Pemerintah Kaji Kenaikan PPh Impor atas Barang Konsumsi

Selasa, 19 Februari 2019 | 06:30 WIB
Pemerintah Kaji Kenaikan PPh Impor atas Barang Konsumsi
[]
Reporter: Grace Olivia | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemkeu) akan meninjau ulang tarif pajak penghasilan (PPh) pasal 22 impor terhadap 1.147 barang konsumsi. Kenaikan tarif impor atas ribuan barang konsumsi itu dinilai memberatkan pelaku industri yang mengimpor barang konsumsi untuk memproduksi barang yang diekspor lagi.

Penasihat Asosiasi Perusahaan Jalur Prioritas Edward Otto Kanter mengatakan, kenaikan tarif PPh impor atas barang konsumsi menghambat daya saing ekspor Indonesia. Ini terutama dirasakan oleh pelaku industri di Kawasan Berikat dan Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) yang mengimpor beberapa barang konsumsi tersebut sebagai bahan baku untuk produk yang akan diekspor.

"PPh 22 yang berlaku itu cukup memberatkan bagi eksportir di KITE karena beberapa komoditasnya kena," ujar Edward dalam Sarasehan antara Kemkeu, serta asosiasi dan pengamat, Senin (18/2).

Menteri Keuangan Sri Mulyani berjanji untuk segera mengkaji kebijakan itu. "Karena kemarin tujuannya untuk mengendalikan impor. Kami bayangkan bisa ada substitusinya dari dalam negeri. Kalau ternyata ini mengganggu supply chain terhadap ekspor, nanti akan kita lihat, akan langsung kami respon," ujar Sri Mulyani, dalam kesempatan yang sama.

Namun demikian, relaksasi kebijakan tersebut hanya ditujukan khusus bagi pengusaha yang mengimpor barang konsumsi untuk kebutuhan ekspor. Pelaku usahanya yang mengimpor untuk tujuan ekspor kembali, bakal dikecualikan dari tarif PPh 22 impor.

Bagikan

Berita Terbaru

Strategi Diversifikasi Produk PT Harum Energy Tbk (HRUM)
| Jumat, 26 September 2025 | 06:00 WIB

Strategi Diversifikasi Produk PT Harum Energy Tbk (HRUM)

Kinerja PT Harum Energy Tbk (HRUM) pada semester II 2025 akan ditopang kenaikan penjualan nikel dan sejumlah proyek baru

BRPT Geser TLKM, Saham-Saham Konglomerat Kian Mendominasi Daftar Top 10 Market Cap
| Jumat, 26 September 2025 | 05:50 WIB

BRPT Geser TLKM, Saham-Saham Konglomerat Kian Mendominasi Daftar Top 10 Market Cap

Selain BRPT, sebelumnya ada DCII dan DSSA, dua saham terafiliasi konglomerat yang baru masuk dalam daftar top 10 market cap.

Cari Tambahan Modal, Indah Kiat (INKP) Rilis Obligasi Rp 5,26 Triliun
| Jumat, 26 September 2025 | 05:45 WIB

Cari Tambahan Modal, Indah Kiat (INKP) Rilis Obligasi Rp 5,26 Triliun

Dana hasil penerbitan obligasi dan sukuk sebagian akan digunakan PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) untuk membayar utang dan bunga bank.​

Polemik Aturan Kawasan Tanpa Rokok di Jakarta
| Jumat, 26 September 2025 | 05:43 WIB

Polemik Aturan Kawasan Tanpa Rokok di Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung juga telah menegaskan agar Ranperda KTR tidak mengganggu usaha UMKM.

Juru Masak Dapur Mitra MBG Harus Bersertifikat
| Jumat, 26 September 2025 | 05:39 WIB

Juru Masak Dapur Mitra MBG Harus Bersertifikat

BGN menyatakan bahwa yayasan atau mitra satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) MBG harus menyediakan juru masak atau chef yang bersertifikat.

Menggenjot Produksi Kendaraan, IMAS Mencaplok Nissan Motor
| Jumat, 26 September 2025 | 05:38 WIB

Menggenjot Produksi Kendaraan, IMAS Mencaplok Nissan Motor

Dengan kendali penuh atas pabrik ini, IMAS akan memiliki ruang menekan biaya dan memperbesar kapasitas produksi.

 Indonesia Terus Menambah Pasar Ekspor Baru
| Jumat, 26 September 2025 | 05:36 WIB

Indonesia Terus Menambah Pasar Ekspor Baru

Setelah menggaet Uni Eropa, Indonesia meneken kesepakatan dagang dengan Kanada untuk memperluas peluang ekspor

Genjot Produksi Kendaraan, Indomobil Sukses (IMAS) Akuisisi Nissan Motor
| Jumat, 26 September 2025 | 05:35 WIB

Genjot Produksi Kendaraan, Indomobil Sukses (IMAS) Akuisisi Nissan Motor

Akuisisi ini dilakukan lantaran PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) butuh fasilitas untuk mendukung produksi merek di bawah Indomobil. 

HGII Optimistis Proyek EBT Bisa Mendongkrak Kinerja
| Jumat, 26 September 2025 | 05:30 WIB

HGII Optimistis Proyek EBT Bisa Mendongkrak Kinerja

Melalui PLTM dan bioenergi yang kami kembangkan, HGII dapat menjadi mitra strategis pemerintah dalam merealisasikan target bauran energi bersih,

Wisata Raja Ampat Mulai Terdampak Tambang Nikel
| Jumat, 26 September 2025 | 05:28 WIB

Wisata Raja Ampat Mulai Terdampak Tambang Nikel

Laporan Auriga menunjukkan, konsesi tambang nikel seluas lebih dari 22.000 hektare (ha) mengancam 2.470 ha terumbu karang, 7.200 ha hutan alam,

INDEKS BERITA

Terpopuler