UOB: IHSG Bisa Rebound di Kuartal IV, Sejumlah Saham Ini Bisa Dicermati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saham diprediksi bisa kembali pulih pada kuartal IV 2020 mendatang. Dari riset UOB Kay Hian, sinyal potensi rebound ini dilihat dari pengamatan terhadap empat kali koreksi tajam IHSG yang terjadi sejak tahun 2008.
Yang bakal menjadi faktor kunci pemulihan pasar ialah tingkat infeksi virus corona (covid-19) yang mulai melandai.
Stevanus Juanda, Analis UOB menuliskan, saat terjadi krisis, umumnya pasar kembali rebound dalam enam hingga sembilan bulan. Jika pasar rebound, saham-saham barang konsumsi, farmasi, dan telekomunikasi bisa jadi pilihan.
Baca Juga: IHSG diprediksi kembali terkoreksi pada perdagangan Jumat (15/5)
Selama wabah SARS misalnya, IHSG pulih dalam tiga bulan sejak wabah tersebut terjadi, tapi memang Indonesia tidak terlalu terpengaruh wabah ini. Sementara itu, MSCI Asia Pacific Ex-Japan Index pulih dalam sembilan bulan sejak wabah SARS terjadi.
UOB menilai, ada beberapa indikator yang memperlihatkan potensi pemulihan. Misalnya, Wuhan, China yang sudah mulai membuka karantina wilayah atau lockdown pada pertengahan 20 April lalu. Korban jiwa di Italia dan negara lainnya nampak sudah mencapai puncaknya dan kini mulai melandai.
Sementara itu di Thailand, aktivitas ekonomi juga mulai bergerak. Pusat perbelanjaan kembali dibuka dan bandara Suvarnabhumi kembali membuka penerbangan domestik pada 1 Mei.
Baca Juga: Ini 10 saham terbesar yang diborong asing di tengah penurunan IHSG, Kamis (14/5)
Di Jakarta, pemerintah juga sudah menyatakan kalau tingkat infeksi akibat virus corona sudah mengalami perlambatan pertumbuhan. Sejak 25 April 20, kasus baru harian rata-rata 214-455 kasus, meskipun ada peningkatan rata-rata tes harian menjadi 5.800 dari pekan sebelumnya kurang dari 2.000.
UOB pun memasang target baru IHSG di level 5.500 tahun ini. Selama krisis keuangan global pada tahun 2008, laba bersih turun 45%, sebelum akhirnya pulih kembali sebesar 85% di tahun 2009.
Saat ini, konsensus hanya memperkirakan penurunan earnings sebesar 0,9% di tahun 2020 dan diikuti kenaikan 14,8% di tahun berikutnya. Namun penurunan earnings tahun ini diperkirakan sebesar 45% yang diikuti dengan pemulihan laba sebesar 75% di tahun 2021.
Rekomendasi saham
Selama masa pandemi, hanya beberapa sektor yang terpengaruh dampak positif. Menurut AC Nielsen, makanan pokok, produk farmasi dan produk antiseptik telah mengalami pertumbuhan penjualan yang kuat selama pandemi. Sementara itu, sektor telekomunikasi akan mendapat manfaat dari meningkatnya permintaan akan data.
Baca Juga: Ini 10 saham terbesar yang dilego asing pada perdagangan Kamis (14/5)
Perusahaan bahan pokok konsumen dan bisnis makanan dikecualikan dari kebijakan karantina wilayah. Sehingga, perusahaan makanan dan minuman tidak mengalamim penurunan signifikan.
Berdasarkan penelitian AC Nielsen, bahan makanan pokok seperti makanan instan, makanan kaleng, minyak goreng dan minuman, mengalami peningkatan pembelian pasca Covid-19.
Kenaikan penjualan yang cukup besar juga diamati untuk produk antiseptik dan sabun cair. Saham-saham yang diuntungkan di antaranya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) dan PT Unilever Indonesia (UNVR).
Di sektor ritel, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) juga menarik. Sementara itu, dari perspektif aliran dana, saham perbankan akan diuntungkan, dengan rekomendasi saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Sementara itu, UOB juga merekomendasikan saham sektor konsumsi seperti PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO). Perusahaan telekomunikasi yang jadi rekomendasi di antaranya PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL).