Tenggat Waktu AS Terancam Default Mundur ke 15 Desember, Masih Ada RUU Berbiaya Besar

Rabu, 17 November 2021 | 10:51 WIB
Tenggat Waktu AS Terancam Default Mundur ke 15 Desember, Masih Ada RUU Berbiaya Besar
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: Menteri Keuangan Janet Yellen dalam sebuah acara diskusi di Atlanta, Georgia, AS, 4 Januari 2019. REUTERS/Christopher Aluka Berry/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen, Selasa (16/11), mengulur batas waktu Pemerintah AS terancam menyandang status default menjadi 15 Desember. dari 3 Desember. Itu berarti, kongres AS mendapatkan tambahan waktu untuk menaikkan pagu utang federal, mengingat anggota parlemen juga perlu menimbang masifnya anggaran untuk program jaminan sosial serta perubahan iklim.

Dalam surat ke para pemimpin kongres, Yellen mengatakan bahwa penyesuaian itu “berdasarkan informasi terbaru kami,” yang merujuk ke hasil pengumpulan pajak serta data arus kas terbaru.

Dia mengatakan Kementerian Keuangan akan dapat melakukan transfer US$ 118 miliar, atau setara Rp 1.681,4 triliun lebih ke Highway Trust Fund. Transfer harus dilakukan pada 15 Desember, sebulan sejak UU Infrastruktur ditandatangani Presiden Joe Biden pada Senin 15 November. Tetapi transfer akan diperhitungkan sebagai pengurang plafon utang, karena dana itu akan diinvestasikan dalam sekuritas Treasury yang tidak dapat dipasarkan.

Baca Juga: Trump capai kesepakatan senilai US$ 375 juta untuk menjual properti hotel

"Sementara saya memiliki tingkat keyakinan yang tinggi bahwa Kementerian Keuangan akan dapat membiayai pemerintah AS hingga 15 Desember dan menyelesaikan investasi Highway Trust Fund, ada skenario di mana Kementerian Keuangan akan dibiarkan dengan sumber daya yang tersisa yang tidak mencukupi untuk terus membiayai operasi pemerintah AS melampaui tanggal ini," kata Yellen.

Dia mengulangi seruannya kepada Kongres untuk menaikkan atau menangguhkan batas utang "sesegera mungkin" untuk mempertahankan tingkat kepercayaan dan kredibilitas AS.

Perkiraan baru memperluas ruang gerak bagi anggota kongres dari Partai Demokrat yang berupaya untuk meloloskan aturan hukum tentang keringanan pajak sehubungan dengan energi baru dan mendanai manfaat baru untuk penitipan anak, prasekolah universal, dan kredit pajak anak yang diperluas. Aturan itu membutuhkan dana hingga US$ 1,75 triliun.

Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer, Selasa, mengatakan bahwa Senat Demokrat bertujuan untuk meloloskan undang-undang Build Back Better sebelum Natal. Target batas waktu molor dari musim gugur, seiring perseteruan antara kubu sentris dan progresif di Partai Demokrat. 

Partai Demokrat berambisi meloloskan RUU pengeluaran baru itu tanpa dukungan Republik. Partai Republik juga telah bersumpah untuk menentang kenaikan batas utang, memberi tekanan pada Demokrat untuk meloloskan sendiri rancangan aturan itu. Situasi ini membuat jalur pengesahan hukum program administrasi Biden yang sudah rumit menjadi kian pelik.

Pemimpin Senat Republik Mitch McConnell pada Selasa (16/11) mengisyaratkan beberapa ruang gerak untuk menggeser batas utang. “Kami akan mencari cara untuk menghindari default. Kami selalu melakukannya,” ujar dia.

Baca Juga: Jelang liburan, penjualan ritel AS mulai tunjukkan pertumbuhan

Schumer mengatakan Demokrat masih berharap untuk menaikkan plafon utang "dengan cara bipartisan," tetapi menghindari pertanyaan apakah Demokrat akan melanjutkan tanpa dukungan Republik.

Dalam catatan Kementerian Keuangan AS yang dipublikasikan Senin (15/11), plafon utang publik AS yang bernilai US$ 28,88 triliun, saat ini hanya tersisa US$ 25 juta. Semakin tipisnya sisa plafon mengharuskan Kementerian Keuangan untuk mengandalkan penerimaan pajak, saldo kas senilai US$ 212 milir dan langkah pengelolaan kas yang luar biasa untuk melanjutkan pendanaan kegiatan operasi Pemerintah AS. 

“Karena arus kas pemerintah federal tunduk pada variabilitas yang tidak dapat dihindari, saya akan terus memperbarui Kongres saat lebih banyak informasi tersedia,” kata Yellen dalam suratnya.

Selanjutnya: Penerimaan Naik, Defisit Anggaran di Bawah Target

 

Bagikan

Berita Terbaru

Oversubscribe Ratusan Kali Tidak Jadi Jaminan Saham IPO Bertahan Lama di Zona Hijau
| Minggu, 11 Mei 2025 | 14:00 WIB

Oversubscribe Ratusan Kali Tidak Jadi Jaminan Saham IPO Bertahan Lama di Zona Hijau

Pada hari perdagangan perdananya, DKHH menyentuh auto reject atas (ARA) usai melesat 34,85% ke level Rp 178, dari harga IPO di Rp 132 per saham.

Ini Dia Teknologi Pindai Iris Mata yang Bikin Heboh
| Minggu, 11 Mei 2025 | 14:00 WIB

Ini Dia Teknologi Pindai Iris Mata yang Bikin Heboh

Heboh daftar iris bisa mendapatkang uang, ini sebenarnya tujuan kehadiran teknologi proof of human. Yuk simak

Kredit Korporasi Unjuk Gigi, Meski Ekonomi Letoi
| Minggu, 11 Mei 2025 | 13:00 WIB

Kredit Korporasi Unjuk Gigi, Meski Ekonomi Letoi

Sektor manufaktur dan energi menjadi roda penggerak bagi pertumbuhan kredit perbankan di kuartal pertama ini. 

Selamatkan Kekayaan, Orang Super Kaya di Indonesia Sebar Portofolio ke USDT
| Minggu, 11 Mei 2025 | 10:00 WIB

Selamatkan Kekayaan, Orang Super Kaya di Indonesia Sebar Portofolio ke USDT

Per Maret 2025 jumlah investor kripto di Indonesia mencapai 13,71 juta, bertambah dibandingkan dengan Februari sebanyak 13,31 juta.

Realisasi Jumlah IPO Lebih Rendah, Tantangan Pasar Modal di Tengah Ketidakpastian
| Minggu, 11 Mei 2025 | 09:12 WIB

Realisasi Jumlah IPO Lebih Rendah, Tantangan Pasar Modal di Tengah Ketidakpastian

Besaran dana IPO yang berhasil dihimpun sejak awal tahun sampai dengan 8 Mei 2025 sudah mencapai Rp 7 triliun.

Profit 33,31% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Berubah (11 Mei 2025)
| Minggu, 11 Mei 2025 | 08:53 WIB

Profit 33,31% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Berubah (11 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (11 Mei 2025) 1 gram Rp 1.928.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,31% jika menjual hari ini.

PTPP Bakal Mendivestasi Dua Anak Usaha Bernilai Aset Rp 4 Triliun, Simak Profilnya
| Minggu, 11 Mei 2025 | 08:20 WIB

PTPP Bakal Mendivestasi Dua Anak Usaha Bernilai Aset Rp 4 Triliun, Simak Profilnya

PTPP tidak dalam kondisi likuiditas yang seret. Aset lancarnya masih mencukupi untuk digunakan memenuhi semua liabilitas jangka pendeknya.

Berkomunitas Dulu Jadi Sineas Kemudian
| Minggu, 11 Mei 2025 | 06:00 WIB

Berkomunitas Dulu Jadi Sineas Kemudian

Membuka relasi menjadi salah satu kunci sukses sebagai seorang sineas. Agar relasi terjalin, bergabung di komunitas adal

 
Mengejar Ambisi Biar Bisa Berpaling dari Batubara
| Minggu, 11 Mei 2025 | 05:10 WIB

Mengejar Ambisi Biar Bisa Berpaling dari Batubara

Kondang sebagai penambang batubara tak menyurutkan semangat PT Indika Energy Tbk (INDY) transisi ke bisnis yang rendah karbon. 

 
Adu Kebut Mobil Listrik, Polytron Mulai Masuk Arena
| Minggu, 11 Mei 2025 | 04:50 WIB

Adu Kebut Mobil Listrik, Polytron Mulai Masuk Arena

Kelar garap sepeda motor listrik, Polytron merambah pasar mobil listrik dengan target penjualan yang aduhai.

INDEKS BERITA

Terpopuler