Talas Pratama Asal Kaliurang yang Meraja di Bogor

Minggu, 28 Maret 2021 | 09:00 WIB
 Talas Pratama Asal Kaliurang yang Meraja di Bogor
[]
Reporter: Sumber: Tabloid Kontan | Editor: Hendrika

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dekade 2000, Puslit Bioteknologi LIPI mendata dan mengumpulkan 713 spesimen talas, dari Lampung, Jawa, Bali, dan Sulawesi Selatan. Studi morfologi dan biokimia (isozymes) terhadap 713 spesimen itu, menghasilkan 180 morfotipe talas, dengan 20 kultivar lokal potensial untuk dikembangkan.

Dari 20 kultivar lokal itu, varietas kaliurang, paling unggul karena produktivitas, daya tahan terhadap penyakit, serta rasa daging umbinya enak. Tahun 2015, ketika saya menulis tentang talas kaliurang di rubrik ini; 20 kultivar talas lokal koleksi LIPI di Cibinong sudah punah karena penyakit hawar daun (Taro Leaf Blight) akibat kapang Phytophthora colocasiae.

Talas kaliurang di kebun LIPI termasuk yang terserang hawar daun dan punah. Sejak dekade 1990, saya juga sudah mulai mendata dan mengumpulkan umbi-umbian, tidak hanya talas (genus Colocasia) melainkan juga keladi (Xanthosoma), suweg (Amorphophallus), dan uwi-uwian (Dioscorea).

Konsentrasi saya, waktu itu, mendata talas yang dikembangkan di sekitar Bogor. Tahun 2005, perhatian saya terhadap talas (taro, Colocasia esculenta); terkurangi karena ada pengusaha yang mengembangkan talas jepang satoimo (Colocasia antiquorum). Satoimo sebenarnya juga asli Indonesia.

Saya baru bisa datang ke habitat asli talas kaliurang di Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY; pada tanggal 23 Juli 2016. Saya mengambil spesimen dari sawah penduduk, di elevasi sekitar 700 meter dpl. Sebagian petani menanam talas kaliurang di pematang sawah. Saya temukan juga spesimen yang tumbuh liar di selokan dan dekat tembok rumah.

Pendataan dan pengumpulan spesimen talas oleh LIPI, sebenarnya bagian dari proyek pemuliaan talas antar negara yang dibiayai dana hibah dari Uni Eropa. Proyek ini terhenti karena tiga peneliti yang menangani proyek tersebut pensiun. Pihak lembaga donor hanya bersedia mencairkan anggaran dengan berkas yang ditandatangani oleh tiga peneliti tersebut. LIPI tak bersedia karena tiga peneliti ini sudah pensiun. Akibatnya penelitian terhenti.

Tetapi dari proyek yang belum selesai ini, telah dihasilkan kultivar talas baru yang diberi nama pratama. Atas inisiatif para peneliti, terutama Tatang Koeswara, kultivar ini dibagikan ke para petani di Bogor melalui dinas pertanian setempat.

Para petani tidak tahu nama talas baru ini, hingga mereka menyebutnya talas merah, karena pangkal pelepah daun talas pratama berwarna pink. Ada juga yang menyebutnya talas cianjur, talas sumedang dll.

Dalam waktu singkat talas pratama memasyarakat di Kabupaten Bogor, menggantikan talas bentul yang rentan hawar daun apabila dibudidayakan di dataran menengah. Bentul menghendaki elevasi 1.000 meter dpl. Tahun 2020, talas pratama telah mendominasi budidaya talas di Kabupaten Bogor. Antara rentang waktu 2016 sampai dengan 2020, talas kaliurang juga mulai dibudidayakan para petani di Kabupaten Bogor.

Lebih enak

Genus Colocasia hanya terdiri dari delapan spesies. Sangat kecil dibanding keladi (Xanthosoma) yang beranggotakan 76 spesies, sente (Alocasia) 80 spesies, Amorphophallus 198 spesies, dan uwi-uwian (Dioscorea) 613 spesies. Dari delapan spesies Colocasia, yang dibudidayakan untuk dikonsumsi umbinya hanya Colocasia esculenta (talas, taro) dan Colocasia antiquorum (kimpul plecet, kimpul pari, tales dempel, satoimo). Yang enam spesies tanaman hias, termasuk Colocasia gigantea. Meskipun di Asia Tenggara, Colocasia gigantea merupakan sayuran. Di sini dikenal sebagai kemumu, talas sayur, lumbu bayem.

Meski genus Colocasia hanya beranggotakan delapan spesies, tetapi talas, taro, Colocasia esculenta terdiri dari ratusan kultivar (spesies budidaya). Hanya dengan mengumpulkan spesimen dari Lampung, Jawa, Bali dan Sulawesi Selatan, LIPI sudah dapat mengidentifikasi 180 morfotipe dan 20 di antaranya potensial untuk dikembangkan.

Variasi kultivar talas meliputi ukuran dan warna pelepah dan tulang daun, warna bintik di tengah daun; serta ukuran, bentuk, warna, tekstur, dan rasa daging umbi. Tetapi secara garis besar ada kultivar talas darat dan ada kultivar talas air.

Talas kaliurang merupakan kultivar talas air. Salah satu ciri talas air, daging umbinya berwarna keunguan, dengan tekstur gembur. Sedangkan daging umbi talas darat berwarna putih dengan tekstur gembur, atau berwarna kuning dengan tekstur keras. Kultivar talas darat tidak mungkin dibudidayakan di air. Sedangkan talas air bisa dibudidayakan di darat, dengan hasil sama baik dengan dibudidayakan di air.

Sebenarnya ada dua kultivar talas kaliurang. Pertama, yang berpelepah daun cokelat keunguan. Ukuran tanaman dan umbi sangat besar. Kedua, kultivar yang berpelepah daun hijau keputihan, dan berukuran lebih kecil.

Yang disebut LIPI paling enak adalah berpelepah cokelat keunguan. Tapi, talas berpelepah hijau keputihan, sebenarnya banyak dibudidayakan para petani di dataran rendah. Jenis ini populer dengan sebutan talas minyak, karena permukaan bagian atas daun tampak seperti berminyak.

Sedangkan talas kaliurang kultivar berpelepah cokelat keunguan, sebenarnya juga bukan khas kaliurang. Di sepanjang jalan raya Banjarnegara-Wonosobo, banyak dibudidayakan talas dengan ciri seperti talas kaliurang.

Belakangan, talas kaliurang berkembang luas di Kabupaten Bogor, bersamaan talas pratama. Menurut para petani, talas kaliurang lebih berpotensi dikembangkan, karena ukuran umbi lebih besar, dan daya simpan setelah dipanen lebih lama dibanding talas pratama. Dua kultivar ini pelan-pelan menggeser talas bentul, yang sebenarnya hanya cocok dibudidayakan di Batu, Tretes, Tawangmangu, Bandungan, Kopeng dan Lembang yang berelevasi di atas 1.000 meter dpl. Talas kaliurang dan pratama lebih adaptif di dataran rendah, termasuk di Cimanggis, Depok.

Bagikan

Berita Terbaru

Beredar Rumor, Prajogo Pangestu Ditawari Divestasi Saham BBYB Oleh Akulaku
| Jumat, 22 November 2024 | 15:14 WIB

Beredar Rumor, Prajogo Pangestu Ditawari Divestasi Saham BBYB Oleh Akulaku

Kepemilikan Prajogo Pangestu dalam emiten Gozco Group, diakitkan dengan investasi Gozco di PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB),  

Draf Kabinet Donald Trump Pro Energi Fosil, Begini Dampaknya ke Emiten Energi di RI
| Jumat, 22 November 2024 | 14:33 WIB

Draf Kabinet Donald Trump Pro Energi Fosil, Begini Dampaknya ke Emiten Energi di RI

Dua nama calon menteri Donald Trump yang pro energi fosil, yakni Doug Burgum calon Menteri Dalam Negeri dan Chris Wright calon Menteri Energi.

Pungutan Ekspor Sawit Turun dari Target Awal
| Jumat, 22 November 2024 | 09:50 WIB

Pungutan Ekspor Sawit Turun dari Target Awal

Tahun ini BPDPKS menargetkan setoran pungutan ekspor sawit sebesar Rp 24 triliun, turun dari target awal

Rencana PPN Naik Menuai Petisi Penolakan
| Jumat, 22 November 2024 | 09:32 WIB

Rencana PPN Naik Menuai Petisi Penolakan

Ribuan masyarakat Indonesia menandatangani petisi yang menolak rencana kenaikan tarif PPN menjadi 12% tersebut

Tax Amnesty Bisa Gagal Tarik Dana
| Jumat, 22 November 2024 | 09:14 WIB

Tax Amnesty Bisa Gagal Tarik Dana

Menurut Direktur Eksekutif Indef Eko Listiyanto, tax amnesty tidak bisa diterapkan terus-menerus dalam waktu singkat

Cuan Tinggi Saham Pendatang Baru
| Jumat, 22 November 2024 | 09:12 WIB

Cuan Tinggi Saham Pendatang Baru

Kendati harga saham pendatang baru sudah naik tinggi hingga ratusan persen, waspadai pembalikan arah

Upaya Dorong Ekonomi Akan Memperlebar CAD
| Jumat, 22 November 2024 | 08:58 WIB

Upaya Dorong Ekonomi Akan Memperlebar CAD

Bank Indonesia memperkirakan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) sepanjang tahun 2024 bisa melebar jadi 0,9% PDB

WTON Memangkas Target Nilai Kontrak Baru Jadi Rp 6 Triliun
| Jumat, 22 November 2024 | 08:52 WIB

WTON Memangkas Target Nilai Kontrak Baru Jadi Rp 6 Triliun

PT Wika Beton Tbk (WTON) memperkirakan, hingga akhir 2024 ini nilai kontrak baru hanya akan mencapai ke Rp 6 triliun.

Nobel Ekonomi 2024 dan Pengendalian Inflasi
| Jumat, 22 November 2024 | 08:15 WIB

Nobel Ekonomi 2024 dan Pengendalian Inflasi

Keberadaan tiga BUMD pangan yang ada di Jakarta jadi kunci pengendalian inflasi di Provinsi DKI Jakarta

Mimpi ke Piala Dunia
| Jumat, 22 November 2024 | 08:00 WIB

Mimpi ke Piala Dunia

Indonesia harus mulai membuat cetak biru pengembangan sepakbola nasional yang profesional agar mimpi ke Piala Dunia jadi kenyataan.

INDEKS BERITA

Terpopuler