KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak anjlok pada perdagangan Kamis (15/08) didorong oleh memburuknya sentimen global.
Minyak mentah Brent turun 37 sen, atau 0,6%, menjadi US$ 59,11 per barel pada 03.00 GMT (10.00 WIB), setelah jatuh 3% di sesi terakhir.
Sementara minyak mentah AS turun 25 sen, atau 0,5%, ke US$ 54,98 per barel, setelah turun 3,3% pada sesi sebelumnya.
Tiga sentimen global yang memburuk ditenggarai telah mendorong anjloknya harga minyak.
Yakni, kenaikan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS), mencuatnya kekhawatiran terjadinya resesi dan dana ekonomi terbaru dari China dan Eropa yang mengecewakan.
"Harga minyak didukung oleh pembatasan produksi yang dipimpin OPEC. Namun menghadapi hambatan besar ketika para pedagang berada di tengah kekhawatiran tentang sisi permintaan dan kebijakan pembatasan pasokan," kata Benjamin Lu, analis di Phillip Futures di Singapura, dikutip dari Reuters (15/08).
Baca Juga: Data ekonomi China yang mengecewakan bikin harga minyak dunia jatuh lebih 1%
The Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) telah memangkas produksi sejak awal 2017.
Kini, Arab Saudi diharapkan mengurangi produksi lebih lanjut di tengah perlambatan permintaan minyak global.
Risiko resesi meningkat
Di sisi lain, kurva imbal hasil obligasi AS terbalik pada hari Rabu untuk pertama kalinya sejak 2007.
Kurva yield US treasury yang terbalik menjadi pertanda, sekaligus mendorong kekhawatiran investor bahwa ekonomi terbesar dunia itu akan jatuh ke dalam resesi.
Baca Juga: Yield US treasury Terkoreksi di bawah 2%, kekhawatiran terjadinya resesi menyeruak
Dari China, Pemerintah Negeri Tirai Bambu, itu melaporkan data bulan Juli yang mengecewakan.
Dalam hal ini pertumbuhan output industri yang anjlok ke level terendah sejak lebih dari 17 tahun.
Data terbaru China tersebut menunjukkan dampak nyata dari eskalasi perang perdagangan dengan AS yang semakin memanas.