Seperti Ini Skema Bea Masuk Karbon yang Akan Diluncurkan Uni Eropa di 2026

Rabu, 14 Juli 2021 | 21:47 WIB
Seperti Ini Skema Bea Masuk Karbon yang Akan Diluncurkan Uni Eropa di 2026
[ILUSTRASI. Ilustrasi produk baja.]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - BRUSSEL/LONDON. Komisi Eropa, Rabu (14/7), mengajukan skema bea masuk karbon atas sejumlah komoditas impor, seperti baja, aluminium, semen, pupuk dan listrik. Skema pertama di dunia ini merupakan bagian dari progam Uni Eropa untuk memenuhi target iklim terbarunya.

Retribusi perbatasan yang akan dimulai secara bertahap pada 2026 itu, dirancang untuk melindungi industri Eropa dari pesaingnya di luar negeri, yang dapat memproduksi dengan biaya lebih rendah karena terbebas dari biaya untuk output karbon.

Berdasarkan proposal tersebut, fase transisi selama 2023-2025​​akan mengharuskan importir, termasuk yang mengimpor listrik, untuk memantau dan melaporkan emisi mereka.

Baca Juga: Perekonomian China membaik ditandai ekspor-impor yang menguat

Importir akan diminta untuk membeli sertifikat digital yang mewakili tonase emisi karbon dioksida yang tertanam dalam barang yang mereka impor.

Harga sertifikat akan didasarkan pada harga rata-rata permit yang dilelang setiap minggu di pasar karbon UE. Harga karbon di Uni Eropa telah mencapai tingkat tertinggi, senilai lebih dari 58 euro per ton tahun ini.

Sebagian besar analis memperkirakan harga karbon akan terus naik hingga 2030, didorong oleh prospek reformasi pasar karbon. Perubahan yang juga diusulkan Komisi pada Rabu kemarin merupakan bagian dari paket langkah-langkah luas untuk mencapai target perubahan iklim UE.

Namun, pungutan bea masuk karbon dapat dikurangi.

"Jika importir dapat membuktikan, berdasarkan informasi yang diverifikasi dari produsen negara ketiga, bahwa harga karbon telah dibayar selama produksi barang impor, jumlah yang sesuai dapat dikurangkan dari tagihan akhir mereka," kata Komisi dalam lembar fakta yang menguraikan kebijakan.

Sekitar 64 instrumen penetapan harga karbon seperti skema perdagangan emisi atau pajak digunakan di seluruh dunia, termasuk di China dan beberapa negara bagian AS, seperti California. Namun seluruh instrumen itu baru mencakup 21% dari emisi gas rumah kaca global, menurut laporan Bank Dunia bulan Mei.

Baca Juga: VinFast, Produsen Otomotif Vietnam Incar Pasar Kendaraan Listrik Amerika dan Eropa

Harga dalam skema ini juga sangat bervariasi.

Komisi mengatakan tindakan perbatasan karbon akan mematuhi aturan Organisasi Perdagangan Dunia, tetapi gagasan tersebut telah menerima sambutan yang tidak bersahabat dari mitra dagang termasuk China dan Rusia.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada hari Selasa mengatakan bahwa, sementara penetapan harga karbon dapat menjadi alat yang efektif, juga harus diakui bahwa beberapa negara mungkin menggunakan cara lain untuk mengekang emisi.

Selanjutnya: Ingin Jaga Daya Saing Industrinya, Komisi Eropa Siapkan Skema Tarif Perbatasan Karbon

 

 

Bagikan

Berita Terbaru

Profit 35,91% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambles Dalam (9 Mei 2025)
| Jumat, 09 Mei 2025 | 09:20 WIB

Profit 35,91% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambles Dalam (9 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (9 Mei 2025) 1 gram Rp 1.926.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 35,91% jika menjual hari ini.

Permintaan Semen Lebih Sepi, Penjualan INTP Tertekan
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:35 WIB

Permintaan Semen Lebih Sepi, Penjualan INTP Tertekan

Penjualan semen INTP di pasar domestik turun 4,2% year on year (yoy) menjadi 4,29 juta ton pada kuartal I-2025

Bursa Hadirkan Penyedia Likuiditas
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:32 WIB

Bursa Hadirkan Penyedia Likuiditas

Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi membuka pendaftaran bagi anggota bursa (AB) yang berminat menjadi Liquidity Provider Saham. 

Pleidoi Kedaulatan Keuangan Kita
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:11 WIB

Pleidoi Kedaulatan Keuangan Kita

Dalam dunia yang saling terhubung saat ini, menegaskan kedaulatan tidak berarti mundur dari kerja sama global.

Sederet Investor Asing yang Borong Saham GOTO di Tengah Rumor Akuisisi oleh Grab
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:59 WIB

Sederet Investor Asing yang Borong Saham GOTO di Tengah Rumor Akuisisi oleh Grab

Rumor merger dan akuisisi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) oleh Grab telah berembus, setidaknya sejak Februari 2020.

Inklusi dan Literasi
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:55 WIB

Inklusi dan Literasi

Gap antara literasi dan inklusi harus terus diperkecil agar tercipta pasar keuangan yang benar-benar berkualitas.

Pemerintah Kerja Berat Kejar Target PNBP
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:28 WIB

Pemerintah Kerja Berat Kejar Target PNBP

Kinerja PNBP yang terkontraksi di awl tahun ini dan potensi kehilangan penerimaan negara daridividen BUMN memperbear pencapaian target PNBP 2025

Masih Ada Risiko  Tekanan Cadangan Devisa
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:24 WIB

Masih Ada Risiko Tekanan Cadangan Devisa

Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi cadangan devisa akhir April 2025 turun US$ 4,6 miliar menjadi US$ 152,5 miliar

Awas! Danantara Salah Langkah, Rating Utang Ambles
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:13 WIB

Awas! Danantara Salah Langkah, Rating Utang Ambles

Jika tidak dikelola secara hati-hati, Danantara kelak bisa menjadi sumber risiko besar bagi keuangan negara

Pendapatan Surya Semesta Internusa (SSIA) Kuartal I Ditopang Bisnis Konstruksi
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:00 WIB

Pendapatan Surya Semesta Internusa (SSIA) Kuartal I Ditopang Bisnis Konstruksi

SSIA melaporkan pendapatan sebesar Rp 1,06 triliun pada kuartal I-2025. Angka ini menurun 2,1% secara tahunan atau year on year (yoy).

INDEKS BERITA

Terpopuler