KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas yang meningkat sepanjang tahun lalu berdampak positif pada kinerja PT United Tractors Tbk (UNTR). Pendapatan UNTR di tahun lalu naik 31,67% secara year on year (yoy) menjadi Rp 79,46 triliun. Laba bersih anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini juga meningkat 71,42% jadi Rp 10,28 triliun.
Menurut Kepala Riset Henan Putihrai Sekuritas Robertus Yanuar Hardy, realisasi laba UNTR lebih tinggi sekitar 5%-10% dibanding proyeksi yang dibuatnya. Kenaikan harga komoditas, pertumbuhan bisnis kontraktor batubara dan tingginya penjualan alat berat mengerek kinerja UNTR.
Analis Ciptadana Sekuritas Arief Budiman dalam riset 1 Maret 2022 menuliskan, realisasi laba bersih UNTR hanya memenuhi 98% proyeksi mereka, namun telah memenuhi 104% dari konsensus analis. Sementara pendapatan UNTR mengalahkan ekspektasi Ciptadana, yakni memenuhi 111%. "Kenaikan pendapatan UNTR karena segmen mesin konstruksi," kata dia.
Baca Juga: Emiten Mengerek Capex Demi Ekspansi
Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Cindy Alicia Ramadhania juga sepakat menyebut, kenaikan pendapatan UNTR sepanjang tahun lalu disebabkan permintaan segmen mesin konstruksi meningkat 70,02% secara tahunan menjadi Rp 22,8 triliun.
Segmen ini berkontribusi 29% pada pendapatan UNTR. "Total volume penjualan segmen alat berat, Komatsu sepanjang 2021 naik 97,44% menjadi 3.088 unit dibandingkan akhir 2020 sebanyak 1.564 uni," ujar Cindy. Tren peningkatan permintaan alat berat berlanjut pada tahun ini.
Selama Januari 2022, UNTR mencatat penjualan sebanyak 530 unit, naik dari Desember 2021 sebanyak 138 unit. Cindy memperkirakan, sampai akhir 2022, UNTR menargetkan bisa menjual alat berat Komatsu mencapai 3.700 unit.
Cindy menyebut, permintaan alat berat didorong kenaikan harga batubara. "Kontribusi penjualan alat berat di segmen tambang sebesar 53%, konstruksi sebesar 25%, kehutanan 12% dan agribisnis menyumbang 10%," ujar dia.
Cindy menjelaskan, kenaikan harga batubara hingga 301,94% akan mendorong ekspansi penambang batubara. Tak hanya itu, harga CPO sepanjang tahun ini juga telah naik. Efeknya kebutuhan akan alat berat pun meningkat.
Baca Juga: Harga Emas Berkilau, Begini Rencana Bisnis United Tractors (UNTR)
Tak hanya itu, Cindy mengatakan, UNTR juga diuntungkan oleh segmen bisnis tambang emas yang ditargetkan bisa menghasilkan 300.000 ons troi. "Hingga akhir 2021, volume penjualan emas milik UNTR mencapai 330.000 ons troi naik 3,12% secara yoy, Pada Januari 2022, UNTR telah menjual 25.000 ons troi," jelas Cindy.
Kenaikan kinerja
Segmen pertambangan emas berkontribusi 10% dari total pendapatan. Kontribusi pendapatan terbesar masih dari kontraktor pertambangan sebesar 42%, pertambangan batubara 17% dan industri konstruksi 2%.
Analis Trimegah Sekuritas, Hasbie dalam riset 1 Maret 2022 menuliskan, tahun ini UNTR bisa membukukan laba bersih Rp 14,2 triliun, dengan pendapatan Rp 92,6 triliun. "Kenaikan kinerja di tahun ini akan ditopang oleh penjualan Komatsu yang lebih tinggi. Bisnis kontraktor pertambangan juga sudah bisa tumbuh karena sudah tidak lagi memberikan diskon tarif," ujar dia. Pelanggan utama UNTR seperti PTBA, KPC dan lainnya mencatatkan volume overburden yang tinggi di 2021.
UNTR juga akan diuntungkan oleh segmen bisnis pertambangan batubara. Arief yakin pada tahun 2022 pendapatan dan laba bersih UNTR bisa mencapai Rp 87,1 triliun dan Rp 12,9 triliun.
Para analis memberi rekomendasi beli bagi UNTR. Hasbie mematok target harga di Rp 33.000. Target harga Arief dan Cindy masing-masing
Rp 31.000 dan Rp 31.200.
Baca Juga: Yuk Intip, Rekomendasi Saham United Tractors (UNTR) yang Punya Kinerja Mentereng