Berita Market

Sudah Banyak Diskon, Peluang untuk Akumulasi Saham-Saham Bank Gede

Rabu, 29 April 2020 | 16:25 WIB
Sudah Banyak Diskon, Peluang untuk Akumulasi Saham-Saham Bank Gede

Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham perbankan dinilai sudah mengalami diskon harga besar-besaran sepanjang tahun ini. Sehingga, ada peluang untuk bisa masuk kembali ke saham-saham bank, terutama saham the big four. 

Kresna Securities dalam risetnya, Senin (27/4) memberikan rekomendasi overweight untuk saham sekor perbankan. Menurut analis Kresna Isabella Gunawidjaja, potensi kenaikan saham-saham ini lebih besar dibandingkan potensi penurunan sepanjang tahun. 

Baca Juga: Ini 10 saham net buy terbesar asing pada perdagangan Rabu (29/4)

Ia mengatakan, sektor perbankan saat ini diperdagangkan pada price to book ratio (P/B) 2020 sebesar 1,4 kali, terdiskon dari rata-rata P/B dalam 15 tahun yang sebesar 2,3 kali. Valuasi tersebut menunjukkan besaran yang mirip saat krisis keuangan global pada tahun 2008. Jika sejarah terulang, potensi upside dapat terulang. 

Menurut dia, penilaian sektor ini berdasarkan empat premis, yakni net interest margin (NIM), pertumbuhan kredit, kualitas aset, dan valuasi. 

NIM industri perbankan kemungkinan dapat bertumbuh, didorong oleh suku bunga acuan yang diterapkan Bank Indonesia. Sektor perbankan diprediksi bisa menikmati kenaikan NIM tambahan sebesar 20 basis poin karena hal tersebut. 

Baca Juga: Walau kinerja kuartal I membaik, BTPN Syariah prediksi selanjutnya bakal berat

Di sisi lain, adanya kebijakan OJK untuk mendorong bank merestrukturisasi kredit, bisa menjadi penghambat NIM keseluruhan. Biaya restrukturisasi diperkirakan berdampak pada NIM industri sebesar 30 bps. Karena itu, ia memprediksi NIM industri perbankan akan lebih rendah menjadi 4,8% di tahun 2020 dan 2021. 

Rekomendasi saham 

Namun, Isabella masih belum optimis pada pertumbuhan kredit di sektor perbankan Indonesia. Posisi LDR industri bank saat ini lebih tinggi yakni 93,6% di Desember 2019, bandingkan dengan 69,2% pada Desember 2007. Sehingga hal tersebut akan mengganggu pertumbuhan aset. 

Karena itu, Kresna Securities menyimpulkan bahwa pertumbuhan kredit industri bank bisa mencapai 5,2% pada tahun 2020, dan 6,5% pada tahun 2021 karena likuiditas yang lebih baik akan terlihat mulai tahun depan. 

Baca Juga: IHSG ditutup menguat 0,83% ke 4.567 pada akhir perdagangan Rabu (29/4)

Di sisi lain, kualitas aset bank juga masih baik. Jika dibandingkan dengan krisis tahun 2008, sektor perbankan akan bertindak sebagai penyelamat ketimbang pelaku krisis. Ini karena langkah kredit yang hati-hati. 

Dari sudut pandang kecukupan modal dan cakupan pinjaman, sektor perbankan Indonesia memiliki posisi yang lebih baik untuk menahan goncangan eksternal dibandingkan dengan kondisi saat krisis finansial global tahun 2008. 

Ia memprediksi rasio NPL kotor industri bank hanya naik tipis, menjadi 3,6% pada tahun 2020, kemudian menjadi 3,2% pada 2021. 

Berdasarkan beberapa hal tersebut, ia merekomendasikan beli untuk empat saham bank besar yakni BBCA dengan target harga Rp 30.800 potensi upside 25% dan BBRI target harga Rp 3.200, potensi upside 22%. 

Lalu, BBNI dengan target harga Rp 4.500 potensi upside 18%, serta BMRI dengan target harga Rp 5.000 dan potensi upside 17%. 

Terbaru