Untuk Memenuhi Persyaratan Merger, S&P dan IHS Mulai Menjual Unit Usahanya

Selasa, 28 Desember 2021 | 15:55 WIB
Untuk Memenuhi Persyaratan Merger, S&P dan IHS Mulai Menjual Unit Usahanya
[ILUSTRASI. Papan yang menampilkan berbagai indikator perdagangan di bursa New York, New York, AS, 2 Oktober 2019. REUTERS/Lucas Jackson]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - BENGALUR. S&P Global dan IHS Markit pada Senin (27/12) mengatakan akan menjual beberapa unit usahanya untuk memenuhi persyaratan antitrust yang melekat pada merger kedua penyedia informasi keuangan itu senilai US$ 44 miliar.

S&P Global akan menjual penyedia solusi data sekuritas CUSIP Global Services (CGS) ke perusahaan layanan data keuangan FactSet seharga US$ 1,93 miliar secara tunai. Sementara IHS akan melepas bisnis Base Chemicals ke News Corp seharga US$ 295 juta.

Divestasi itu terjadi sebulan setelah pasangan tersebut memenangkan persetujuan antimonopoli AS untuk rencana merger mereka. Regulator memberi persetujuan dengan syarat kedua perusahaan yang akan bergabung melepas unit usaha tertentu dan membatalkan perjanjian non-persaingan dengan penyedia data penawaran bensin eceran.

 Baca Juga: Transaksi Merger dan Akuisisi Global Capai US$ 5,6 Triliun, Tertinggi Sepanjang Masa

Sementara Base Chemicals menyediakan data harga dan analisis bahan kimia industri utama, CGS memberikan pengidentifikasi untuk instrumen keuangan di seluruh bursa di seluruh dunia.

IHS dan S&P Global pada Senin mengatakan bahwa mereka mengharapkan perusahaan hasil penggabungan akan menerima US$ 1,3 miliar, yang merupakan hasil penjualan bersih unit-unit usaha mereka. Penjualan unit usaha tersebut masih perlu ditinjau dan disetujui lebih lanjut oleh regulator antimonopoli.

S&P Global juga mengatakan telah berjanji untuk menjual bisnis Leveraged Commentary dan Data, bersama dengan produk yang terkait, seperti indeks pinjaman leverage, sebagai syarat untuk penggabungan usahanya dengan IHS.

Bagikan

Berita Terbaru

Rupiah Masih Belum Keluar dari Tekanan
| Sabtu, 26 April 2025 | 06:15 WIB

Rupiah Masih Belum Keluar dari Tekanan

Rupiah di pasar spot berada di level Rp 16.829 per Jumat (25/4), menguat 0,26% dari hari sebelumnya.

Prodia Bidik Layanan Pemeriksaan Kesehatan
| Sabtu, 26 April 2025 | 06:15 WIB

Prodia Bidik Layanan Pemeriksaan Kesehatan

Prodia lewat anak usaha Prodia Diagnostic Line mulai mengoperasikan pabrik reagen baru untuk antisipasi permintaan medical check up. 

Indonesia Berpeluang Jadi Destinasi Investasi Migas
| Sabtu, 26 April 2025 | 06:10 WIB

Indonesia Berpeluang Jadi Destinasi Investasi Migas

Ada sejumlah hal yang harus diperhatikan pemerintah untuk menarik minat investasi mitas seperti nilai keekonomian, iklim investasi serta politik.

Sepertiga ke Jamban
| Sabtu, 26 April 2025 | 06:07 WIB

Sepertiga ke Jamban

Ingat, kelak, tak ada bukti kesuksesan program makan bergizi gratis (MBG) kecuali anak-anak yang tumbuh sehat dan cerdas.

Emas Batangan Jadi Investasi Favorit Presiden Direktur PT Hartadinata Abadi Tbk
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Emas Batangan Jadi Investasi Favorit Presiden Direktur PT Hartadinata Abadi Tbk

Sandra Sunanto, Presiden Direktur PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) memilih kondisi yang stabil, kehati-hatian, dan memiliki nilai jangka panjang

Kementerian ESDM Mengumumkan Lima Kandidat Dirjen Migas
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Kementerian ESDM Mengumumkan Lima Kandidat Dirjen Migas

Kelima kandidat Dirjen Migas Kementerian ESDM berasal dari kalangan internal yang keputusannya menunggu Keppres.

Siloam Hospitals (SILO) Menangkap Peluang Penerapan KRIS
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Siloam Hospitals (SILO) Menangkap Peluang Penerapan KRIS

SILO melihat program KRIS sebagai peluang positif yang dapat mendorong pertumbuhan, khususnya bagi rumah sakit yang melayani pasien JKN.

Harga Emas Terkoreksi Tipis di Akhir Pekan
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Harga Emas Terkoreksi Tipis di Akhir Pekan

Pada Jumat (25/4) harga emas di pasar spot berada di US$ 3.298,3 terkoreksi 1,38% dibandingkan sehari sebelumnya.  

Strategi Bank Hadapi Gejolak Rupiah
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Strategi Bank Hadapi Gejolak Rupiah

Untuk menghilangkan kerentanan itu, maka reindustrialisasi yang menghasilkan ekspor dan substitusi impor menjadi kunci.

Fundamental Ekonomi Masih Rentan Membikin Rupiah Tertekan
| Sabtu, 26 April 2025 | 04:23 WIB

Fundamental Ekonomi Masih Rentan Membikin Rupiah Tertekan

Nilai tukar rupiah  sulit keluar dari tekanan. Meskipun dolar Amerika Serikat (AS) tengah tertekan akibat ketidakpastian kebijakan tarif.

INDEKS BERITA

Terpopuler