Sido Muncul Berharap Kinerja di Semester I Tetap Tumbuh

Senin, 10 Juni 2019 | 07:44 WIB
Sido Muncul Berharap Kinerja di Semester I Tetap Tumbuh
[]
Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga tutup semester I 2019 nanti, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk berharap mampu melanjutkan pertumbuhan kinerja pada kuartal I 2019, meskipun aktivitas distribusi barang selama bulan Juni ini tidak mulus.

Maklumlah, cuti bersama Lebaran menyebabkan pengiriman barang libur selama tujuh hari sampai 10 hari. "Untuk semester I -2019 belum closing, tapi diharapkan tetap tumbuh sesuai harapan," kata David Hidayat, Direktur Utama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk kepada KONTAN, tanpa menyebutkan proyeksi pertumbuhan, Minggu (9/6).

Sebagai gambaran saja, pada semester I 2018, penjualan Sido Muncul meningkat 4,96% dibandingkan setahun sebelumnya atau year on year (yoy) menjadi Rp 1,27 triliun. Adapun selama kuartal pertama 2019i, penjualan Sido Muncul tumbuh 14,95% yoy menjadi Rp 713,68 miliar.

Namun, mungkin, realisasi penjualan semester I 2019 tidak akan setinggi semester II. Secara historis, penjualan Sido Muncul di paruh kedua lebih bagus ketimbang paruh pertama. Khususnya, penjualan produk herbal.

Sepanjang tahun ini, Sido Muncul masih memegang target pertumbuhan yang telah ditetapkan yakni 10% yoy untuk penjualan maupun laba. Perusahaan berkode saham SIDO di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut memperkirakan, komposisi penjualan 2019 terdiri dari 68% produk herbal, 27% minuman, dan 5% farmasi.

Sejalan dengan upaya untuk mengejar kenaikan kinerja, Sido Muncul menggelar strategi penambahan produk baru dan perluasan pasar. Mereka sedang mempersiapkan produk herbal dalam bentuk soft gel. Targetnya adalah pasar generasi milenial yang menginginkan pola hidup sehat.

Sementara rencana perluasan pasar meliputi wilayah domestik dan mancanegara. Meskipun sudah merambah 16 negara, fokus utama pemasaran di luar negeri tetap di Asia Tenggara. Saat ini, Sido Muncul sedang mendaftarkan sejumlah produk agar bisa dipasarkan di kawasan tersebut.

Sebagian besar produk Sido Muncul di luar negeri adalah Tolak Angin. Sisanya adalah produk-produk seperti minuman energi, kapsul herbal suplemen, jamu, minuman kopi jahe, susu jahe dan kunyit asam.

Menurut catatan internal Sido Muncul, kontribusi penjualan ekspor kini sekitar 2% terhadap total penjualan. Perusahaan itu ingin kontribusi penjualan ekspor naik menjadi 5% dalam waktu dekat.

Sembari mengembangkan bisnis yang sudah berjalan, Sido Muncul mengulik peluang bisnis lain. Namun ketimbang membangun bisnis baru, mereka lebih memilih untuk mengakuisisi perusahaan lain. "Saat ini banyak juga tawaran yang sedang kami kaji," ungkap David.

Hanya saja, manajemen SIDO belum bersedia blak-blakan mengenai perusahaan atau bidang usaha yang ingin diakuisisi. Yang pasti, mereka sudah menyiapkan anggaran. Kalau kebutuhan dana akuisisi melebihi alokasi anggaran, Sido Muncul siap mencari pendanaan baru.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Marketplace Bukalapak Tutup Lapak, Tak bisa Bersaing & Jadi Beban Besar Tak Berujung
| Rabu, 08 Januari 2025 | 16:33 WIB

Marketplace Bukalapak Tutup Lapak, Tak bisa Bersaing & Jadi Beban Besar Tak Berujung

Marketplace yang tidak sanggup mengarungi kompetisi hanya berhadapan dengan dua pilihan; dicaplok investor lain atau lempar handuk.

BRPT Jadi Salah Satu Primadona Investor Asing di Seminggu Pertama 2025
| Rabu, 08 Januari 2025 | 16:23 WIB

BRPT Jadi Salah Satu Primadona Investor Asing di Seminggu Pertama 2025

Dimensional Fund Advisors LP menjadi investor asing yang paling banyak mengakumulasi saham BRPT pada pekan pertama tahun 2025.

Kokoh di 5 Besar Daftar Orang Terkaya, Berikut ini Sumber Kekayaan Keluarga Widjaja
| Rabu, 08 Januari 2025 | 12:00 WIB

Kokoh di 5 Besar Daftar Orang Terkaya, Berikut ini Sumber Kekayaan Keluarga Widjaja

Pada 13 Desember 2024 lalu, Forbes menempatkan Keluarga Widjaja pada posisi terkaya keempat se-Indonesia untuk tahun 2024.

Happy Hapsoro Tender Offer MINA di Harga Rp 25 per Saham, Siapa Mau?
| Rabu, 08 Januari 2025 | 11:46 WIB

Happy Hapsoro Tender Offer MINA di Harga Rp 25 per Saham, Siapa Mau?

Tender offer saham PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) berlangsung mulai 9 Januari hingga 7 Februari 2025.

Broker Asing Dominasi Nilai Transaksi Saham di BEI, Butuh Campur Tangan Pemerintah
| Rabu, 08 Januari 2025 | 10:53 WIB

Broker Asing Dominasi Nilai Transaksi Saham di BEI, Butuh Campur Tangan Pemerintah

Pemerintah perlu mendorong investor institusi lokal berinvestasi lebih besar di pasar saham Indonesia.

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Menurun
| Rabu, 08 Januari 2025 | 09:31 WIB

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Menurun

SPT Tahunan PPh yang disampaikan oleh  wajib pajak hingga 31 Desember 2024 lalu, mencapai 16,52 juta

Dua Mata Pedang Gabung ke BRICS
| Rabu, 08 Januari 2025 | 09:22 WIB

Dua Mata Pedang Gabung ke BRICS

Kementerian Luar Negeri Brasil mengumumkan bahwa Indonesia resmi menjadi anggota BRICS, Selasa (7/1) dini hari

Masih Berat Mengungkit Pertumbuhan Ekonomi
| Rabu, 08 Januari 2025 | 09:17 WIB

Masih Berat Mengungkit Pertumbuhan Ekonomi

Pemerintah mengandalkan momen Ramadan dan guyuran insentif untuk mendorong ekonomi pada kuartal pertama tahun ini

Saham Emiten Barang Baku Masih Sulit Melaju
| Rabu, 08 Januari 2025 | 08:37 WIB

Saham Emiten Barang Baku Masih Sulit Melaju

Kinerja indeks saham sektor barang baku terus melandai sejak akhir Oktober 2024. Analis melihat, ada kemungkinan akibat sudah jenuh beli.

Aksi Jual Investor Asing di Saham Bank Terus Berlanjut, Capai Rekor All-Time High
| Rabu, 08 Januari 2025 | 08:32 WIB

Aksi Jual Investor Asing di Saham Bank Terus Berlanjut, Capai Rekor All-Time High

Ketidakpastian suku bunga acuan dan ekonomi global masih jadi momok utama yang menggerus saham bank.

INDEKS BERITA

Terpopuler