Berita Ekonomi

Tiga PLTU Jumbo Belum Bisa Beroperasi

Kamis, 25 November 2021 | 22:52 WIB
Tiga PLTU Jumbo Belum Bisa Beroperasi

Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Proyek pembangkit listrik berkapasitas besar belum bisa beroperasi meski sudah selesai dibangun. Hal ini ditengarai karena ada kelebihan pasokan (over supply). Setidaknya ada tiga pembangkit yang semestinya bisa beroperasi pada akhir 2021, yakni PLTU Batang, PLTU Tanjung Jati B serta PLTGU Jawa-1.

Saat ini Grup Adaro Energy terus memacu pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Batang. Presiden Direktur PT Adaro Power, Dharma Djojonegoro mengemukakan, fokus mereka saat ini adalah menyelesaikan konstruksi tepat waktu. 
 
"Perkembangan konstruksi PLTU Batang oleh konsorsium PT Bhimasena Power Indonesia akan disampaikan pada laporan kuartal III 2021 atau pada akhir November 2021," jelas dia kepada KONTAN, Kamis (25/11). 
 
Mengacu laporan kuartal II 2021 Adaro Energy (ADRO), proyek PLTU Batang yang digarap Bhimasena Power Indonesia telah mencapai perkembangan konstruksi 95,6%. Pembangkit listrik ini berlokasi di Batang, Jawa Tengah dengan kapasitas 2x1.000 Megawatt (MW).
 
PLTU tersebut diharapkan  beroperasi pada awal tahun 2022. Kelak, Adaro Energy akan memasok sekitar 5 juta ton sampai 7 juta ton batubara per tahun untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar di pembangkit listrik tersebut.  
 
Sementara PT Jawa Satu Power, pengembang pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Jawa-1, terus melanjutkan pembangunan pembangkit tersebut. PLTGU ini berlokasi Cilamaya, Jawa Barat, dengan kapasitas 1.760 MW. Komposisi kepemilikannya adalah Pertamina Power Indonesia (PPI) sebesar 40%, Marubeni 40% dan Sojitz 20%.
 
Sekretaris Perusahaan PT Jawa Satu Power, Rangga Irzad Harnindya mengatakan, aktivitas uji coba dan persiapan sudah dimulai pada Oktober 2021 dan masih berlanjut hingga kini. Dalam kegiatan tersebut, uji coba dilakukan pada semua komponen pembangkit.
 
"Terkait progres konstruksi, kami sudah di atas 95%. Seandainya uji coba dan persiapan ini selesai, maka siap masuk fase Commercial Operation Date (COD)," ungkap dia, kemarin. 
 
Saat ditanya kapan COD dilakukan, Rangga tak bisa menjelaskan lebih lanjut karena pihaknya masih menunggu kesiapan kontraktor Engineering Procurement Construction (EPC) terkait kegiatan uji coba dan persiapan operasional. PT Jawa Satu Power menunjuk konsorsium GE, Samsung C&T dan PT Meindo Elang Indah sebagai kontraktor EPC untuk PLTGU Jawa-1.
 
"Untuk masuk proses komersial, tentu harus ada diskusi yang matang dengan semua pihak, tidak hanya kontraktor EPC, melainkan juga PT PLN, PPI dan pihak terkait lain. Prosesnya masih dicek semua, maka dari itu kami belum bisa mengatakan kapan tepatnya COD. Kami menunggu proses comissioning and preparation selesai dahulu," tegas Rangga.
 
Sebelumnya, proyek PLTGU Jawa 1 diproyeksikan COD pada Desember 2021.
 
Sementara PT United Tractors Tbk (UNTR) menyatakan, progres konstruksi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Jawa-4 (Tanjung Jati B Unit 5 & 6) di Jepara, Jawa Tengah, sudah mencapai 99%. PLTU Jawa-4 dikembangkan oleh konsorsium Bhumi Jati Power, yang dimiliki UNTR, Sumitomo Corporation dan The Kansai Electric Power.
 
Sekretaris Perusahaan UNTR, Sara K. Loebis mengatakan saat ini progres pembangunan PLTU Jawa-4 sudah mencapai 99%. "COD rencananya awal tahun depan, namun waktunya belum dapat disampaikan," jelas dia kepada KONTAN, kemarin. 
 
Sara mengakui, tidak ada kendala dominan untuk mengejar COD. Dia bilang, proyek ini sama seperti proyek lain yang mengalami penyesuaian karena protokol pandemi harus ketat.
 
Rencananya PLTU Tanjung Jati B unit 5 & 6 berkapasitas 2x1.000 MW ini memasok listrik ke PLN selama 25 tahun sejak beroperasi. Proyek ini ditaksir menghabiskan dana hingga US$ 4,2 miliar.
 
Manajemen PLN angkat bicara. Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PT PLN, Bob Saril mengakui, akan ada kelebihan daya cukup besar di sistem Jawa-Bali. Jadi, ada kondisi over supply, bukan terkait penurunan permintaan listrik. "Demand listrik hingga Oktober 2021 sudah tumbuh 4,69%," kata dia.
 
Dus, PLN telah berbicara dengan para pengembang Independent Power Producer (IPP) untuk meminta pengunduran COD. "Alhamdulillah semua memahami dan mau melakukannya," kata Bob.    n

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Sudah berlangganan? Masuk

Berlangganan

Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan

Rp 20.000

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Terbaru