Sidomulyo Selaras (SDMU) Membidik Pertumbuhan Pendapatan 10%-15%
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manajemen PT Sidomulyo Selaras Tbk (SDMU) masih optimistis menjalani bisnis pada tahun ini. Perusahaan yang bergerak di bidang usaha transportasi darat khusus bahan berbahaya dan beracun serta minyak dan gas (migas) ini menargetkan pertumbuhan pendapatan 10%–15% dari realisasi pendapatan tahun lalu.
Erwin Hadiyanto, Direktur Sidomulyo Selaras mengatakan, pihaknya yakin dengan laju bisnis pada tahun ini. "Kami selalu optimistis setiap tahun," ungkap dia, Selasa (26/2).
Untuk memenuhi target tahun ini, emiten bersandi saham SDMU di Bursa Efek Indonesia ini tengah mengejar dua kontrak baru untuk pengangkutan minyak mentah dari dua sumur milik perusahaan tambang migas.
"Selain itu di sektor logistik, kami juga sedang merencanakan kerjasama dengan perusahaan luar negeri di kawasan ASEAN. Kerjasama ini nantinya berbentuk joint venture, tapi waktu tepatnya belum bisa saya ekspos," tutur dia.
Jika terealisasi, Erwin bilang, Sidomulyo memproyeksikan pendapatan sepanjang tahun ini tumbuh 10%–15% dibandingkan tahun lalu. Cuma, untuk besaran nilai kontraknya belum bisa dibeberkan. Disinggung target laba, dia enggan buka-bukaan. "Targetnya belum tahu, karena kinerja tahun lalu belum keluar. Tapi harapan kami lebih baik karena berencana memodifikasi kendaraan," ucap Erwin.
Sidomulyo belum mempublikasikan kinerja keuangan 2018. Mengintip kinerja sepanjang sembilan bulan di tahun lalu, Sidomulyo Selaras membukukan pendapatan bersih Rp 71,09 miliar, atau turun 9,47% yoy. Perinciannya, senilai Rp 70,87 miliar berupa pendapatan jasa angkutan dan Rp 223,19 juta pendapatan jasa inklaring.
Tatkala kinerja top line menurun, beban pokok pendapatan juga mendaki 9,08% yoy menjadi Rp 62,85 miliar. Beban penyusutan menjadi pemicu terbesar kenaikan beban pokok pendapatan. Tak ayal, kinerja bottom line pun tertekan. Rugi bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk alias rugi bersih SDMU per 30 September 2018 naik dua kali lipat menjadi Rp 21,81 miliar.
Dari 320 kendaraan yang beroperasi, Sidomulyo bakal memodifikasi sebagian kendaraan. "Sejauh ini, kami memiliki 320 kendaraan dengan utilitas 100%. Artinya, jika kami memiliki customer baru mengharuskan untuk menambah jumlah kendaraan. Jika ada teknologi yang memungkinkan, kenapa harus menambah jika unit yang ada bisa dimodifikasi," kilah dia.
Atas dasar itu, SDMU terus mematangkan rencana memodifikasi atau mendesain ulang kendaraan. "Desainnya sudah ada sejak delapan tahun lalu, namun belum terealisasi karena masalah perizinan. Desain baru ini memanfaatkan teknologi dimana kapasitas angkutan bisa satu banding lima," klaim Erwin.
Selama ini, dia mengungkapkan, perizinannya bermasalah karena salah satu komponen melanggar aturan yakni dimensi dua roda depan melebihi aturan yang diperbolehkan yakni 21 centimeter. Namun model komponen yang diajukan SDMU berukuran 22 cm. "Masalahnya hanya di situ, padahal fungsi lebar ban ini untuk keamanan juga," keluh Erwin.