Ungkit Kinerja, Operator Seluler Gencar Ekspansi Jaringan

Senin, 11 Maret 2019 | 13:31 WIB
Ungkit Kinerja, Operator Seluler Gencar Ekspansi Jaringan
[]
Reporter: Harry Muthahhari | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun lalu, operator telekomunikasi menghadapi sejumlah tekanan sehingga kinerja keuangannya kurang memuaskan. Pemicunya, antara lain, kebijakan pembatasan dan registrasi kartu perdana prabayar sehingga turut menekan jumlah pelanggan operator telekomunikasi.

PT Indosat Tbk (ISAT), misalnya, mencatatkan penurunan jumlah pelanggan hingga 47,3% menjadi 58 juta pelanggan. Pelanggan PT Hutchison 3 Indonesia juga terpangkas dari 63 juta di awal 2018 menjadi 37 juta pada akhir 2018.

Demikian pula PT XL Axiata Tbk (EXCL) yang semula mencatatkan 54,5 juta pelanggan (53,7 juta pelanggan prabayar) di kuartal I 2018, akhirnya menurun menjadi 49 juta setelah kuartal I 2018.

Pada 2018, Indosat menderita Rp 2,4 triliun. Padahal di tahun 2017 masih meraup untung Rp 1,14 triliun. Tahun lalu, XL Axiata juga mencatatkan kerugian Rp 3,30 triliun, sementara pada 2017 membukukan laba Rp 375 miliar.

Tak bisa dipungkiri, ketentuan registrasi kartu perdana prabayar menyebabkan para pelanggan operator seluler lebih loyal. Jika dulu konsumen bisa bebas gonta-ganti kartu untuk memperoleh paket data lebih murah, kini opsi itu betul-betul ditutup oleh aturan registrasi prabayar Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Kebijakan pembatasan dan registrasi SIM card dipertegas Surat Edaran BRTI Nomor 01/2018 dan Surat Ketetapan BRTI No. 3/2008 yang terbit pada 21 November 2018. Alhasil, pengguna hanya bisa mendaftarkan tiga nomor untuk setiap nomor induk kependudukan (NIK) atau nomor kartu keluarga (NKK). Aturan itu tentu memicu persaingan di bisnis telekomunikasi untuk memperoleh pelanggan secara organik. Maka itu, ekspansi menjadi faktor penting bagi operator untuk menambah pelanggan.

Demi menyiasati penurunan jumlah pelanggan dan ketatnya bisnis telekomunikasi, operator terus harus memperbaiki mutu layanan dan jangkauan sinyal. Pasalnya, mereka tak bisa lagi bermain dengan volume dan besaran tarif data ketika jumlah pelanggan menyusut. Caranya, membangun base transceiver station (BTS) dengan teknologi mutakhir hingga pelosok negeri.

Wakil Presiden Direktur PT Hutchison 3 Indonesia (Tri) Danny Buldansyah mengatakan, pembatasan kepemilikan maksimal tiga kartu SIM justru mempersulit masyarakat. “Karena internet of things dan beberapa wearable membutuhkan kartu SIM,” kata dia, Jumat (8/3) pekan lalu.

Terlepas dari berbagai aturan itu, Danny tetap yakin tahun ini Tri bisa menambah pelanggan dengan meningkatkan kualitas jaringan. Tri menargetkan membangun 8.000 BTS 4G tahun ini. “Kami fokus memberikan value, tidak hanya pricing,” ungkap Danny.

Jumlah BTS itu belum termasuk menara telekomunikasi yang masih direncanakan dibangun dengan memanfaatkan infrastruktur Palapa Ring. Jika rencana itu berjalan mulus, total BTS milik Tri pada akhir tahun ini menjadi 25.000 BTS 4G.

Indosat juga masih berkomitmen menambah jumlah BTS sebanyak 4.300 unit yang seluruhnya sudah 4G. Untuk itu, Indosat menyiapkan belanja modal Rp 10 triliun. Porsi (BTS) enggak jauh antara Jawa dan luar Jawa. “Persentase luar Jawa lebih besar dibandingkan Jawa,” kata Group of Head Corporate Communications PT Indosat Tbk, Turina Farouk kepada KONTAN, Jumat lalu.

XL Axiata juga menyiapkan belanja modal Rp 7,5 triliun dan 80%-nya dialokasikan untuk perluasan jaringan. Pada akhir tahun ini, EXCL ingin 92% jaringannya sudah terlayani teknologi 4G. “Khusus Indonesia timur, menunggu Palapa Ring jadi,” jelas Direktur Jaringan PT XL Axiata Tbk Yessie D Yosetya.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Rekap Perbandingan Kinerja Indeks Saham ASEAN 11-18 Juli dan Proyeksi ke Depan
| Minggu, 20 Juli 2025 | 22:50 WIB

Rekap Perbandingan Kinerja Indeks Saham ASEAN 11-18 Juli dan Proyeksi ke Depan

IHSG sudah 5 kali open gap up sepanjang Juli 2025, sehingga pasar saham rawan overheat atau jenuh beli. 

Andalkan Kontrak Jangka Panjang, BYAN Terus Ekspansi dan Kerek Produksi Batubara
| Minggu, 20 Juli 2025 | 22:34 WIB

Andalkan Kontrak Jangka Panjang, BYAN Terus Ekspansi dan Kerek Produksi Batubara

Pendapatan PT Bayan Resources Tbk (BYAN) diperkirakan bisa mencapai kisaran US$ 4,1 miliar hingga US$ 4,4 miliar. 

Perisai Analisis Kredit Berbasis AI
| Minggu, 20 Juli 2025 | 16:21 WIB

Perisai Analisis Kredit Berbasis AI

Kasus penipuan di sektor keuangan masih terus terjadi, malah cenderung meningkat.                             

KPR Melambat saat Daya Beli Masih Kurang Sehat
| Minggu, 20 Juli 2025 | 16:05 WIB

KPR Melambat saat Daya Beli Masih Kurang Sehat

Sejak awal tahun, penyaluran KPR dalam tren melambat. Apa strategi bank mendongkrak kredit hunian?              

Menengok Cuan Reksadana ESG, Sinarmas AM Berencana Rilis Produk Baru
| Minggu, 20 Juli 2025 | 11:53 WIB

Menengok Cuan Reksadana ESG, Sinarmas AM Berencana Rilis Produk Baru

Sinarmas Asset Management berencana meluncurkan produk baru yang bisa jadi pilihan bagi investor yang peduli dengan ling

Profit 24,95% Setahun, Cek Harga Emas Antam Hari Ini (20 Juli 2025)
| Minggu, 20 Juli 2025 | 10:12 WIB

Profit 24,95% Setahun, Cek Harga Emas Antam Hari Ini (20 Juli 2025)

Harga emas batangan Antam 24 karat 20 Juli 2025 di Logammulia.com Rp 1.927.000 per gram, harga buyback Rp 1.773.000 per gram.

Pelemahan Daya Beli Menghantui Sektor Properti
| Minggu, 20 Juli 2025 | 05:44 WIB

Pelemahan Daya Beli Menghantui Sektor Properti

Pertumbuhan ekonomi yang melambat terindikasi dari melemahnya daya beli khususnya di sektor properti. 

 
 
Jalan Pematang Modernisasi di Sawah
| Minggu, 20 Juli 2025 | 05:44 WIB

Jalan Pematang Modernisasi di Sawah

​Luas kepemilikan lahan pada petani yang masih mini menjadi kendala petani menggunakan alat dan mesin pertanian (alsintan).

 
 
IHSG Naik 3,75% Sepekan, Intip Saham-Saham Paling Cuan Hingga 18 Juli 2025
| Minggu, 20 Juli 2025 | 05:44 WIB

IHSG Naik 3,75% Sepekan, Intip Saham-Saham Paling Cuan Hingga 18 Juli 2025

Pada sepekan hingga 18 Juli 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakumulasi kenaikan 3,75% dan ditutup pada 7.311,91 .

Dalam Sepekan Kurs Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS, Ini Penyebabnya
| Minggu, 20 Juli 2025 | 05:32 WIB

Dalam Sepekan Kurs Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS, Ini Penyebabnya

Dolar AS berbalik melemah, merespons pidato dovish pejabat  The Fed yang menyerukan pemangkasan suku bunga segera dilakukan FOMC akhir bulan in

INDEKS BERITA

Terpopuler