Setelah Ganti Nama, SMCB Perluas Jaringan Pabrik

Selasa, 12 Februari 2019 | 06:20 WIB
Setelah Ganti Nama, SMCB Perluas Jaringan Pabrik
[]
Reporter: Agung Hidayat | Editor: Dian Pertiwi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Holcim Indonesia Tbk resmi bersalin nama menjadi PT Solusi Bangun Indonesia Tbk. Pergantian nama tersebut menindaklanjuti proses akuisisi oleh PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).

Ini menjadi babak baru bagi kelanjutan bisnis perusahaan yang tetap berkode saham SMCB itu. Kemarin, Solusi Bangun menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB). Salah satu agendanya adalah pergantian nama perusahaan. Adapun dua anak perusahaan yaitu, PT Holcim Beton dan PT Lafarge Cement Indonesia juga resmi berganti nama menjadi PT Solusi Bangun Beton dan PT Solusi Bangun Andalas.

Agung Wiharto, Direktur PT Solusi Bangun Indonesia Tbk memaparkan, manajemen SMCB akan terus memperluas jaringan pabrik semen di dalam negeri. "Kami juga akan memperkuat bisnis ready mix dengan berbagai variasi produk dan solusi," ungkap dia, Senin (11/2).

Per 31 Januari 2019, PT Semen Indonesia Tbk telah closing pengambilalihan saham Holderfin B.V. yang ditempatkan dan disetor ke Holcim Indonesia. Pengambilalihan itu dilakukan anak usaha SMGR, yakni PT Semen Indonesia Industri Bangunan (SIBB) dengan jumlah saham yang dibeli sebanyak 6,18 miliar unit (80,64% kepemilikan Holderfin B.V.) dengan harga senilai Rp 2.097 per unit atau senilai total Rp 12,95 triliun.

Menurut Agung, pasca akuisisi oleh Grup Semen Indonesia, pihaknya akan terus melakukan efisiensi bisnis. "Apalagi saat ini pasar nasional masih over supply, kurang lebih (over supply-nya) sekitar 30% dari kapasitas terpasang nasional saat ini 110 juta ton per tahun," ungkap dia.

Perlebar pasar

Program efisiensi memang perlu digenjot, yang salah satunya dari sisi bahan baku. Pasalnya, SMCB masih membukukan rapor merah di bottomline-nya. Lantas, apakah setelah bergabung dengan SMGR dapat beroleh laba? "Kami lihat dulu, kalau mau fair coba lihat di satu tahun ini dulu," sebut Agung.

Demikian pula mengenai proyeksi bisnis SMCB ke depan, Agung yang juga menjabat Sekretaris Perusahaan SMGR tak mau berspekulasi lebih jauh. "Kami masih terus menghitung kekuatan produksi dan daya serap pasar," ungkap dia.

Yang jelas, proyeksi industri semen nasional masih berkisar antara 4%-5%. Atas dasar itulah, manajemen tengah membenahi strategi grup menghadapi tantangan di industri yang berupa supply chain dan kaitannya dengan transportasi. Selain itu, harga bahan baku yang turut mempengaruhi perolehan laba bersih perusahaan.

Keberadaan SMCB bagi SMGR diharapkan bakal memperlebar sayap grup Semen Indonesia, khususnya di daerah seperti Sumatra dan Jawa Barat. Sebagai salah satu produsen merek semen terbesar di dunia, SMGR berharap bisa mengadopsi ragam teknologi baru dalam menciptakan varian produk khususnya turunan semen.

Selama ini, SMCB selain menjual semen curah dan kantung, juga menyediakan solusi agregat dan beton inovatif mulai dari readymix hingga mortar. Saat ini, SMCB memiliki sekitar 30 ready mix plant. Soal bisnis produk turunan semen, bagi SMCB rata-rata porsinya masih sekitar 30% dari bisnis perusahaan. Sedangkan sebagian besarnya yakni 70% dari semen curah dan kantung.

Meski pasar domestik masih prioritas, kesempatan untuk meningkatkan penjualan ekspor sangat berpeluang besar. Manajemen SMGR melihat potensi untuk mengerek penjualan ekspor. "Kami berharap ekspor (SMGR) tahun lalu 3 juta ton bisa menjadi 4 juta ton-5 juta ton di tahun ini," harap Agung.

 

Bagikan

Berita Terbaru

CEO Generali Indonesia Rebecca Tan: Misi Menjadi Teman Bagi Nasabah
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 11:29 WIB

CEO Generali Indonesia Rebecca Tan: Misi Menjadi Teman Bagi Nasabah

Melihat perjalanan karier Rebecca Tan di industri keuangan hingga menjadi Presiden Direktur Generali Indonesia

Terdorong Sentimen Kesepakatan AS-China, IHSG Menguat Dalam Sepekan
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:38 WIB

Terdorong Sentimen Kesepakatan AS-China, IHSG Menguat Dalam Sepekan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,94% pada Jumat (16/5). Dalam sepekan, IHSG mengakumulasi kenaikan 2,60%.​

Pembukaan Hutan untuk Ketahanan Pangan Bertahap
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:28 WIB

Pembukaan Hutan untuk Ketahanan Pangan Bertahap

Kementerian Kehutanan menegaskan rencana pembukaan 20,6 juta hektare (ha) lahan untuk proyek ketahanan pangan tidak akan dilakukan sekaligus

Kartu Prakerja Tunggu Peralihan ke Kemnaker
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:23 WIB

Kartu Prakerja Tunggu Peralihan ke Kemnaker

Pemerintah akan mengalihkan Program Kartu Prakerja ke Kementerian Ketenagkerjaan dari sebelumnya di bawah Kemko Perekonomian

Setoran PNBP SDA Juga Masih Rentan
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:03 WIB

Setoran PNBP SDA Juga Masih Rentan

PNBP SDA akan dipengaruhi oleh beberapa faktur, termasuk realisasi lifting migas dan pergerakan nilai tukar

Profit 27,7% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambleg (17 Mei 2025)
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:00 WIB

Profit 27,7% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambleg (17 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (17 Mei 2025) 1 gram Rp 1.871.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 27,7% jika menjual hari ini.

Belum Ada Insentif Baru untuk Dorong Konsumsi
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 08:50 WIB

Belum Ada Insentif Baru untuk Dorong Konsumsi

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai kondisi perekonomian domestik masih kuat

Bikin Resah, Daya Pungut Pajak Semakin Merosot
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 08:28 WIB

Bikin Resah, Daya Pungut Pajak Semakin Merosot

Angka tax buoyancy Indonesia pada tahun 2024 turun ke bawah 1 dan menjadi negatif pada kuartal I-2025

Mitra Angksa sejahtera (BAUT) Mengencangkan Pendapatan di Tahun Ini
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 08:00 WIB

Mitra Angksa sejahtera (BAUT) Mengencangkan Pendapatan di Tahun Ini

BAUT membidik pendapatan sebesar Rp 160,60 miliar di sepanjang tahun ini. Adapun tahun lalu BAUT membukukan pendapatan sebesar Rp 153,95 miliar.

Imbal Hasil Tinggi, Duit Asing Masuk Pasar Obligasi Indonesia
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 06:30 WIB

Imbal Hasil Tinggi, Duit Asing Masuk Pasar Obligasi Indonesia

Sejak awal tahun ini, asing melakukan aksi beli bersih atau net buy di pasar surat berharga negara (SBN) sebesar Rp 29,1 triliun di pasar SBN.

INDEKS BERITA

Terpopuler