Varian Covid-19 Delta Menyerang, Harga Minyak Kembali Anjlok

Kamis, 05 Agustus 2021 | 05:30 WIB
Varian Covid-19 Delta Menyerang, Harga Minyak Kembali Anjlok
[]
Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun ke level terendah dalam dua minggu. Penurunan ini terjadi lantaran penyebaran virus Covid-19 varian delta di negara-negara konsumen minyak besar meningkat. 

Pada Rabu (4/8), harga minyak jenis WTI kontrak pengiriman September 2021 turun 2,04% dibanding hari sebelumnya jadi US$ 69,12 per barel. Sedangkan harga minyak jenis brent untuk pengiriman Oktober 2021 turun 1,41% menjadi US$ 71,39 per barel. 

Kekhawatiran terus bertambah karena penyebaran varian Delta di China. "Kondisi ini cukup membebani harga minyak dalam beberapa terakhir," kata analis bank ING seperti dikutip Reuters

Maklum, Amerika Serikat dan China, dua konsumen terbesar minyak di dunia, tengah bergulat dengan penyebaran varian delta yang mudah menular. Akibatnya permintaan bahan bakar diperkirakan terus turun. 

Baca Juga: Harga minyak turun lebih dari 5% sejak awal pekan

Menurut sumber Reuters, American Petroleum Institute (API) bakal mengumumkan persediaan minyak mentah di AS turun 879.000 barel di akhir Juli. Sementara, persediaan bensin turun 5,8 juta barel dan stok minyak penyulingan turun 717.000 barel. 

Padahal pasokan minyak berpotensi turun akibat ketegangan di Teluk Timur Tengah kembali memanas. Selasa (3/8), tiga sumber keamanan maritim, seperti dikutip Reuters, mengklaim bahwa  pasukan Iran menyita sebuah kapal tanker yang berisi produk minyak di lepas pantai Uni Emirat Arab. Ini serangan kedua terhadap kapal tanker. 

Analis Monex Investindo Future Andian Wijaya memperkirakan, harga minyak berpeluang kembali turun. Ia juga sepakat menyebut jika efek penyebaran virus Covid-19 varian delta menghambat peluang ekonomi global pulih lebih cepat. 

Belum lagi, menurut Andian, pasokan dari anggota produsen minyak OPEC dan negara produsen minyak di luar OPEC alias OPEC+ terus bertambah. "OPEC+ melaporkan peningkatan produksi minyak mentah di bulan Juli lalu, hal ini menjadi salah satu sentimen yang melemahkan harga minyak mentah," kata Andian, Rabu (4/8).

OPEC akan kembali menjadwalkan pertemuan bulanan pekan depan. Pelaku pasar akan menanti keputusan dari hasil pertemuan OPEC. 

Andian memaparkan, jika OPEC+ masih menyepakati peningkatan produksi secara bertahap, maka harga minyak bisa terus tertekan. Ke depannya, Andian melihat, harga minyak akan cenderung turun hingga akhir tahun jika OPEC melanjutkan program peningkatan produksi.

Baca Juga: Pasar minyak bergeliat, ICP Juli terkerek ke US$ 72,17 per barel

Tapi jika tanpa ada sentimen tersebut, Andian yakin harga minyak bisa stabil di level saat ini. Apalagi menurut dia, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di negara besar dunia cukup gencar. 

Menurut Andian, vaksinasi akan menopang harapan pemulihan ekonomi global, dan membatasi pelemahan harga minyak. Ia memperkirakan, harga minyak akan bergerak di US$ 65–US$ 70 per barel.

Bagikan

Berita Terbaru

Menilik Peluang FILM Menyusup ke MSCI Global Standard
| Rabu, 10 Desember 2025 | 20:31 WIB

Menilik Peluang FILM Menyusup ke MSCI Global Standard

Menurutnya, pergerakan harga FILM merupakan kombinasi antara dorongan teknikal dan peningkatan kualitas fundamental.

Emiten Terafiliasi Grup Bakrie Kompak Menguat Lagi, Simak Rekomendasi Analis
| Rabu, 10 Desember 2025 | 20:09 WIB

Emiten Terafiliasi Grup Bakrie Kompak Menguat Lagi, Simak Rekomendasi Analis

Konglomerasi Salim bawa kredibilitas korporat, akses modal yang kuat, network bisnis yang luas, sehingga menjadi daya tarik investor institusi.

Reli Cepat Berujung Koreksi, Ini Prediksi Arah Harga Saham Mandiri Herindo (MAHA)
| Rabu, 10 Desember 2025 | 19:56 WIB

Reli Cepat Berujung Koreksi, Ini Prediksi Arah Harga Saham Mandiri Herindo (MAHA)

PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk (MAHA) mengumumkan rencana pembelian kembali (buyback) saham dengan dana sebanyak-banyaknya Rp 153,58 miliar.

Saham FAST Diprediksi Masih Bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 11:00 WIB

Saham FAST Diprediksi Masih Bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan

Selain inisiatif ekspansinya, FAST akan diuntungkan oleh industri jasa makanan Indonesia yang berkembang pesat.

Jejak Backdoor Listing Industri Nikel dan Kendaraan Listrik China di Indonesia
| Rabu, 10 Desember 2025 | 10:00 WIB

Jejak Backdoor Listing Industri Nikel dan Kendaraan Listrik China di Indonesia

Setelah pergantian kepemilikan, gerak LABA dalam menggarap bisnis baterai cukup lincah di sepanjang 2024.

Saham FAST Diprediksi Masih bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 08:30 WIB

Saham FAST Diprediksi Masih bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan

Industri jasa makanan Indonesia diproyeksikan akan mencatat pertumbuhan hingga 13% (CAGR 2025–2030). 

Ancaman Penurunan Laba Bersih hingga 27%, Investor Diimbau Waspadai Saham Batubara
| Rabu, 10 Desember 2025 | 08:05 WIB

Ancaman Penurunan Laba Bersih hingga 27%, Investor Diimbau Waspadai Saham Batubara

Regulasi DHE 2026 mengurangi konversi valuta asing menjadi rupiah dari 100% ke 50%, membatasi likuiditas perusahaan batubara.

Proyek IKN Jadi Pedang Bermata Dua untuk Emiten BUMN Karya
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:51 WIB

Proyek IKN Jadi Pedang Bermata Dua untuk Emiten BUMN Karya

Kebutuhan modal kerja untuk mengerjakan proyek IKN justru bisa menambah tekanan arus kas dan memperburuk leverage.

Bangun Tiga Gerai Baru, DEPO Incar Pendapatan Rp 3 Triliun
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:49 WIB

Bangun Tiga Gerai Baru, DEPO Incar Pendapatan Rp 3 Triliun

Emiten bahan bangunan milik konglomerat Hermanto Tanoko itu berencana menambah tiga gerai baru tahun depan.

Cuaca Ekstrem dan Momentum Nataru Diklaim Jadi Pendorong Pemulihan Harga CPO
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:35 WIB

Cuaca Ekstrem dan Momentum Nataru Diklaim Jadi Pendorong Pemulihan Harga CPO

Emiten yang memiliki basis kebun kelapa sawit di Kalimantan diprediksi relatif lebih aman dari gangguan cuaca.

INDEKS BERITA

Terpopuler