Tak Mau Muluk, Duta Pertiwi Nusantara Memasang Target Laba Rp 10 Miliar

Sabtu, 23 Maret 2019 | 08:05 WIB
Tak Mau Muluk, Duta Pertiwi Nusantara Memasang Target Laba Rp 10 Miliar
[]
Reporter: Ika Puspitasari | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini perusahaan yang bergerak di sektor pengolahan perekat kayu lapis, PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk (DPNS), menargetkan bisa memperoleh laba bersih mendekati Rp 10 miliar.

Direktur Keuangan Duta Pertiwi Nusantara Budiono menyampaikan, pada tahun 2018 lalu, perusahaannya berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 9,3 miliar dengan torehan pendapatan mencapai 143 miliar.

"Tahun ini, kami targetkan laba bersih mendekati Rp 10 miliar," ujarnya usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, Jumat (22/3).

Budiono mengatakan, target tahun ini memang dipasang tidak terlalu tinggi. Hal ini terkait dua  hal.

Pertama, adanya penurunan biaya bahan baku lem kayu lapis yang mengakibatkan penyesuaian harga jual produk. Hanya saja, Budiono enggan menyebutkan berapa persen penurunan harga dibandingkan dengan tahun lalu.

Kedua, permintaan tahun ini kemungkinan akan turun. Sayangnya, Budiono belum bisa membeberkan berapa target produksi untuk tahun ini terkait dengan adanya penurunan permintaan tersebut.

Dalam dua bulan pertama tahun ini, Duta Pertiwi Nusantara memang masih mencatatkan adanya peningkatan permintaan. "Januari sampai Februari masih bagus, mulai Maret ini turun. Penjualan kami di Januari sampai Februari kira-kira sekitar Rp 27 miliar," ungkap Budiono.

Pada tahun 2018, emiten berkode saham DPNS ini berhasil memproduksi glue UF-02C sebanyak 7,72 juta kilogram (kg). Produksi ini naik 28,46% dari produksi tahun 2017. Sementara produksi glue PF meningkat 19,06% menjadi 5,30 juta kg.

Namun produksi glue UMF-2 hanya sebesar 473.003 kg, turun sebesar 22,38% dibanding perolehan tahun 2017. Produksi  glue UF-05 juga turun sebesar 36,18% dari realisasi produksi 2017 menjadi 897.250 kg.

Alhasil, secara keseluruhan, pada tahun lalu, produksi glue DPNS meningkat sebesar 15,33% dari 12,48 juta kg menjadi 14,39 juta kg.

Untuk tahun ini, DPNS belum memiliki rencana memperluas pangsa pasar atau rencana ekspansi lainnya. Sekarang ini, perusahaan masih memasarkan produk untuk wilayah Kalimantan Barat (Kalbar) lantaran pabriknya juga berada di daerah Kalbar.

Terkait dengan belanja modal (capital expenditure/capex), perusahaan ini pun tidak menyiapkan dana khusus.

Lantas bagaimana DPNS bisa mencapai target kinerjanya tahun ini? Budiono menjelaskan, DPNS akan terus menekan biaya dengan melakukan efisiensi produksi. Dengan cara ini, target laba bersih sekitar Rp 10 miliar tahun ini bisa dicapai.

Bagikan

Berita Terbaru

Grup Astra Borong 1,47 Miliar Saham HEAL, ASII Kini Jadi Investor Terbesar RS Hermina
| Selasa, 16 September 2025 | 21:12 WIB

Grup Astra Borong 1,47 Miliar Saham HEAL, ASII Kini Jadi Investor Terbesar RS Hermina

ASII memborong 1.472.471.400  saham HEAL lewat anak usahanya, yakni PT Astra Healthcare Indonesia dengan mahar Rp 2,69 triliun.

CDIA Turun Usai Ada Transaksi Crossing Ratusan Miliar, Cek Prediksi Pergerakannya
| Selasa, 16 September 2025 | 16:26 WIB

CDIA Turun Usai Ada Transaksi Crossing Ratusan Miliar, Cek Prediksi Pergerakannya

Dalam jangka pendek hingga menengah, harga saham CDIA berpotensi menguat dengan resistance di Rp 1.625-Rp 1.700 per saham.

Penjualan Turun Namun Recurring Income Naik, Berikut ini Prospek Saham SMRA
| Selasa, 16 September 2025 | 15:00 WIB

Penjualan Turun Namun Recurring Income Naik, Berikut ini Prospek Saham SMRA

Tekanan margin SMRA masih terasa karena komposisi produk yang kurang menguntungkan, meski beban operasional relatif terkendali.

Berhasil Tekan Rugi, Yuk Simak Fundamental Saham Kimia Farma (KAEF)
| Selasa, 16 September 2025 | 13:10 WIB

Berhasil Tekan Rugi, Yuk Simak Fundamental Saham Kimia Farma (KAEF)

Prospek industri farmasi masih positif, ditopang oleh kenaikan PDB sektor kesehatan dan peningkatan belanja kesehatan per kapita masyarakat.

Anak Usaha TPIA di Singapura Gaet Fasilitas Kredit Sindikasi US$ 1 Miliar
| Selasa, 16 September 2025 | 11:00 WIB

Anak Usaha TPIA di Singapura Gaet Fasilitas Kredit Sindikasi US$ 1 Miliar

Partisipasi bank-bank internasional ini diklaim mencerminkan kepercayaan terhadap kualitas kredit, strategi pertumbuhan Aster.

Menakar Strategi Berkebun Pohon Emas
| Selasa, 16 September 2025 | 08:37 WIB

Menakar Strategi Berkebun Pohon Emas

Misalnya uang kita hanya cukup membeli sebatang emas lebih sedikit. Setelah membeli batang emas pertama kita bisa menggadaikan

Menkeu Sebut Perlu Analisa Tarif Cukai Rokok
| Selasa, 16 September 2025 | 08:25 WIB

Menkeu Sebut Perlu Analisa Tarif Cukai Rokok

Pemerintah belum mengambil keputusan terkait tarif cukai hasil tembakau dan akan melakukan kajian lapangan menyeluruh sebelum bergerak

Saham Komoditas Ini Berpotensi Menguat Seiring Potensi Pemangkasan Suku Bunga The Fed
| Selasa, 16 September 2025 | 07:43 WIB

Saham Komoditas Ini Berpotensi Menguat Seiring Potensi Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Potensi pemangkasan suku bunga acuan The Fed cuma salah satu faktor yang memengaruhi harga komoditas.

Profit Taking Saham ASII Seiring Pengumuman Akuisisi Tambang Emas PSAB Oleh UNTR
| Selasa, 16 September 2025 | 07:32 WIB

Profit Taking Saham ASII Seiring Pengumuman Akuisisi Tambang Emas PSAB Oleh UNTR

ASII berencana mempertimbangkan aspek kinerja saham agar menghasilkan return yang optimal bagi pemegang saham.

Badan Penerimaan Negara Muncul dalam RKP 2025
| Selasa, 16 September 2025 | 06:30 WIB

Badan Penerimaan Negara Muncul dalam RKP 2025

BPN  tercantum dalam Peraturan Pemerintah (Perpres) Nomor 79 Tahun 2025                              

INDEKS BERITA

Terpopuler