Serius Garap Bisnis Online, Kino Dirikan Anak Usaha

Selasa, 19 Februari 2019 | 08:31 WIB
Serius Garap Bisnis Online, Kino Dirikan Anak Usaha
[]
Reporter: Agung Hidayat | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen fast moving consumer goods (FMCG) yakni PT Kino Indonesia Tbk (KINO) tengah meramu strategi untuk mengerek penjualan melalui segmen e-commerce. Emiten berkode saham KINO di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini berencana mendirikan anak usaha yang bergerak di sektor e-commerce.

Presiden Direktur PT Kino Indonesia Tbk, Harry Sanusi, mengatakan dampak booming belanja daring bagi perkembangan bisnis FMCG sudah dirasakan sejak beberapa tahun lalu. Oleh karena itu, KINO menyiapkan strategi untuk menunjang tren tersebut. "Kami mendirikan PT Kino Ecomm Solusindo untuk berhubungan langsung dengan semua platform e-commerce besar di Indonesia," ungkap dia kepada KONTAN, Senin (18/2).

KINO membentuk lini digital itu sebagai antisipasi terhadap perubahan perilaku konsumen. Maklumlah, perubahan tersebut menyebabkan konsumsi ritel KINO sempat lesu pada pertengahan tahun lalu.

Dengan langkah itu, Harry mengharapkan KINO dapat meningkatkan eksposur produk-produk andalan di pasar e-commerce sehingga meningkatkan awareness konsumen. "Tentu saja mempersiapkan KINO dalam menyambut era di mana e-commerce akan menjadi bagian yang sangat signifikan dari penjualan di dalam negeri," ucap dia.

Mengenai kontribusi penjualan e-commerce sampai akhir tahun lalu, Harry mengakui porsinya masih kecil terhadap pendapatan. Namun sebagai perusahaan FMCG, KINO dituntut untuk terus berinovasi.

Penuh tantangan

Menurut Harry, kontribusi e-commerce masih di bawah 1% dari total penjualan Kino Group. "Pada tahun ini kemungkinan masih di kisaran itu karena kami masih fokus memperbesar pasar domestik serta pasar ekspor. Kami mengharapkan semua segmen dan channel terus tumbuh tanpa mementingkan besaran kontribusinya," kata Harry.

Di sepanjang tahun ini, manajemen Kino Indonesia melihat bisnis consumer goods masih dibayangi sejumlah tantangan. "Namun peluang selalu terbuka selama kami bisa mencari peluang yang tepat, menyampaikan pesan dengan baik serta pendistribusian yang lancar," terang dia.

Di masa mendatang, KINO bakal terus memperkuat semua segmen bisnisnya, mulai dari perawatan tubuh, serta makanan dan minuman. Berdasarkan laporan keuangan di kuartal III 2018, kontribusi terbesar bagi pendapatan KINO masih dipegang segmen perawatan tubuh yakni senilai Rp 1,27 triliun setara 49% dari total pendapatan sebesar Rp 2,59 triliun. Adapun segmen minuman menyumbang pendapatan Rp 1,1 triliun.

Kino Indonesia membidik pertumbuhan sebesar 25%–30% di sepanjang tahun ini. Mengenai pencapaian hingga akhir 2018, manajemen KINO belum bisa mempublikasikan secara mendetil.

Namun berkaca pada laporan keuangan hingga kuartal III-2018, total penjualan bersih KINO tumbuh 11% year-on-year (yoy) menjadi Rp 2,59 triliun. Di periode yang sama, Kino Indonesia mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 50% (yoy) menjadi Rp 105,5 miliar.

Pada tahun ini, Kino Indonesia mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) di kisaran Rp 175 miliar hingga Rp 200 miliar. KINO akan menggunakan dana belanja modal tersebut untuk pengembangan produk yang sudah ada dan brand yang telah mereka miliki.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Peluang Bisnis Benih Sawit, Binasawit Makmur Jaga Kualitas & Distribusi
| Jumat, 21 November 2025 | 08:52 WIB

Peluang Bisnis Benih Sawit, Binasawit Makmur Jaga Kualitas & Distribusi

Anak usaha SGRO, BSM, menargetkan pasar benih sawit dengan DxP Sriwijaya. Antisipasi kenaikan permintaan, jaga kualitas & pasokan. 

Benahi Kinerja Keuangan, Timah (TINS) Genjot Produksi dan Penjualan
| Jumat, 21 November 2025 | 08:35 WIB

Benahi Kinerja Keuangan, Timah (TINS) Genjot Produksi dan Penjualan

PT Timah Tbk (TINS) optimistis dapat memperbaiki kinerja operasional dan keuangannya sampai akhir 2025. 

Berakhirnya Kisah Keluarga Sampoerna di Lantai Bursa
| Jumat, 21 November 2025 | 08:30 WIB

Berakhirnya Kisah Keluarga Sampoerna di Lantai Bursa

Langkah Grup Sampoerna melepas PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO), meninggalkan catatan sejarah dalam dunia pasar modal di dalam negeri. ​

Outflow Masih Jadi Penyebab Defisit NPI
| Jumat, 21 November 2025 | 08:29 WIB

Outflow Masih Jadi Penyebab Defisit NPI

NPI kuartal III-2025 mengalami defisit US$ 6,4 miliar, sedikit di bawah kuartal sebelumnya yang defisit sebesar US$ 6,7 miliar

Timbang-Timbang Kenaikan Gaji ASN Tahun Depan
| Jumat, 21 November 2025 | 08:23 WIB

Timbang-Timbang Kenaikan Gaji ASN Tahun Depan

Kemkeu telah menerima surat dari Menteri PANRB terkait pertimbangan kenaikan gaji ASN di 2026       

Tambah Penempatan Dana SAL Rp 76 T Dorong Transmisi Kredit
| Jumat, 21 November 2025 | 08:09 WIB

Tambah Penempatan Dana SAL Rp 76 T Dorong Transmisi Kredit

Tambahan penempatan dana ini lanjutan dari penempatan dana pemerintah senilai Rp 200 triliun akhir Oktober lalu​

Waspada IHSG Jumat (21/11) Bisa Berbalik Arah
| Jumat, 21 November 2025 | 07:56 WIB

Waspada IHSG Jumat (21/11) Bisa Berbalik Arah

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir pekan ini rawan koreksi dengan support 8.399 dan resistance 8.442. 

Shortfall Pajak Tahun Ini, Bisa Sentuh Rp 300 Triliun
| Jumat, 21 November 2025 | 07:54 WIB

Shortfall Pajak Tahun Ini, Bisa Sentuh Rp 300 Triliun

Dalam dua bulan, pemerintah harus mengumpulkan penerimaan pajak Rp 730,27 triliun lagi untuk mencapai target dalam APBN

Caplok Sampoerna Agro (SGRO), Posco International Rogoh Kocek Rp 9,4 Triliun
| Jumat, 21 November 2025 | 07:47 WIB

Caplok Sampoerna Agro (SGRO), Posco International Rogoh Kocek Rp 9,4 Triliun

Grup Sampoerna melepas seluruh kepemilikannya di PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) 1,19 juta saham atau setara 65,72% kepada Posco International.​

Mengelola Bencana
| Jumat, 21 November 2025 | 07:45 WIB

Mengelola Bencana

Bencana alam kerap mengintai. Setidaknya tiga bencana alam terjadi dalam sepekan terakhir, salah satunya erupsi Gunung Semeru..

INDEKS BERITA

Terpopuler