Seperti Ini Penyebab dan Dampak dari Kekurangan Pasokan Chip di Masa Kini

Jumat, 02 April 2021 | 13:11 WIB
Seperti Ini Penyebab dan Dampak dari Kekurangan Pasokan Chip di Masa Kini
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: Kantor pusat Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC) di Hsinchu, Taiwan, 31 Agustus 2018. REUTERS/Tyrone Siu/File Photo GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - BENGALURU. Kekurangan semikonduktor microchip memicu berbagai persoalan yang membayangi konsumen dan pebisnis di berbagai negara. Keterlambatan pengiriman mobil yang sudah dipesan, hingga pasokan peralatan rumah tangga dan ponsel pintar yang terpangkas.

Kekurangan merupakan akibat dari kombinasi berbagai faktor. Pabrikan mobil, yang menutup fasilitas produksinya selama pandemi Covid-19 tahun lalu, harus bersaing dengan industri elektronik konsumen yang luas untuk mendapatkan pasokan chip.

Aksi konsumen memborong laptop, konsol game, dan produk elektronik lain selama pandemi, menggerus stok microchip. Pasokan semikonduktor kian tertekan karena penjualan mobil di musim semi lebih tinggi daripada perkiraan industri otomotif.

Baca Juga: TSMC siapkan dana US$ 100 miliar untuk genjot produksi cip

Sanksi Pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap perusahaan teknologi China semakin memperburuk krisis. Kekurangan pasaokan yang awalnya hanya terjadi di industri otomotif, kini menyebar ke berbagai elektronik konsumen lain, seperti smartphone, lemari es, dan microwave.

Produsen yang membutuhkan chip dalam memproduksi barangnya pun melakukan aksi beli panik, demi mengamankan pasokan. Pasokan semikonduktor semakin tipis. Kekurangan pasokan mengakibatkan biaya produksi seluruh komponen meningkat. Bahkan, komponen berbiaya termurah sekalipun. Akibatnya, harga produk akhir semikonduktor terkerek naik.

Kebutuhan otomotif

Mobil masa kini semakin bergantung pada kehadiran microchip. Bagian mobil yang membutuhkan chip, mulai sistim manajemen mesin untuk menghemat bahan bakar hingga fitur bantuan pengemudi seperti pengereman darurat.

Baca Juga: Taiwan tuding China curi kekayaan intelektual negara lain untuk tingkatkan kekuatan

Krisis chip memaksa banyak pabrikan untuk membatasi produksi kendaraan yang kurang menguntungkan. General Motors Co. dan Ford Motor Co. termasuk pembuat mobil besar yang berencana menurunkan produksi. Rencana serupa sebelumnya diumumkan oleh Volkswagen AG, Subaru Corp, Toyota Motor Corp dan Nissan Motor Co.

Kekurangan chip semikonduktor secara langsung ke proses produksi hampir 1,3 juta unit kendaraan bermotor ringan global pada kuartal pertama, demikian pernyataan perusahaan data IHS Markit.

IHS mengatakan kebakaran yang melanda pabrik pembuat chip Jepang milik Renesas Electronics Corp memperburuk situasi. Maklumlah, fasilitas itu menyumbang 30% dari pasar global untuk unit mikrokontroler yang digunakan dalam mobil.

Cuaca musim dingin yang parah di Texas juga memaksa Samsung Electronics Co Ltd, NXP Semiconductors dan Infineon untuk menutup pabrik untuk sementara waktu. Infineon dan NXP adalah pemasok utama chip otomotif, dan analis memperkirakan gangguan tersebut akan menambah kekurangan di sektor yang sakit.

Kapasitas terbatas di Asia

Akar dari tekanan pasokan chip adalah minimnya investasi di pabrik manufaktur chip 8 inci. Saat ini, sebagian besar faslitas produksi chip semacam itu dimiliki perusahaan-perusahaan Asia. Mereka sebelumnya sudah harus berupaya ekstra untuk meningkatkan produksi karena permintaan untuk ponsel dan laptop 5G meningkat lebih cepat dari yang diharapkan.

Qualcomm Inc, yang fitur chipnya digunakan di ponsel Samsung, termasuk pembuat chip utama yang berjuang untuk memenuhi permintaan. Pemasok utama Apple Inc Foxconn juga memperingatkan tentang kekurangan chip yang memengaruhi rantai pasokan ke klien.

Mayoritas produksi chip terjadi di Asia saat ini, di mana produsen kontrak besar seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing Co Ltd (TSMC) dan Samsung menangani produksi untuk ratusan perusahaan chip yang berbeda. Perusahaan semikonduktor AS menyumbang 47% dari penjualan chip global, tetapi hanya 12% dari produksi global dilakukan di AS.

Baca Juga: Biden siapkan belanja infrastruktur AS hingga US$ 2 triliun

Apa yang perlu dilakukan?

Nilai investasi untuk membangun fasilitas produksi microchip berkisar puluhan miliar dollar AS. Sedangkan upaya perluasan kapasitas pabrik microchip membutuhkan waktu paling tidak satu tahun.

Presiden AS Joe Biden telah meminta izin dari legislatif di negerinya untuk mengalokasikan dana hingga US$ 37 miliar, demi peningkatan produksi chip di negara tersebut. Ada empat pabrik baru yang direncanakan akan dibangun di negara itu. Dua oleh Intel Corp., dan masing-masing satu oleh TSMC di Arizona, dan Samsung di Texas.

Sedang Pemerintah China menyiapkan berbagai skema subsidi yang rumit bagi industri chip di negerinya. Pemberian subsidi itu bertujuan untuk mengurangi ketergantungan China pada teknologi dari Barat.

Selanjutnya: Lima Tren Ini yang Menjadi Fokus Investor Wall Street di Kuartal Kedua

 

 

Bagikan

Berita Terbaru

Diskon Tarif Tol Jelang Libur Nataru Tidak Menjadi Beban Bagi JSMR dan CMNP
| Kamis, 11 Desember 2025 | 11:00 WIB

Diskon Tarif Tol Jelang Libur Nataru Tidak Menjadi Beban Bagi JSMR dan CMNP

Kebijakan pemberian diskon tarif tol di momen Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) diproyeksi menyumbang kenaikan volume atau trafik.

Industri Semen Tertekan, Menakar Prospek Saham Semen Baturaja (SMBR)
| Kamis, 11 Desember 2025 | 10:00 WIB

Industri Semen Tertekan, Menakar Prospek Saham Semen Baturaja (SMBR)

Kinerja industri semen yang lesu, dipengaruhi oleh lemahnya permintaan pasar domestik, terutama penyelesaian proyek Ibu Kota Nusantara (IKN).

Agar Nonkaryawan Patuh Urusan Pajak
| Kamis, 11 Desember 2025 | 08:34 WIB

Agar Nonkaryawan Patuh Urusan Pajak

Rasio kepatuhan wajib pajak orang pribadi nonkaryawan merosot ke 27,96%, terendah dalam lima tahun terakhir

Perusahaan Milik Hashim Djojohadikusumo Mengungkap Motif di Balik Pencaplokan COIN
| Kamis, 11 Desember 2025 | 08:10 WIB

Perusahaan Milik Hashim Djojohadikusumo Mengungkap Motif di Balik Pencaplokan COIN

Investasi ini bukan hanya nilai ekonomi, tapi membangun kedaulatan digital Indonesia yang menghasilkan inovasi dan nilai tambah ekonomi nasional.

Bahaya Batalnya Tarif Resiprokal AS terhadap RI
| Kamis, 11 Desember 2025 | 08:09 WIB

Bahaya Batalnya Tarif Resiprokal AS terhadap RI

AS tuding Indonesia mengingkari komitmen yang telah disepakati dalam perjanjian tarif Juli          

Sah, The Fed Pangkas Suku Bunga 25 bps, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Kamis, 11 Desember 2025 | 07:29 WIB

Sah, The Fed Pangkas Suku Bunga 25 bps, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Analis memperkirakan, pasar mulai priced in terhadap pemangkasan suku bunga The Fed. Dari domestik, pasar berharap pada momentum akhir tahun.

AGII Menanti Kenaikan Permintaan Gas Industri di 2026
| Kamis, 11 Desember 2025 | 07:07 WIB

AGII Menanti Kenaikan Permintaan Gas Industri di 2026

AGII memproyeksikan bakal menyediakan capital expenditure (capex) atau belanja modal sekitar Rp 350 miliar pada 2026. 

Dana Kelolaan Reksadana Bisa Tembus Rp 800 Triliun di 2026
| Kamis, 11 Desember 2025 | 06:45 WIB

Dana Kelolaan Reksadana Bisa Tembus Rp 800 Triliun di 2026

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total dana kelolaan reksadana mencapai Rp 656,96 triliun per November 2025. 

Trafik Naik, Kinerja Jasa Marga (JSMR) Berpeluang Membaik
| Kamis, 11 Desember 2025 | 06:40 WIB

Trafik Naik, Kinerja Jasa Marga (JSMR) Berpeluang Membaik

Trafik jalan tol PT Jasa Marga Tbk (JSMR) menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) bakal lebih ramai, sehingga bisa memoles kinerja JSMR

Cermat Memilih Saham Selera Pasar
| Kamis, 11 Desember 2025 | 06:37 WIB

Cermat Memilih Saham Selera Pasar

Saham BUMI, DEWA, GOTO, hingga BKSL menjadi saham dengan volume perdagangan saham terbesar tahun ini

INDEKS BERITA

Terpopuler