Trisula International (TRIS) Pacu Kinerja Lewat Diversifiksi Pasar Ekspor
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten tekstil dan garmen PT Trisula International Tbk (TRIS) memproyeksikan tantangan bagi industri tekstil dan garmen nasional bakal semakin berat memasuki paruh kedua tahun 2025.
Direktur Utama TRIS, Widjaya Djohan, mengatakan, sejumlah faktor eksternal dan internal akan menjadi tekanan tersendiri bagi pelaku industri, mulai ketatnya persaingan global, dominasi produk impor murah, hingga tantangan efisiensi produksi.
"Walaupun kinerja ekspor dan permintaan domestik masih relatif stabil di awal tahun, kami melihat potensi tekanan yang lebih besar di semester kedua. Untuk itu, strategi adaptif menjadi kunci," ujar Widjaya kepada KONTAN, Rabu (21/5).
Baca Juga: Diterpa Tantangan, Trisula (TRIS) Andalkan Diversifikasi Ekspor dan Produk Kustom
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) pada Februari 2025 tumbuh 1,41% dibandingkan bulan sebelumnya. AS menjadi negara tujuan utama dengan pertumbuhan tertinggi sebesar 4,13%. Di sisi lain, pertumbuhan domestik tercatat positif 4,64% yoy pada kuartal I-2025, meski masih dibayangi masuknya produk murah impor.
TRIS menilai strategi menyasar pasar spesifik dan terbatas menjadi salah satu kekuatan utama di tengah derasnya produk massal dari luar negeri. "Kami mengandalkan keunggulan kualitas dan spesifikasi produk. TRIS tidak bermain di pasar produk murah, melainkan menyasar segmen menengah ke atas yang masih bertumbuh," tegas Widjaya.
Untuk ekspor, TRIS mengandalkan pasar yang terdiversifikasi, mulai dari Australia, Selandia Baru, Jepang hingga sejumlah negara Eropa dan Asia Tenggara. Diversifikasi pasar ekspor ini dinilai mampu menjaga stabilitas permintaan di tengah ketidakpastian pasar global.
Meski sektor TPT menunjukkan sinyal pemulihan, TRIS mencatat belum meratanya kondisi di lapangan. "Ada peningkatan investasi, tetapi di sisi lain banyak perusahaan yang justru menutup operasinya," kata Widjaya.
