Seperti Ini Pertumbuhan Investasi Langsung di Indonesia selama Kuartal I-2021

Rabu, 28 April 2021 | 17:58 WIB
Seperti Ini Pertumbuhan Investasi Langsung di Indonesia selama Kuartal I-2021
[ILUSTRASI. Infografik: Realisasi investasi langsung per sektor usaha untuk kuartal I-2021.]
Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati pandemi belum berakhir, investasi langsung tetap mengalir selama awal tahun ini. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat direct investment untuk kuartal pertama 2021 senilai Rp 219,7 triliun.

Angka itu menunjukkan pertumbuhan 4,3% jika diperbandingkan dengan realisasi di periode yang sama tahun sebelumnya. Dan jika diperbandingkan dengan hasil di kuartal IV-2020, nilai investasi langsung di kuartal pertama 2021 lebih tinggi 2,4%.

Jika dirinci berdasarkan asalnya, direct investment tersebut berasal dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) senilai Rp 108 triliun dan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 111,7 triliun.

Baca Juga: Memperkuat investment grade Indonesia melalui realisasi investasi

Baik nilai PMDN maupun PMA di kuartal pertama 2021 memperlihatkan kenaikan dibandingkan hasil yang dicatat di kuartal terakhir tahun lalu. Pertumbuhannya, secara berurutan, mencapai 4,2% dan 14%.

BKPM menggarisbawahi kontribusi PMA yang setara 50,8% dari total realisasi investasi di tiga  bulan pertama tahun ini. “Itu menunjukkan tumbuhnya kepercayaan dunia atas iklim investasi serta potensi investasi di Indonesia,” demikian pernyataan badan tersebut, awal pekan ini.

Singapura tercatat sebagai negara asal investasi langsung terbesar selama kuartal pertama tahun ini. Nilai direct investment yang mengalir dari negeri tetangga itu mencapai US$ 2,6 miliar, atau setara dengan 34% dari realisasi investasi di periode tiga bulan pertama 2021.

China dan Korea Selatan masing-masing menempati peringkat kedua dan ketiga sebagai negara asal investasi langsung. Negeri Tembok Raksasa menempatkan direct investment senilai US$ 1 miliar, atau setara 13,6%. Sedangkan investasi langsung dari Negeri Ginseng mencapai US$ 0,9 miliar, atau setara 11,1%.

Hong Kong berada di tempat keempat dengan nilai investasi langsung sebesar US$ 0,8 miliar, atau setara 10,8% dari realisasi investasi di kuartal I. Sedang Swiss menempati urutan kelima dengan nilai investasi US$ 0,5 miliar, atau setara 6,1%.

Baca Juga: Kemenperin: Realisasi investasi manufaktur tumbuh 38% di kuartal I-2021

Proyek infrastruktur masih menjadi penampung terbesar bagi PMDN. Dalam catatan BKPM, PMDN terbesar di periode itu mengalir untuk proyek infrastruktur penyediaan tenaga listrik di Lampung dan Maluku, dan proyek pembangunan pelabuhan di Kalimantan Tengah.

Jika dirinci berdasarkan sektor usaha, perumahan, kawasan industri dan perkantoran mendapatkan bagian terbesar dari investasi langsung. Nilainya mencapai Rp 29,4 triliun, atau setara 13,4% dari realisasi direct investment selama kuartal pertama tahun 2021. Peringkat kedua hingga kelima, berikut nilai investasi dan porsinya tersaji di infografik.

Kendati nilainya lebih kecil dibandingkan PMA, PMDN mampu menyediakan lapangan kerja lebih banyak. BKPM mencatat, realisasi penyerapan tenaga kerja untuk triwulan I-2021 mencapai 311.793 orang. Perinciannya, proyek berstatus PMDN menyerap 165.630 orang pekerja. Sementara 146.163 orang lain berkerja di proyek berstatus PMA.

Selanjutnya: Investasi Padat Modal Mulai Naik Kuartal I-2021, Sayang Serapan Tenaga Kerja Minim

 

Bagikan

Berita Terbaru

Investasi Danantara Harus Berdampak Ganda
| Selasa, 02 Desember 2025 | 05:00 WIB

Investasi Danantara Harus Berdampak Ganda

Danantara sudah membuat roadmap investasi untuk tahun 2026 yang bisa mendorong roda ekonomi dan lapangan pekerjaan. 

Menjaga Ketahanan Perbankan Nasional
| Selasa, 02 Desember 2025 | 04:54 WIB

Menjaga Ketahanan Perbankan Nasional

Risiko global 2026 mungkin tampak seperti badai di kejauhan, tetapi sejarah menunjukkan badai yang diabaikan rentan menjadi krisis.

Investasi Dapen Masih Tertekan Efek Bunga Acuan
| Selasa, 02 Desember 2025 | 04:50 WIB

Investasi Dapen Masih Tertekan Efek Bunga Acuan

industri dapen mencetak realisasi return on investment (ROI) sebesar 5,08% per kuartal III-2025, lebih rendah dari September 2024 sebesar 5,15%.

Rekomendasi Saham Pilihan dan Proyeksi IHSG Untuk Selasa (2/12)
| Selasa, 02 Desember 2025 | 04:50 WIB

Rekomendasi Saham Pilihan dan Proyeksi IHSG Untuk Selasa (2/12)

Simak analisis pergerakan IHSG pada 1 Desember 2025 yang menguat 0,47%. Investor mencermati data ekonomi dan ekspektasi The Fed. 

Prospek Saham Bank Big Cap Tetap Cerah
| Selasa, 02 Desember 2025 | 04:36 WIB

Prospek Saham Bank Big Cap Tetap Cerah

Saham bank big cap seperti BBCA, BBNI, BMRI alami koreksi akibat net sell asing.                                          

Daya Beli di Akhir Tahun Mulai Membaik
| Selasa, 02 Desember 2025 | 04:32 WIB

Daya Beli di Akhir Tahun Mulai Membaik

BPS melaporkan inflasi November 2025 melandai jadi 0,17% bulanan. Emas perhiasan & angkutan udara pemicu, pangan penahan harga. 

Perusahaan Leasing Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Akibat Bencana di Sumatra
| Selasa, 02 Desember 2025 | 04:15 WIB

Perusahaan Leasing Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Akibat Bencana di Sumatra

Sebagai antisipasi, sejumlah multifinance kini memperketat pemantauan risiko di daerah terdampak di Sumatra.

Inflasi November Mencapai 2,72%, Emas Perhiasan Pemicu Utama
| Senin, 01 Desember 2025 | 13:31 WIB

Inflasi November Mencapai 2,72%, Emas Perhiasan Pemicu Utama

Inflasi November 2025 melambat ke 0,17% MoM (2,72% YoY). Emas perhiasan dominan, bawang merah & daging ayam ras alami deflasi.

Emiten Farmasi Bakal Kebagian Rejeki dari Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Tahun
| Senin, 01 Desember 2025 | 13:00 WIB

Emiten Farmasi Bakal Kebagian Rejeki dari Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Tahun

Emiten farmasi yang memproduksi obat generik berlogo, hingga alat kesehatan berpotensi merasakan dampak positif.

Surplus Neraca Dagang Susut Menjadi US$ 2,39 Miliar Per Oktober 2025
| Senin, 01 Desember 2025 | 12:56 WIB

Surplus Neraca Dagang Susut Menjadi US$ 2,39 Miliar Per Oktober 2025

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, surplus neraca perdagangan barang Indonesia pada Oktober 2025 mencapai US$ 2,39 miliar.

INDEKS BERITA