UOB: IHSG Bisa Rebound di Kuartal IV, Sejumlah Saham Ini Bisa Dicermati

Kamis, 14 Mei 2020 | 18:35 WIB
UOB: IHSG Bisa Rebound di Kuartal IV, Sejumlah Saham Ini Bisa Dicermati
[ILUSTRASI. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp.]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saham diprediksi bisa kembali pulih pada kuartal IV 2020 mendatang. Dari riset UOB Kay Hian, sinyal potensi rebound ini dilihat dari pengamatan terhadap empat kali koreksi tajam IHSG yang terjadi sejak tahun 2008. 

Yang bakal menjadi faktor kunci pemulihan pasar ialah tingkat infeksi virus corona (covid-19) yang mulai melandai.

Stevanus Juanda, Analis UOB menuliskan, saat terjadi krisis, umumnya pasar kembali rebound dalam enam hingga sembilan bulan. Jika pasar rebound, saham-saham barang konsumsi, farmasi, dan telekomunikasi bisa jadi pilihan.

Baca Juga: IHSG diprediksi kembali terkoreksi pada perdagangan Jumat (15/5)

Selama wabah SARS misalnya, IHSG pulih dalam tiga bulan sejak wabah tersebut terjadi, tapi memang Indonesia tidak terlalu terpengaruh wabah ini. Sementara itu, MSCI Asia Pacific Ex-Japan Index pulih dalam sembilan bulan sejak wabah SARS terjadi.

UOB menilai, ada beberapa indikator yang memperlihatkan potensi pemulihan. Misalnya, Wuhan, China yang sudah mulai membuka karantina wilayah atau lockdown pada pertengahan 20 April lalu. Korban jiwa di Italia dan negara lainnya nampak sudah mencapai puncaknya dan kini mulai melandai. 

Sementara itu di Thailand, aktivitas ekonomi juga mulai bergerak. Pusat perbelanjaan kembali dibuka dan bandara Suvarnabhumi kembali membuka penerbangan domestik pada 1 Mei. 

Baca Juga: Ini 10 saham terbesar yang diborong asing di tengah penurunan IHSG, Kamis (14/5)

Di Jakarta, pemerintah juga sudah menyatakan kalau tingkat infeksi akibat virus corona sudah mengalami perlambatan pertumbuhan. Sejak 25 April 20, kasus baru harian rata-rata 214-455 kasus, meskipun ada peningkatan rata-rata tes harian menjadi 5.800 dari pekan sebelumnya kurang dari 2.000. 

UOB pun memasang target baru IHSG di level 5.500 tahun ini. Selama krisis keuangan global pada tahun 2008, laba bersih turun 45%, sebelum akhirnya pulih kembali sebesar 85% di tahun 2009.

Saat ini, konsensus hanya memperkirakan penurunan earnings sebesar 0,9% di tahun 2020 dan diikuti kenaikan 14,8% di tahun berikutnya. Namun penurunan earnings tahun ini diperkirakan sebesar 45% yang diikuti dengan pemulihan laba sebesar 75% di tahun 2021. 

Rekomendasi saham

Selama masa pandemi, hanya beberapa sektor yang terpengaruh dampak positif. Menurut AC Nielsen, makanan pokok, produk farmasi dan produk antiseptik telah mengalami pertumbuhan penjualan yang kuat selama pandemi. Sementara itu, sektor telekomunikasi akan mendapat manfaat dari meningkatnya permintaan akan data. 

Baca Juga: Ini 10 saham terbesar yang dilego asing pada perdagangan Kamis (14/5)

Perusahaan bahan pokok konsumen dan bisnis makanan dikecualikan dari kebijakan karantina wilayah. Sehingga, perusahaan makanan dan minuman tidak mengalamim penurunan signifikan. 

Berdasarkan penelitian AC Nielsen, bahan makanan pokok seperti makanan instan, makanan kaleng, minyak goreng dan minuman, mengalami peningkatan pembelian pasca Covid-19.

Kenaikan penjualan yang cukup besar juga diamati untuk produk antiseptik dan sabun cair. Saham-saham yang diuntungkan di antaranya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) dan PT Unilever Indonesia (UNVR). 

Di sektor ritel, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) juga menarik. Sementara itu, dari perspektif aliran dana, saham perbankan akan diuntungkan, dengan rekomendasi saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). 

Sementara itu, UOB juga merekomendasikan saham sektor konsumsi seperti PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO). Perusahaan telekomunikasi yang jadi rekomendasi di antaranya PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL). 

Bagikan

Berita Terbaru

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:32 WIB

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing

Beberapa saham yang terkena aksi jual asing dalam sepekan terakhir ini, masih dapat dicermati untuk trading jangka pendek

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:25 WIB

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis

 Sejumlah emiten mulai dari sektor teknologi, kesehatan, hingga energi, memperluas bisnis dengan membentuk anak usaha baru.

Prospek Saham DSNG yang Siap  Menebar Dividen Rp 24 Per Saham
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:23 WIB

Prospek Saham DSNG yang Siap Menebar Dividen Rp 24 Per Saham

PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 254,39 miliar dari buku tahun 2024.

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:19 WIB

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen

Mengupas rencana bisnis perusahaan ritel fesyen, PT Mega Perintis Tbk (ZONE) di tengah persaingan industri yang ketat

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:00 WIB

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini

Potensi kontraksi PMI masih dapat berlanjut, terlebih jika pasca negosiasi tarif dalam 90 hari tidak mendapatkan keputusan win-win.

Profit 27,96% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Anjlok (7 Juni 2025)
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 08:26 WIB

Profit 27,96% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Anjlok (7 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (7 Juni 2025) Rp 1.904.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 27,96% jika menjual hari ini.

Membawa Metrodata Menjadi Raksasa
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 08:20 WIB

Membawa Metrodata Menjadi Raksasa

Susanto Djaja adalah sosok yang sudah teruji memimpin bisnis Metrodata dan mengenal dengan baik kultur bisnis perusahaan.

Pilah-Pilih Valas Saat Dolar AS Cemas
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 07:45 WIB

Pilah-Pilih Valas Saat Dolar AS Cemas

OECD memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi AS yang semula sebesar 2,2% di tahun 2025, menjadi 1,6% dan turun ke 1,5% pada 2026. 

Menangkap Kilau Berlian Buatan
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 07:00 WIB

Menangkap Kilau Berlian Buatan

Berlian hasil laboratorium atau lab grown diamond sukses menggaet pasar muda yang luas dengan harga jauh lebih murah

Baramulti Suksessarana (BSSR) Menebar Dividen Tunai dan Mengganti Komisaris
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 06:50 WIB

Baramulti Suksessarana (BSSR) Menebar Dividen Tunai dan Mengganti Komisaris

Dividen akan dibayarkan selambat-lambatnya 30 hari kalender kepada pemegang saham yang tercatat pada recording date 19 Juni 2025.

INDEKS BERITA

Terpopuler