Tarif Tiket Turun, Begini Prospek Saham Maskapai Penerbangan

Selasa, 28 Mei 2019 | 07:51 WIB
Tarif Tiket Turun, Begini Prospek Saham Maskapai Penerbangan
[]
Reporter: Aloysius Brama | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tarif tiket pesawat berangsur turun setelah Kementerian Perhubungan memberlakukan penyesuaian aturan tarif batas atas (TBA) pada pertengahan Mei lalu. Aturan itu dicantumkan dalam Keputusan Menteri Perhubungan No. 106 tahun 2019 tentang Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal.

Lewat aturan tersebut, TBA tarif tiket pesawat turun 12%–16%. Untuk maskapai berbiaya rendah atau low-cost carries (LCC) seperti Citilink, Air Asia, dan Lion Air dapat mengenakan tarif 35% hingga 85% dari total TBA. Sedangkan untuk maskapai jasa medium dan full service seperti Garuda Indonesia, Sriwijaya Air dan Batik Air dapat mematok tarif maksimum 90% hingga 100% dari TBA.

Emiten penerbangan di bursa saham, PT Garuda Indonesia (GIAA) dan Air Asia Indonesia Tbk (CMPP) ikut terdampak dari aturan ini.

Lembaga pemeringkat global Fitch Ratings memproyeksikan, aturan ini lebih terasa langsung oleh maskapai penyedia jasa full service seperti Garuda. Kinerja GIAA berpotensi mengalami nasib baik lantasan tarif batas bawah (TBB) menjadi lebih tinggi. Garuda juga diuntungkan karena perusahaan penerbangan penyedia jasa medium, Sriwijaya Air berada di bawahnya.

Analis Jasa Utama Capital, Chris Apriliony menilai, kinerja GIAA menarik untuk diperhatikan setelah aturan tersebut diberlakukan, terutama Garuda pada kuartal I-2019 lalu sudah mencatatkan laba.

Aturan ini membuat GIAA bisa menyisakan margin keuntungan dari penjualan tiketnya. Karena kalau dibandingkan dengan maskapai lain, harga jualnya masih cukup tinggi, tambah Chris, Senin (27/5)

Analis Mirae Asset Sekuritas Lee Young Jun menilai, harga tiket GIAA kini lebih menarik. Gap harga antara penerbangan full services dengan low cost semakin menyempit, kata Lee.

Fundamental saham

Sebaliknya, aturan tarif batas atas ini disebut tak terlalu berimbas pada maskapai murah. Termasuk pada AirAsia yang kinerjanya masih terbilang lesu. Untuk meningkatkan kinerja, CMPP bisa melakukan efisiensi operasional. Tetapi hal ini tidak mudah karena justru operasional itulah yang penting karena menyangkut pula faktor keamanan, tandas Chris.

Lee Young Jun menilai, efek aturan ini tidak terlalu berdampak pada CMPP yang merupakan emiten penerbangan low-cost carrier. "Lagipula mereka untuk penerbangan domestik juga mini, tuturnya.

Baik Chris dan Lee sama-sama tidak merekomendasikan investor untuk membeli saham CMPP. Selain karena fundamental, sahamnya tak likuid. Keduanya lebih merekomendasikan para investor untuk memburu saham GIAA. Lee merekomendasikan saham GIAA dengan target price Rp 600. Sedangkan target harga dari Chris Rp 550.

Meski begitu, keduanya tak lupa mengingatkan mengenai risiko berburu saham emiten penerbangan. Terlalu banyak hal yang dapat membuat kinerja penerbangan memburuk, kata Chris. Misalnya, intervensi pemerintah, volatilitas harga bahan bakar, hingga penerapan standar akuntansi baru yang berpengaruh terhadap kinerja maskapai 

Bagikan

Berita Terbaru

Perbankan Perkuat Kapasitas dan Keamanan Sistem TI
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 11:11 WIB

Perbankan Perkuat Kapasitas dan Keamanan Sistem TI

Sejumlah bank memastikan layanan digital akan tetap andal dalam melayani nasabah selama momentum Nataru

SUPA Ngegas, Saham Bank Digital Lain Lemas
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 11:09 WIB

SUPA Ngegas, Saham Bank Digital Lain Lemas

Kehadiran PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) di Bursa Efek Indonesia (BEI) berdampak berbeda bagi saham bank digital lainnya.​

Efek Program MBG ke Ekonomi Terbatas
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 08:09 WIB

Efek Program MBG ke Ekonomi Terbatas

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) belum optimal menggerakkan ekonomi dan menciptakan kerja setelah setahun, kata CSIS, Paramadina, dan CELIOS. 

Sistem Coretax Stabil, Siap untuk Menguji SPT 2026
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 08:07 WIB

Sistem Coretax Stabil, Siap untuk Menguji SPT 2026

Untuk memastikan ketahanan sistem, pemerintah secara rutin melakukan stress test.                          

Konsumsi Dijaga, Ekonomi Tetap Moderat
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:48 WIB

Konsumsi Dijaga, Ekonomi Tetap Moderat

Langkah penundaan kenaikan pajak dan cukai bersifat jangka pendek untuk dorong konsumsi.                        

Pasar Kripto Lesu Bikin Trader Banting Setir, Cash is King dan Saham Jadi Pelarian
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:40 WIB

Pasar Kripto Lesu Bikin Trader Banting Setir, Cash is King dan Saham Jadi Pelarian

Data OJK menunjukkan transaksi kripto merosot, sementara nilai perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus meningkat.

Kaleb Solaiman, CFO Venteny Fortuna Memilih Saham dalam Berinvestasi
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:30 WIB

Kaleb Solaiman, CFO Venteny Fortuna Memilih Saham dalam Berinvestasi

Bagi Kaleb Solaiman, Group CFO Venteny Fortuna Tbk, investasi adalah disiplin jangka panjang dan memerlukan riset mendalam

Mendorong Literasi Keuangan Kaum Ibu
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:05 WIB

Mendorong Literasi Keuangan Kaum Ibu

Literasi keuangan dari kaum ibu termasuk juga perempuan lainnya bisa melindungi keluarga dari kejahatan finansial.​

Darurat Pengelolaan Sampah
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:00 WIB

Darurat Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah tidak cuma tanggung jawab pusat lewat program PLTSa saja, pemerintah daerah juga wajib mengelola sampah dari hulu.

Abadi Lestari Indonesia (RLCO) Menadah Berkah dari Sarang Walet
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:00 WIB

Abadi Lestari Indonesia (RLCO) Menadah Berkah dari Sarang Walet

Mengupas profil dan strategi bisnis PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) setelah mencatatkan saham di BEI 

INDEKS BERITA

Terpopuler