Antisipasi Kekosongan Keramik Impor Asal China, Lima Produsen Keramik Kerek Produksi

Senin, 04 Maret 2019 | 09:15 WIB
Antisipasi Kekosongan Keramik Impor Asal China, Lima Produsen Keramik Kerek Produksi
[]
Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah pemerintah memberlakukan kebijakan pengamanan atau safeguard pada tahun lalu, produsen keramik dalam negeri bersiap menambah kapasitas produksi. Langkah ekspansif tersebut sekaligus untuk mengisi kekosongan produk keramik impor dari Tiongkok.

Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto menjelaskan, setidaknya ada lima produsen keramik yang berencana mengerek kapasitas produksi. "Sekarang kapasitas nasional sekitar 530 juta meter persegi (m2) dan akan bertambah sebanyak 40 juta m2 menjadi 570 juta m2," ungkap dia, akhir pekan lalu.

Kelima perusahaan yang berniat ekspansi itu PT Jui Shin Indonesia, PT Gemilang , Mulia Group, PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk dan PT Arwana Citramulia Tbk.

Edy yang juga Chief Operation Officer PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) menjelaskan, pada tahun ini Arwana akan menambah kapasitas pabrik di Ogan Ilir Sumatra Selatan. Saat ini pabrik tersebut memiliki kapasitas 8 juta m2 per tahun. Pada Juni 2019, pabrik itu akan mulai memproduksi lewat penambahan kapasitas 4,5 juta m2.

Menurut dia, serbuan impor keramik terutama dari Tiongkok sudah menurun setelah penerapan safeguard. Cuma, para importir sudah mempersiapkan diri dengan mengimpor dalam jumlah besar sebelum kebijakan pengamanan produk keramik diberlakukan. "Jadi, perlu diperhatikan data impor di kuartal I 2019 dan kuartal II 2019 nanti," jelas Edy.

Sejatinya, pasca aturan safeguard terhadap produk keramik Tiongkok, negara lain mulai melihat peluang untuk masuk pasar keramik Indonesia. Misalnya India yang notabene merupakan produsen keramik terbesar kedua di dunia.

Dengan kapasitas 1 miliar m2 per tahun, tentunya keramik India diprediksi akan mudah masuk Indonesia. "Kami melihat aturan safeguard itu merupakan obat sementara. Yang diperlukan saat ini, harga gas yang bersaing dengan negara lain agar produsen lokal mempunyai daya saing setara," ujar Edy.

Produsen keramik lainnya, PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk (CAKK), menargetkan pertumbuhan pendapatan pada tahun ini dengan menggenjot produksi. Direktur CAKK, Juli Berliana, optimistis mereka dapat meraup pendapatan Rp 300 miliar pada tahun ini.

Salah satu pemicu pertumbuhan pendapatan karena adanya proteksi terhadap industri keramik nasional. "Kami juga melihat ada kenaikan permintaan, khususnya di Jabodetabek," kata Juli kepada KONTAN, kemarin.

Mulai tahun ini, Cahayaputra berencana memproduksi keramik dengan ukuran besar 60x60. Saat ini, ukuran terbesar produk CAKK adalah 50x50. "Kami baru pengembangan dulu tahun ini. Belum ke produksi massal untuk dijual ke pasar," kata Juli.

Cahayaputra berusaha mempertahankan utilitas produksi, yang rata-rata mencapai 90%. "Kami akan berupaya meningkatkan efisiensi energi," ungkap dia.

 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Trade Expo Indonesia Bidik Transaksi US$ 25 Miliar
| Senin, 24 Februari 2025 | 00:02 WIB

Trade Expo Indonesia Bidik Transaksi US$ 25 Miliar

Pameran Trade Expo Indonesia bakal digelar pada 15 Oktober sampai 19 Oktober 2025 di ICE BSD Tangerang.

Prabowo Tunjuk Rosan Jadi Nakhoda Danantara, Pandu & Dony Oskaria Jabat CIO & COO
| Minggu, 23 Februari 2025 | 15:01 WIB

Prabowo Tunjuk Rosan Jadi Nakhoda Danantara, Pandu & Dony Oskaria Jabat CIO & COO

Kabar yang masuk KONTAN, Menteri Investasi dan BKPM Rosan Roslani akan menjadi nakhoda BPI Danantara.

Nasib Pembudidaya eFishery di Ujung Tanduk, Gibran: Saya Tidak Menggelapkan Dana
| Minggu, 23 Februari 2025 | 14:12 WIB

Nasib Pembudidaya eFishery di Ujung Tanduk, Gibran: Saya Tidak Menggelapkan Dana

Co-Founder sekaligus CEO eFishery Gibran Huzaifah menyatakan tidak pernah menggelapkan dana eFishery sepeser pun.

Platform Mobkas Tangkap Peluang Pasar Kendaraan
| Minggu, 23 Februari 2025 | 14:00 WIB

Platform Mobkas Tangkap Peluang Pasar Kendaraan

Industri otomotif bergerilya tangkap pasar yang besar dari mobil bekas, melalui platform digital mereka tawarakan layanan mobil bekas.

Mengekas Protein dari Ternak Ayam Sendiri
| Minggu, 23 Februari 2025 | 13:00 WIB

Mengekas Protein dari Ternak Ayam Sendiri

Tren memelihara ayam di rumah kian digemari. Proses pemeliharaan yang mudah membuat banyak orang keranjingan melakukannya.

10 SWF Dengan Aset Terbesar, Ada Danantara
| Minggu, 23 Februari 2025 | 12:32 WIB

10 SWF Dengan Aset Terbesar, Ada Danantara

Indonesia segera meluncurkan SWF terbaru dengan aset jumbo yakni Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

Wakil Menteri Investasi: Pemerintah Dorong Peluang Investasi Energi Terbarukan
| Minggu, 23 Februari 2025 | 12:31 WIB

Wakil Menteri Investasi: Pemerintah Dorong Peluang Investasi Energi Terbarukan

Pemerintah telah menyiapkan berbagai insentif, kemudahan perizinan, dan skema feed-in tariff agar investasi energi hijau semakin menarik.

Saham Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) Jadi Perhatian di Awal Tahun 2025
| Minggu, 23 Februari 2025 | 12:01 WIB

Saham Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) Jadi Perhatian di Awal Tahun 2025

Direktur dan Chief Investor Relations Officer BRMS Herwin Hidayat mengerek target produksi emas pada tahun 2025 sebanyak 26,67% YoY.

Perang Bunga KPR Murah Membara di Awal Tahun
| Minggu, 23 Februari 2025 | 12:00 WIB

Perang Bunga KPR Murah Membara di Awal Tahun

Langsung tancap gas di awal tahun, bank gencar menawarkan promo bunga KPR untuk meningkatkan pembiayaan kredit rumah.

Kiat Memangkas Emisi dari Semburat Gas Bumi dan Juga Produksi Metana
| Minggu, 23 Februari 2025 | 09:00 WIB

Kiat Memangkas Emisi dari Semburat Gas Bumi dan Juga Produksi Metana

Tahun 2024, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) meraih rating ESG lebih baik. Namun awal tahun ini, PGN terseret kasus dugaan korupsi. 

 
INDEKS BERITA

Terpopuler