KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beban keuangan membuat kinerja PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) turun drastis. Sepanjang kuartal I-2019, laba bersih holding BUMN pertambangan ini anjlok hingga 89,7%.
Per akhir Maret 2019, Inalum hanya membukukan laba bersih sebesar Rp 287 miliar. Padahal, pada periode sama tahun lalu, Inalum masih mampu mencetak laba bersih hingga Rp 2,79 triliun.
Pendapatan Inalum sepanjang tiga bulan pertama tahun ini sejatinya masih meningkat. Per akhir Maret 2019, pendapatan Inalum tercatat sebesar Rp 17,48 triliun. Jumlah tersebut naik 17,38% dibandingkan pendapatan periode sama tahun 2018.
Namun, beban yang harus Inalum tanggung selama tiga bulan pertama tahun ini mengalami kenaikan cukup tinggi.
Kinerja Indonesia Asahan Aluminium (dalam juta rupiah) |
|||
---|---|---|---|
31 Maret 2019 | 31 Maret 2018 | Perubahan (%) |
|
Pendapatan | 17.478.625 | 14.890.027 | 17,38 |
Beban Pokok Pendapatan | -13.637.379 | -10.833.795 | 25,88 |
Laba Kotor | 3.841.246 | 4.056.232 | -5,30 |
Beban Umum dan Administrasi | -1.104.339 | -814.289 | 35,62 |
Beban Penjualan dan Pemasaran | -633.877 | -361.566 | 75,31 |
Laba Usaha | 2.103.030 | 2.880.377 | -26,99 |
Biaya Keuangan | -1.344.535 | -218.789 | 514,54 |
Laba Sebelum Pajak | 1.509.042 | 3.876.318 | -61,07 |
Laba Bersih | 286.995 | 2.792.847 | -89,72 |
Sumber: Laporan Keuangan Inalum |
Beban pokok pendapatan, misalnya, naik sebesar 25,9%, lebih tinggi dibandingkan kenaikan pendapatan. Per akhir Maret 2019, Inalum membukan beban pokok pendapatan sebesar Rp 13,64 triliun.
Yang paling mencolok adalah melonjaknya biaya keuangan yang naik hingga lebih dari enam kali lipat. Per akhir Maret 2018 lalu, beban keuangan Inalum hanya sebesar Rp 218,79 miliar. Sementara di akhir Maret tahun ini, beban keuangan Inalum mencapai Rp 1,34 triliun.
Dari jumlah tersebut, beban bunga dari utang obligasi tercatat menjadi penyumbang terbesar. Per 31 Maret 2019, Inalum membukukan beban bunga dari utang obligasi sebesar Rp 1,13 triliun. Sementara beban bunga dari pinjaman bank dan sewa pembiayaan tercatat sebesar Rp 228,38 miliar.
Seperti diketahui, untuk membiayai akuisisi 40% saham PT Freeport Indonesia, Inalum menerbitkan obligasi global senilai US$ 4 miliar pada 15 November 2018 lalu.
Inalum memecah obligasi tersebut dalam empat seri. Obligasi 2021 senilai US$ 1 miliar memberikan kupon sebesar 5,23%. Obligasi 2023 senilai US$ 1,25 miliar menjanjikan kupon 5,71%.
Lalu, Obligasi 2028 senilai US$ 1 miliar memberikan kupon 6,53%. Sementara Obligasi 2048 senilai US$ 750 juta memberikan kupon 6,76%.