KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Era globalisasi dan perdagangan bebas telah berakhir. Begitu kata Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong saat menanggapi kebijakan tarif impor tinggi Donald Trump, 8 April 2025. Wong menyebut ini sebuah kenyataan pahit. Apalagi, yang membuat era perdagangan bebas usai justru Amerika Serikat sendiri.
Padahal AS adalah negeri yang sejak berakhirnya perang dunia kedua menjadi sponsor lahirnya perdagangan bebas dan pasar terbuka yang memungkinkan perdagangan berkembang pesat. Paman Sam juga selalu menggaungkan sistem perdagangan multilateral. Kini, titik balik terjadi dalam tempo cepat.
Dunia masuk fase era baru dalam perdagangan global yang sarat proteksionis dan perang tarif sewenang-wenang dengan sponsor tunggalnya Amerika juga. Era baru yang malah menjerumuskan ekonomi dunia dalam ketidakpastian dan ketidakstabilan.
Era perang tarif perdagangan yang membuat risiko resesi ekonomi meningkat karena prospek ekonomi menjadi suram. Lebih dari itu, perang tarif juga membawa goncangan kuat ke pasar keuangan. Apakah ini akan menjadi akhir era perdagangan bebas seperti disebut Lawrence Wong?
Bukan tak mungkin itu akan terjadi. Sebab, bisa jadi perang tarif dagang bakal meluas jika AS terus mempromosikan ini. Perang dagang bukan cuma AS dengan China, AS dengan tetangganya Kanada dan Meksiko, atau AS dengan Uni Eropa. Juga bisa meluas ke antarnegara lain. Apalagi, AS juga menetapkan tarif impor tinggi ke semua negara.
Tujuannya memaksa negara-negara dunia mau tunduk dan melakukan negosiasi dengan AS. Dus, negosiasi tarif perdagangan tak lagi berdasarkan kesepakatan dan prinsip-prinsip multilateralisme perdagangan. Tetapi ditentukan negosiasi sepihak. Tindakan ini yang memicu langkah balasan negara lain dengan juga memberlakukan pembatasan perdagangan dan tarif mereka sendiri.
Jika ini yang terjadi dan kemudian meluas, berakhirnya masa perdagangan bebas yang sudah berlangsung sejak hampir 80 tahun sejak perang dunia kedua tinggal menunggu waktu. Kalau sudah begini, sulit memprediksi apa yang akan terjadi dengan prospek ekonomi global di masa mendatang. Sekarang saja kondisinya sudah bikin was-was.
Semoga saja ekonomi dunia tidak sampai terjerembab seperti era Depresi Besar alias Great Depression tahun 1929–1939. Era berat yang salah satu bandul pemberatnya juga perang tarif dagang saat AS memberlakukan kenaikan tarif melalui Undang-Undang Smoot-Hawley di tahun 1930 dan kemudian dibalas negara lain.