Tereos FKS Kucurkan Investasi US$ 100 Juta Untuk Menambah Kapasitas Pabrik di Cilegon

Kamis, 18 Juli 2019 | 07:14 WIB
Tereos FKS Kucurkan Investasi US$ 100 Juta Untuk Menambah Kapasitas Pabrik di Cilegon
[]
Reporter: Agung Hidayat, Anastasia Lilin Y | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen olahan jagung, PT Tereos FKS Indonesia mengucurkan investasi senilai US$ 100 juta pada tahun ini. Duit tersebut untuk membiayai peningkatan kapasitas pabrik di Cilegon, Banten dari semula 1.000 metrik ton (mt) per hari menjadi 1.300 mt per hari.

Peningkatan kapasitas produksi untuk menunjang rencana diversifikasi berupa sirup fruktosa. Sirup fruktosa biasa dimanfaatkan sebagai pemanis dalam industri makanan dan minuman. Tereos FKS Indonesia menargetkan lini produksi anyar tersebut bisa beroperasi mulai akhir tahun 2019.

Asal tahu, biaya investasi tadi juga mencakup pengadaan pembangkit listrik berkapasitas 9 megawatt (mw). Tereos FKS Indonesia berencana memanfaatkan produksi setrumnya untuk kebutuhan pabrik di Cilegon. "Ini akan efektif mengurangi biaya energi kami yang cukup besar," kata Maya Devi, Sales & Marketing Director PT Tereos FKS Indonesia saat berkunjung ke Kantor KONTAN, Rabu (17/7).

Tereos FKS Indonesia merasa perlu mengejar efisiensi biaya demi bersaing dengan produk pati jagung atau corn starch asal China yang membanjiri pasar lokal. Mereka mencatat, pasar pati jagung dalam negeri tahun lalu mencapai 600.000 ton. Lebih dari 50% merupakan produk impor. Sementara Tereos FKS Indonesia menguasai 20% pangsa pasar.

Sejauh ini, Tereos FKS Indonesia sudah mengolah enam produk. Selain pati jagung, perusahaan tersebut mengolah jagung menjadi sirup glukosa, maltodextrin, corn germ, corn gluten feed dan corn gluten meal. Kapasitas penggilingan pati jagung kini mencapai 24.000 ton sedangkan sirup glukosa sebesar 7.000 ton. Kalau kapasitas penggilingan maltodextrin tercatat 2.000 ton.

Tereos FKS Indonesia mengimpor seluruh bahan baku jagung pipil dari Brazil, Argentina dan Amerika Serikat. Perusahaan patungan antara Tereos Group dan FKS Group itu, biasa melakukan pembelian dengan sistem lindung nilai alias hedging mengacu harga pasar Chicago Board of Trade (CBOT).

Alasan Tereos FKS Indonesia belum menggunakan jagung lokal karena pertimbangan kualitas. "Karena kami harus memperhatikan kandungan toksin di dalamnya," terang Yoke Novitasari, Cilegon Branch Director PT Tereos FKS Indonesia.

Sementara 80% penyerap produk olahan jagung Tereos FKS Indonesia adalah perusahaan sektor makanan dan minuman. Sisanya seperti produsen tekstil, kotak karton dan kertas.

Komposisi penjualan Tereos FKS Indonesia saat ini terdiri dari 70%–75% pasar dalam negeri dan sisanya pasar ekspor. Separuh dari total penjualan ekspor ke Filipina. Tujuan ekspor lain ke negara-negara kawasan Asia Tenggara, Taiwan, Korea Selatan, Turki dan Senegal.

Hingga akhir tahun 2019, Tereos FKS Indonesia mengincar pertumbuhan penjualan 20% year on year (yoy). "Dengan adanya produk baru sirup fruktosa, kami lebih optimistis karena bisa mengatur risiko," jelas Maya.

Bagikan

Berita Terbaru

Profit 30,88% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melorot Kembali (26 April 2025)
| Sabtu, 26 April 2025 | 08:31 WIB

Profit 30,88% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melorot Kembali (26 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (26 April 2025) 1 gram Rp 1.965.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 30,88% jika menjual hari ini.

Cinema XXI (CNMA) Masih Terus Melebarkan Layar Bioskop
| Sabtu, 26 April 2025 | 08:25 WIB

Cinema XXI (CNMA) Masih Terus Melebarkan Layar Bioskop

Pada kuartal I-2025, Cinema XXI membuka empat lokasi bioskop baru dengan tambahan 15 layar.​di sejumlah wilayah.

Tensi Dagang Mereda, Tapi Asing Tetap Keluar dari Bursa Saham Indonesia
| Sabtu, 26 April 2025 | 07:03 WIB

Tensi Dagang Mereda, Tapi Asing Tetap Keluar dari Bursa Saham Indonesia

Di tengah tren penguatan IHSG, dana asing masih keluar dari pasar saham, kendati nilainya tak sebesar pekan sebelumnya.

Rupiah Masih Belum Keluar dari Tekanan
| Sabtu, 26 April 2025 | 06:15 WIB

Rupiah Masih Belum Keluar dari Tekanan

Rupiah di pasar spot berada di level Rp 16.829 per Jumat (25/4), menguat 0,26% dari hari sebelumnya.

Prodia Bidik Layanan Pemeriksaan Kesehatan
| Sabtu, 26 April 2025 | 06:15 WIB

Prodia Bidik Layanan Pemeriksaan Kesehatan

Prodia lewat anak usaha Prodia Diagnostic Line mulai mengoperasikan pabrik reagen baru untuk antisipasi permintaan medical check up. 

Indonesia Berpeluang Jadi Destinasi Investasi Migas
| Sabtu, 26 April 2025 | 06:10 WIB

Indonesia Berpeluang Jadi Destinasi Investasi Migas

Ada sejumlah hal yang harus diperhatikan pemerintah untuk menarik minat investasi mitas seperti nilai keekonomian, iklim investasi serta politik.

Sepertiga ke Jamban
| Sabtu, 26 April 2025 | 06:07 WIB

Sepertiga ke Jamban

Ingat, kelak, tak ada bukti kesuksesan program makan bergizi gratis (MBG) kecuali anak-anak yang tumbuh sehat dan cerdas.

Emas Batangan Jadi Investasi Favorit Presiden Direktur PT Hartadinata Abadi Tbk
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Emas Batangan Jadi Investasi Favorit Presiden Direktur PT Hartadinata Abadi Tbk

Sandra Sunanto, Presiden Direktur PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) memilih kondisi yang stabil, kehati-hatian, dan memiliki nilai jangka panjang

Kementerian ESDM Mengumumkan Lima Kandidat Dirjen Migas
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Kementerian ESDM Mengumumkan Lima Kandidat Dirjen Migas

Kelima kandidat Dirjen Migas Kementerian ESDM berasal dari kalangan internal yang keputusannya menunggu Keppres.

Siloam Hospitals (SILO) Menangkap Peluang Penerapan KRIS
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Siloam Hospitals (SILO) Menangkap Peluang Penerapan KRIS

SILO melihat program KRIS sebagai peluang positif yang dapat mendorong pertumbuhan, khususnya bagi rumah sakit yang melayani pasien JKN.

INDEKS BERITA

Terpopuler