Setelah Terpangkas, Remitansi di Asia Pasifik Kembali Tumbuh di Tahun Ini dan 2022

Selasa, 28 Desember 2021 | 18:17 WIB
Setelah Terpangkas, Remitansi di Asia Pasifik Kembali Tumbuh di Tahun Ini dan 2022
[ILUSTRASI. Seorang tenaga kesehatan melakukan tes swab seorang pekerja migran, yang kembali ke Delhi dari tempat kerjanya, di New Delhi, India, Senin (17/8/2020). REUTERS/Adnan Abidi]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - MANILA. Pengiriman uang ke kawasan Asia Pasifik oleh warga yang bekerja di luar negeri dapat tumbuh 6,7% di tahun ini dan 5,9% tahun depan, terbantu oleh pelonggaran lebih lanjut di negara-negara maju. Bank Pembangunan Asia (ADB) melengkapi prediksi tersebut dengan menyediakan data pembanding di 2020, di saat remitansi merosot 2%.

Secara absolut, pengiriman uang ke wilayah tersebut diperkirakan akan meningkat sebesar US$ 21,2 miliar di tahun ini dan US$ 19,8 miliar di tahun depan, kata pemberi pinjaman yang berbasis di Manila dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada hari Selasa.

Arus masuk ke kawasan itu tahun lalu mencapai US$ 314 miliar, kata ADB.

Rata-rata, kawasan Asia Pasifik diperkirakan menyumbang sekitar 63,4% dari total peningkatan pengiriman uang global pada tahun 2021 dan 2022, kata ADB.

Baca Juga: Pekan Terakhir Window Dressing, Asing Banyak Borong Saham-Saham Ini, Selasa (28/12)

Lembaga pemberi pinjaman itu menyatakan penerimaan pengiriman uang di seluruh dunia dapat meningkat sebesar 4,8%, atau US$ 34 miliar, pada tahun 2021 dan sebesar 4,2%, atau $30,7 miliar, pada tahun 2022.

Sekitar 60% dari arus masuk remitansi ke kawasan Asia-Pasifik kemungkinan akan datang dari Inggris, Amerika Serikat dan Uni Eropa. Sementara hampir 30% akan berasal dari Timur Tengah, katanya.

ADB telah memangkas perkiraan pertumbuhannya untuk negara-negara berkembang Asia, kelompok 45 negara di kawasan Asia-Pasifik, untuk tahun ini dan berikutnya. Pemangkasan itu mencerminkan risiko dan ketidakpastian yang ditimbulkan oleh peredaran virus corona varian Omicron.

Bagikan

Berita Terbaru

Membedah Saham TRIN, dari Agenda Ekspansi Hingga Masuknya Anak Hashim Djojohadikusumo
| Rabu, 03 Desember 2025 | 09:59 WIB

Membedah Saham TRIN, dari Agenda Ekspansi Hingga Masuknya Anak Hashim Djojohadikusumo

Hingga pengujung 2025 PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) membidik pertumbuhan marketing revenue Rp 1,8 triliun.

BSDE Siap Menerbitkan Obligasi dan Sukuk Senilai Rp 1,75 Triliun
| Rabu, 03 Desember 2025 | 08:47 WIB

BSDE Siap Menerbitkan Obligasi dan Sukuk Senilai Rp 1,75 Triliun

Berdasarkan prospektus obligasi BSDE, seperti dikutip Selasa (2/12), emiten properti ini akan menerbitkan obligasi dalam empat seri.

Proyek Sanur Bakal Jadi Sumber Pendapatan Utama PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA)
| Rabu, 03 Desember 2025 | 08:03 WIB

Proyek Sanur Bakal Jadi Sumber Pendapatan Utama PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA)

Perdagangan saham PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) kembali dibuka mulai sesi 1 hari ini, Rabu, 3 Desember 2025. 

Buyback Berakhir Hari Ini, tapi Harga Saham KLBF Kian Terpuruk Didera Sentimen MSCI
| Rabu, 03 Desember 2025 | 07:46 WIB

Buyback Berakhir Hari Ini, tapi Harga Saham KLBF Kian Terpuruk Didera Sentimen MSCI

Tekanan jual investor asing dan rerating sektor konsumer menghantam saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).

Calon Emiten Sarang Burung Wallet Ini Tetapkan Harga IPO di Rp 168 Per Saham
| Rabu, 03 Desember 2025 | 07:41 WIB

Calon Emiten Sarang Burung Wallet Ini Tetapkan Harga IPO di Rp 168 Per Saham

Saham RLCO lebih cocok dibeli oleh investor yang memang berniat untuk trading. Memanfaatkan tingginya spekulasi pada saham-saham IPO.

Reksadana Saham Bangkit di Akhir Tahun
| Rabu, 03 Desember 2025 | 07:00 WIB

Reksadana Saham Bangkit di Akhir Tahun

Berdasarkan data Infovesta, per November 2025 reksadana saham mencatat return 17,32% YtD, disusul return reksadana campuran tumbuh 13,26% YtD

Bayang-Bayang Bunga Utang Menggerogoti Fiskal
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:46 WIB

Bayang-Bayang Bunga Utang Menggerogoti Fiskal

Utang publik global capai US$110,9 T, memicu suku bunga tinggi. Ini potensi risiko kenaikan biaya utang pemerintah Indonesia hingga Rp4.000 T. 

IHSG Lagi-Lagi Mencetak Rekor Sepanjang Hayat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:45 WIB

IHSG Lagi-Lagi Mencetak Rekor Sepanjang Hayat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pendorong penguatan IHSG berasal dari kenaikan harga saham emiten-emiten konglomerasi dan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Perlindungan Proteksi Barang Milik Negara
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:39 WIB

Perlindungan Proteksi Barang Milik Negara

Pemerintah perkuat ketahanan fiskal melalui Asuransi BMN berbasis PFB. Cakupan aset melonjak jadi Rp 91 triliun di tahun 2025.

Ekspor Lemas Karena Bergantung ke Komoditas
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:37 WIB

Ekspor Lemas Karena Bergantung ke Komoditas

Ekspor Oktober 2025 turun 2,31% secara tahunan, tertekan anjloknya CPO dan batubara.                   

INDEKS BERITA

Terpopuler