Tigaraksa Satria (TGKA) Mencari Momentum yang Tepat Untuk Berinvestasi

Senin, 01 Juli 2019 | 06:10 WIB
Tigaraksa Satria (TGKA) Mencari Momentum yang Tepat Untuk Berinvestasi
[]
Reporter: Agung Hidayat | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga tutup periode semester I 2019, PT Tigaraksa Satria Tbk belum cukup optimistis. Perusahaan jasa distribusi barang itu menyatakan wait and see alias menunggu momentum yang tepat untuk berinvestasi hingga tahun 2020.

Bukan dari dalam negeri, tantangan utama justru berasal dari luar negeri, yakni efek perang dagang antara Amerika Serikat (AS) kontra China yang tak kunjung usai. Tigaraksa Satria menilai, efeknya bisa mengganggu pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Oleh karena itu Tigaraksa Satria lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan-keputusan bisnis. "Efek perang dagang dapat menyebabkan penurunan daya beli masyarakat yang berpotensi mengganggu target penjualan tahun ini dan tahun depan," kata Lianne Widjaja, Presiden Direktur PT Tigaraksa Satria Tbk kepada KONTAN, Minggu (30/6).

Tahun ini, Tigaraksa Satria tak berani mematok target pertumbuhan dobel. Tanpa menyebutkan angka pasti, emiten berkode saham TGKA di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut hanya mengejar pertumbuhan kinerja high single digit.

Belum ketahuan pencapaian kinerja Tigaraksa Satria pada semester I 2019. Namun selama tiga bulan pertama tahun ini, mereka membukukan kenaikan pendapatan lebih dari 1,5 kali lipat secara year on year (yoy) menjadi Rp 4,13 triliun. Distribusi susu, makanan ringan dan kebutuhan rumah tangga mencetak porsi terbesar. Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih tumbuh 79,12% yoy menjadi Rp 110,23 miliar.

Manajemen TGKA mengaku, pasar sempat naik menjelang pemilihan umum. "Beberapa bulan menjelang pilpres ada akselerasi belanja pemerintah dan tentu berpengaruh pada kenaikan daya beli masyarakat dalam jangka pendek," terang Lianne.

Bagikan

Berita Terbaru

Ditjen Pajak Raup Rp 33,26 Triliun dari Ekonomi Digital
| Sabtu, 15 Maret 2025 | 09:40 WIB

Ditjen Pajak Raup Rp 33,26 Triliun dari Ekonomi Digital

Setoran pajak ekonomi digital berasal dari pemungutan PPN PMSE, pajak kripto, dan pajak fintech (P2P) lending

Neraca Perdagangan Berpotensi Menyusut
| Sabtu, 15 Maret 2025 | 09:23 WIB

Neraca Perdagangan Berpotensi Menyusut

Ekonom memperkirakan surplus neraca perdagangan Indonesia pada bulan Februari 2025 di bawah US$ 2 miliar 

Nyaris Semua Penerimaan Non Pajak Terkontraksi
| Sabtu, 15 Maret 2025 | 09:13 WIB

Nyaris Semua Penerimaan Non Pajak Terkontraksi

Pemerintah harus diversifikasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) agar tak bergantung pada komoditas global

Mengukur Minat Berinvestasi di Reksadana Syariah
| Sabtu, 15 Maret 2025 | 08:48 WIB

Mengukur Minat Berinvestasi di Reksadana Syariah

Industri reksadana syariah justru mengalami peningkatan dan  kinerja relatif lebih baik dari reksadana konvensional.

Smelter HPAL Milik INCO Ditarget Kelar 2025-2026
| Sabtu, 15 Maret 2025 | 07:00 WIB

Smelter HPAL Milik INCO Ditarget Kelar 2025-2026

"Total investasi tambang baru dan pabrik bersama dengan mitra sekitar US$ 9 miliar," imbuh Febriany.

Pabrik Metanol Bojonegoro Ditargetkan Rampung 2027
| Sabtu, 15 Maret 2025 | 06:57 WIB

Pabrik Metanol Bojonegoro Ditargetkan Rampung 2027

Metanol adalah salah satu bahan penting dalam proses transesterifikasi pembuatan fatty acids methyl esters (FAME)

Merujuk UU, Erick Thohir Memperbolehkan BUMN Ganti Model Bisnis
| Sabtu, 15 Maret 2025 | 06:53 WIB

Merujuk UU, Erick Thohir Memperbolehkan BUMN Ganti Model Bisnis

PT Indra Karya akhirnya bertransformasi menjadi PT Agrinas Palma Nusantara dan membuka ekspansi bisnis di sektor sawit.

 Pengusaha Truk Keberatan Pembatasan Saat Lebaran
| Sabtu, 15 Maret 2025 | 06:50 WIB

Pengusaha Truk Keberatan Pembatasan Saat Lebaran

Aptrindo berharap, pemerintah segera menanggapi persoalan ini dan mencari solusi yang tidak merugikan pelaku usaha maupun kelancaran logistik

Perlindungan Konsumen di Persimpangan
| Sabtu, 15 Maret 2025 | 05:10 WIB

Perlindungan Konsumen di Persimpangan

Literasi digital yang baik harusnya bisa memberikan pengetahuan terkait hak dan kewajiban sebagai konsumen.

Direktur ERAA Djohan Sutanto, Membagi Portofolio Berdasarkan Risiko
| Sabtu, 15 Maret 2025 | 05:01 WIB

Direktur ERAA Djohan Sutanto, Membagi Portofolio Berdasarkan Risiko

Djohan Sutanto, Direktur PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA)  membagi portofolio investasi berdasarkan risiko

INDEKS BERITA

Terpopuler