 10 tahun kedepan akan ditetapkan kembali sebelum berakhirnya periode Penetapan HGBT tahun 2024.
 
Bahlil dalam surat itu menyebut, bahwa pencabutan HGBT kepada KCC Glass Indonesia sudah sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM Nomor 255.K/MG.01/MEM.M/2024 merupakan perubahan dari Keputusan Menteri ESDM Nomor 91.K/MG.01/MEM.M/2023 yang mengatur tentang pengguna gas bumi tertentu dan harga gas bumi tertentu di sektor industri. Perubahan ini terjadi berdasarkan rekomendasi dari Menteri Perindustrian terkait pengguna gas bumi tertentu.
 
Pencabutan status
 
Gandi Sulistyo, Dubes Indonesia untuk Korea Selatan dan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres), Jumat (11/10) mengatakan, KCC Glass sudah berinvestasi Rp 4 triliun dan sudah dijanjikan mendapat HGBT US$ 6 per mmbtu selama 10 tahun. "Tapi kemarin keputusannya (HGBT) baru keluar malah dikasih 2 bulan atau sampai akhir 2024. Sedang tahun berikutnya akan di-review," kata Gandi.
 
Ia mengatakan, KCC Glass semula berniat membangun pabrik di Malaysia. Tetapi karena dijanjikan akan mendapat HGBT US$ 6 per mmbtu selama 10 tahun, perusahaan itu memilih Indonesia. "Yang tanda tangan Pak Bahlil, sekarang malah KCC Glass tidak mendapat kepastian, kacau sekali. Kalau seperti ini kan orang (investor) luar kapok," ungkap dia.
 
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi menjelaskan, aturan baru itu mengatur dua hal utama. 
 
Pertama, pencabutan status sembilan perusahaan yang sebelumnya terdaftar sebagai pengguna gas bumi tertentu. Ini berarti industri-industri tersebut tidak lagi memenuhi kriteria atau mendapatkan manfaat dari kebijakan HGBT.
 
Kedua, penambahan empat perusahaan baru sebagai pengguna gas bumi tertentu, yang berarti mulai sekarang, industri tersebut berhak menerima gas bumi dengan harga yang telah diatur khusus untuk sektor industri. 
 
Sayangnya, Kementerian ESDM belum menjawab KONTAN terkait nama-nama sembilan perusahaan yang tidak lagi mendapat HGBT dan nama empat perusahaan yang mendapat HGBT.
 
Ketua Umum Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) Yustinus Gunawan mengatakan, HGBT merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk mendatangkan lebih banyak investasi sektor manufaktur ke Indonesia. "Investor wait and see dan sekarang was-was karena belum terdengar lagi progres PP tersebut setelah tiga bulan berlalu," ujar Yustinus.    

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terbaru

Cicip Cuan dari Hampers Ramah Lingkungan
| Minggu, 22 Desember 2024 | 10:13 WIB

Cicip Cuan dari Hampers Ramah Lingkungan

Menjelang momen liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru), bisnis hampers ramah lingkungan panen pelanggan. 

Bantu Bikin Laporan Keuangan Cepat dan Akurat
| Minggu, 22 Desember 2024 | 10:11 WIB

Bantu Bikin Laporan Keuangan Cepat dan Akurat

Proses membuat laporan keuangan perusahaan bisa jadi lebih cepat dan akurat dengan bantuan artificial intelligence. 

Libur Telah Tiba, Asuransi Perjalanan Panen Premi
| Minggu, 22 Desember 2024 | 10:09 WIB

Libur Telah Tiba, Asuransi Perjalanan Panen Premi

Di pengujung 2024, perusahaan asuransi menangkap peluang permintaan premi asuransi perjalanan yang mendaki dari orang-orang yang plesiran.

Memupuk Cuan dari Suvenir Tanaman
| Minggu, 22 Desember 2024 | 10:04 WIB

Memupuk Cuan dari Suvenir Tanaman

Lewat inovasi, usaha suvenir tanaman menjadi peluang menjanjikan. Tak heran dari bisnis ini, para pelaku usaha bisa mendulang untung. 

Gesekan Kartu Kredit Makin Legit
| Minggu, 22 Desember 2024 | 10:02 WIB

Gesekan Kartu Kredit Makin Legit

Libur Natal dan tahun baru jadi momentum untuk meningkatkan volume dan nilai transaksi kartu kredit.

Menggarap Peluang Anti Parkir Ribet
| Minggu, 22 Desember 2024 | 10:01 WIB

Menggarap Peluang Anti Parkir Ribet

Kebiasaan mencari parkir secara manual masih jadi kebiasaan. Solusi parkir digital harus lebih dikenalkan untuk mengatasinya. 

Banyak Jalan Menurunkan Emisi Karbon Semen
| Minggu, 22 Desember 2024 | 04:58 WIB

Banyak Jalan Menurunkan Emisi Karbon Semen

Beberapa tahun terakhir, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk menurunkan intensitas emisi karbon memproduksi semen. 

Mengukur Bisnis Taksi Asal Vietnam Menginjak Gas Saat Pasar Lesu
| Minggu, 22 Desember 2024 | 04:58 WIB

Mengukur Bisnis Taksi Asal Vietnam Menginjak Gas Saat Pasar Lesu

Perusahaan taksi Xanh SM mengaspal di Jakarta. Dengan armada listrik, Xanh SM masuk pasar saat bisnis taksi sedang lesu.

Mereka yang Berhasil Memupuk Cuan dari Suvenir Tanaman
| Minggu, 22 Desember 2024 | 04:58 WIB

Mereka yang Berhasil Memupuk Cuan dari Suvenir Tanaman

Lewat inovasi, usaha suvenir tanaman menjadi peluang menjanjikan. Tak heran dari bisnis ini, para pelaku usaha bisa meng

 
 Bikin Ruang Promosi Kunci Bisnis Suvenir Tanaman
| Minggu, 22 Desember 2024 | 04:57 WIB

Bikin Ruang Promosi Kunci Bisnis Suvenir Tanaman

Agar usaha tetap bertahan, berbagai cara harus dilakukan pelaku usaha. Salah satunya menggaet reseller. 

INDEKS BERITA

Terpopuler