Anggarkan Capex Rp 9 Triliun, Indosat (ISAT) Menambah 18.000 BTS 4G di Tahun Ini

Selasa, 26 Maret 2019 | 06:43 WIB
Anggarkan Capex Rp 9 Triliun, Indosat (ISAT) Menambah 18.000 BTS 4G di Tahun Ini
[]
Reporter: Auriga Agustina | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) berkomitmen untuk terus memperkuat jaringan 4G di tahun ini. ISAT akan menambah sekitar 18.000 BTS jaringan 4G.

Kustanto, Group Head Network Strategy Architecture and Solution Indosat bilang, pada 2018, ISAT sudah memiliki 26.100 BTS 4G. Artinya, pada tahun ini, jaringan 4G emiten yang tergabung dalam indeks KOMPAS100 akan menjadi 44.100 BTS.

Tak hanya itu, ISAT juga akan mengoptimalkan jaringan 4G plus hingga di 350–450 MHz. Caranya, Indosat akan menggunakan teknologi carrier agregation. Saat ini, jaringan 4G hanya memiliki kapasitas di 190 MHz.

Direktur Utama Indosat Chris Kanter mengatakan, jaringan 4G Plus ISAT telah menjangkau 422 kota/kabupaten saat ini. Jumlah itu sekitar 80% dari populasi masyarakat Indonesia. Indosat menargetkan dapat menjangkau 87% populasi masyarakat Indonesia di akhir tahun 2019.

Untuk memenuhi target, Indosat tak hanya menambah BTS saja. Perusahaan ini juga akan menambah site 4G sebanyak 4.200 site tahun ini. Jumlah BTS yang terhubung dengan jaringan fiber juga akan ditambah menjadi hampir 30%. "Pengembangan jaringan ini juga menjadi bagian rencana strategis perusahaan ke depan, untuk menghadirkan jaringan berkualitas bagi pelanggan di era komunikasi data saat ini," ujar Chris.

Belanja modal dari utang

Emiten telekomunikasi ini juga telah menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 10 triliun untuk tahun 2019. Mayoritas dana tersebut atau sekitar 90% capex, digunakan untuk jaringan 4G ISAT.

Sisanya digunakan untuk penambahan BTS dan pengembangan kapasitas. Berdasarkan catatan KONTAN, ISAT akan menerbitkan obligasi dalam rangka penawaran umum berkelanjutan III senilai Rp 10 triliun untuk sumber belanja modal.

Analis Ciptadana Sekuritas Gani mengatakan, strategi ini merupakan langkah tepat yangdilakukan ISAT untuk meningkatkan kualitas dan coverage jaringan. "Ini menjadi kunci bagi Indosat untuk dapat bersaing dengan operator lainnya," kata dia. Kendati demikian, Gani memprediksi, ISAT masih akan merugi Rp 2,5 triliun tahun ini.

Pasalnya, beban ISAT di tahun ini masih besar akibat ekspansi yang agresif. "Kerugian utama akibat peningkatan beban bunga untuk membiayai belanja modal di 2019. Sampai saat ini, kami belum melihat ada tambahan pendapatan dari penjualan perusahaan. Kalau di tahun 2018 ada gain sekitar Rp 900 miliar dari penjualan Artajasa," jelas Gani.

Kepala Riset Koneksi Kapital Indonesia Alfred Nainggolan menyarankan, agar ISAT melakukan efesiensi. Sebab, peningkatan beban utang perusahaan ini disertai dengan kerugian bersih.

Berdasarkan PER, harga saham ISAT sudah tinggi karena rugi bersih tahun 2018. Kemarin harga ISAT turun 5,69% menjadi Rp 2.650 per saham.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Tren Bullish Diproyeksi Masih Akan Ikuti Samudera Indonesia (SMDR) Tahun 2026
| Jumat, 05 Desember 2025 | 15:00 WIB

Tren Bullish Diproyeksi Masih Akan Ikuti Samudera Indonesia (SMDR) Tahun 2026

SMDR tahun ini mengalokasikan belanja modal senilai Rp 4 triliun ayang dialokasikan untuk menambah kapal baru.

Menguatnya Saham Tommy Soeharto (GTSI) Didominasi Volume Pembelian
| Jumat, 05 Desember 2025 | 14:00 WIB

Menguatnya Saham Tommy Soeharto (GTSI) Didominasi Volume Pembelian

Target GTSI adalah juga mencari sumber pendapatan baru agar tidak tergantung dari LNG shipping dan FSRU.

Didorong Sentimen Rights Issue, Begini Proyeksi Saham IMAS dan IMJS Menurut Analis
| Jumat, 05 Desember 2025 | 12:50 WIB

Didorong Sentimen Rights Issue, Begini Proyeksi Saham IMAS dan IMJS Menurut Analis

Pendapatan IMAS sampai dengan September 2025 ditopang dari PT IMG Sejahtera Langgeng senilai Rp 14,79 triliun atau tumbuh 15,46% YoY.

Butuh Duit Jumbo Menyerap Kenaikan Free Float, Mampukah Pasar?
| Jumat, 05 Desember 2025 | 10:03 WIB

Butuh Duit Jumbo Menyerap Kenaikan Free Float, Mampukah Pasar?

Dengan target transaksi harian hanya Rp 14,5 triliun, besaran dana untuk menyerap saham free float 15% sekitar Rp 203 triliun termasuk besar.

Melambung Tinggi, Saham Teknologi Masih Terus Unjuk Gigi
| Jumat, 05 Desember 2025 | 09:53 WIB

Melambung Tinggi, Saham Teknologi Masih Terus Unjuk Gigi

Pergerakan saham teknologi ke depan akan jauh lebih selektif dan berbasis kinerja, bukan lagi sekadar euforia sentimen.

WALHI Beberkan Akumulasi Alih Fungsi Hutan 10.795 Ha Pemicu Banjir di Sumut
| Jumat, 05 Desember 2025 | 09:00 WIB

WALHI Beberkan Akumulasi Alih Fungsi Hutan 10.795 Ha Pemicu Banjir di Sumut

Banjir ini mencerminkan akumulasi krisis ekologis yang dipicu ekspansi tambang, proyek energi, hingga perkebunan sawit skala besar.

Prospek Elok Emiten Milik Happy Hapsoro (RATU) Ditopang Ekspansi Bisnis yang Agresif
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:32 WIB

Prospek Elok Emiten Milik Happy Hapsoro (RATU) Ditopang Ekspansi Bisnis yang Agresif

RATU memiliki tujuh rencana akuisisi global hingga tiga tahun ke depan, dua diantaranya ditargetkan selesai kuartal IV-2025 dan semester I-2026.

WSKT Diskon Tarif Tol di Jawa dan Sumatra
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:12 WIB

WSKT Diskon Tarif Tol di Jawa dan Sumatra

WSKT juga menargetkan peningkatan pendapatan selama periode tersebut, meski Buyung enggan menyebut angkanya secara spesifik.  

Pertamina Pasok BBM dengan Pesawat Perintis
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:08 WIB

Pertamina Pasok BBM dengan Pesawat Perintis

Pengiriman menggunakan pesawat perintis merupakan langkah strategis untuk menjaga keberlanjutan energi di wilayah terdampak

Layanan Internet Darurat FiberStar di Lokasi Bencana
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:03 WIB

Layanan Internet Darurat FiberStar di Lokasi Bencana

FiberStar juga menghadirkan layanan internet darurat menggunakan teknologi Starlink untuk mendukung komunikasi bagi penyintas, relawan dan aparat

INDEKS BERITA

Terpopuler