Trisula International (TRIS) Pacu Kinerja Lewat Diversifiksi Pasar Ekspor

Jumat, 23 Mei 2025 | 06:25 WIB
Trisula International (TRIS) Pacu Kinerja Lewat Diversifiksi Pasar Ekspor
[ILUSTRASI. Pengunjung mengamati produk garmen dari PT Trisula Internationel Tbk di Trisula Center Cengkareng, Jakarta, Senin (29/4/2024). PT Trisula International Tbk (TRIS) menargetkan pertumbuhan penjualan 10% tahun 2024. Sedangkan dari sisi laba bersih, diharapkan dapat meningkat 30% dari realisasi tahun lalu./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/29/04/2024.]
Reporter: Leni Wandira | Editor: Fahriyadi .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten tekstil dan garmen PT Trisula International Tbk (TRIS) memproyeksikan tantangan bagi industri tekstil dan garmen nasional bakal semakin berat memasuki paruh kedua tahun 2025.

Direktur Utama TRIS, Widjaya Djohan, mengatakan, sejumlah faktor eksternal dan internal akan menjadi tekanan tersendiri bagi pelaku industri, mulai ketatnya persaingan global, dominasi produk impor murah, hingga tantangan efisiensi produksi.

"Walaupun kinerja ekspor dan permintaan domestik masih relatif stabil di awal tahun, kami melihat potensi tekanan yang lebih besar di semester kedua. Untuk itu, strategi adaptif menjadi kunci," ujar Widjaya kepada KONTAN, Rabu (21/5).

Baca Juga: Diterpa Tantangan, Trisula (TRIS) Andalkan Diversifikasi Ekspor dan Produk Kustom

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) pada Februari 2025 tumbuh 1,41% dibandingkan bulan sebelumnya. AS menjadi negara tujuan utama dengan pertumbuhan tertinggi sebesar 4,13%. Di sisi lain, pertumbuhan domestik tercatat positif 4,64% yoy pada kuartal I-2025, meski masih dibayangi masuknya produk murah impor.

TRIS menilai strategi menyasar pasar spesifik dan terbatas menjadi salah satu kekuatan utama di tengah derasnya produk massal dari luar negeri. "Kami mengandalkan keunggulan kualitas dan spesifikasi produk. TRIS tidak bermain di pasar produk murah, melainkan menyasar segmen menengah ke atas yang masih bertumbuh," tegas Widjaya.

Untuk ekspor, TRIS mengandalkan pasar yang terdiversifikasi, mulai dari Australia, Selandia Baru, Jepang hingga sejumlah negara Eropa dan Asia Tenggara. Diversifikasi pasar ekspor ini dinilai mampu menjaga stabilitas permintaan di tengah ketidakpastian pasar global.

Meski sektor TPT menunjukkan sinyal pemulihan, TRIS mencatat belum meratanya kondisi di lapangan. "Ada peningkatan investasi, tetapi di sisi lain banyak perusahaan yang justru menutup operasinya," kata Widjaya.

Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.
Sudah Berlangganan?
Berlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama dan gunakan akun Google sebagai metode pembayaran.
Business Insight
Artikel pilihan editor Kontan yang menyajikan analisis mendalam, didukung data dan investigasi.
Kontan Digital Premium Access
Paket bundling Kontan berisi Business Insight, e-paper harian dan tabloid serta arsip e-paper selama 30 hari.
Masuk untuk Melanjutkan Proses Berlangganan
Bagikan

Berita Terbaru

Imbal Hasil SBN Naik: Beban Utang APBN Meningkat, Bagaimana Dampaknya?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 19:34 WIB

Imbal Hasil SBN Naik: Beban Utang APBN Meningkat, Bagaimana Dampaknya?

Kenaikan imbal hasil SBN menjadi salah satu tanda perubahan sentimen pasar terhadap risiko fiskal dan arah ekonomi domestik.

IHSG Paling Bapuk di Asia Tenggara Pekan Ini, Turun 0,83% Dalam 3 Hari
| Kamis, 25 Desember 2025 | 13:43 WIB

IHSG Paling Bapuk di Asia Tenggara Pekan Ini, Turun 0,83% Dalam 3 Hari

IHSG melemah 0,83% untuk periode 22-24 Desember 2025. IHSG ditutup pada level 8.537,91 di perdagangan terakhir, Rabu (24/12).

Saham Terafiliasi Grup Bakrie Terbang, Kini Tersisa Jebakan atau Masih Ada Peluang?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 11:05 WIB

Saham Terafiliasi Grup Bakrie Terbang, Kini Tersisa Jebakan atau Masih Ada Peluang?

Potensi kenaikan harga saham terafiliasi Bakrie boleh jadi sudah terbatas lantaran sentimen-sentimen positif sudah priced in.

Imbal Hasil SRBI Naik di Akhir Tahun Meski BI Rate Stabil
| Kamis, 25 Desember 2025 | 10:08 WIB

Imbal Hasil SRBI Naik di Akhir Tahun Meski BI Rate Stabil

Imbal hasil instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang turun sejak awal tahun, berbalik naik dalam dua bulan terakhir tahun 2025.

Laba Diprediksi Tergerus, PTBA Terjepit Bea Keluar Batubara dan Downtrend Harga Saham
| Kamis, 25 Desember 2025 | 10:05 WIB

Laba Diprediksi Tergerus, PTBA Terjepit Bea Keluar Batubara dan Downtrend Harga Saham

Sebagai pelopor, PTBA berpeluang menikmati insentif royalti khusus untuk batubara yang dihilirisasi.

Prospek Batubara 2026 Menantang, Indonesia di Posisi Maju Kena Mundur Juga Kena
| Kamis, 25 Desember 2025 | 09:05 WIB

Prospek Batubara 2026 Menantang, Indonesia di Posisi Maju Kena Mundur Juga Kena

Harga batubara Australia, yang menjadi acuan global, diproyeksikan lanjut melemah 7% pada 2026, setelah anjlok 21% di 2025. 

Bisnis Blue Bird Diprediksi Masih Kuat di 2026, Tidak Digoyah Taksi Listrik Vietnam
| Kamis, 25 Desember 2025 | 08:10 WIB

Bisnis Blue Bird Diprediksi Masih Kuat di 2026, Tidak Digoyah Taksi Listrik Vietnam

Fitur Fixed Price di aplikasi MyBluebird mencatatkan pertumbuhan penggunaan tertinggi, menandakan preferensi konsumen terhadap kepastian harga.

Meski Cuaca Ekstrem Gerus Okupansi Nataru, Santika Hotels Tetap Pede Tatap 2026
| Kamis, 25 Desember 2025 | 07:10 WIB

Meski Cuaca Ekstrem Gerus Okupansi Nataru, Santika Hotels Tetap Pede Tatap 2026

Santika Hotels & Resorts menyiapkan rebranding logo agar lebih relevan dan dapat diterima oleh seluruh lapisan generasi.

Kebijakan Nikel 2026 Dongkrak Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)
| Kamis, 25 Desember 2025 | 06:37 WIB

Kebijakan Nikel 2026 Dongkrak Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)

Pemerintah rem produksi nikel ke 250 juta ton 2026 untuk atasi surplus 209 juta ton. NCKL proyeksi laba Rp 10,03 triliun, rekomendasi buy TP 1.500

KRAS Dapat Suntikan Rp 4,93 Triliun dari Danantara, Tanda Kebangkitan Baja Nasional?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 06:00 WIB

KRAS Dapat Suntikan Rp 4,93 Triliun dari Danantara, Tanda Kebangkitan Baja Nasional?

Kenaikan harga saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) belakangan ini dinilai lebih bersifat spekulatif jangka pendek.

INDEKS BERITA

Terpopuler