Kejar Laba Dobel Digit, Arwana (ARNA) Incar Kelas Atas dan Pasar Ekspor

Sabtu, 02 Maret 2019 | 08:20 WIB
Kejar Laba Dobel Digit, Arwana (ARNA) Incar Kelas Atas dan Pasar Ekspor
[]
Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang 2019, PT Arwana Citramulia Tbk menargetkan penjualan bersih sebesar Rp 2,12 triliun. Mereka juga ingin mengantongi laba bersih Rp 200,7 miliar.

Tahun lalu, Arwana membukukan penjualan bersih Rp 1,97 triliun dan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih Rp 156,62 miliar. Itu berarti, target pertumbuhan penjualan bersih dan laba bersih 2019 setara dengan 7,61% year on year (yoy) dan 28,14% (yoy).

Strategi Arwana adalah memacu segmen produk menengah ke atas. Segmen itu terwakili lewat keramik merek UNO Digi. Targetnya, meningkatkan kontribusi penjualan UNO Digi dari 51% tahun lalu menjadi 56% tahun ini terhadap total penjualan.

Sejalan dengan itu, pengembangan desain produk terus berjalan. "Kami berusaha mengenalkan lini produk ini kepada konsumen sebagai bagian dari strategi usaha jangka panjang," ungkap Edy Suyanto, Chief Operation Officer PT Arwana Citramulia Tbk, saat paparan publik, Jumat (1/3).

Karena menggunakan teknologi modern digital printing, proses pembuatan desain keramik Arwana kini lebih cepat. Tahun lalu saja, mereka memperkenalkan 93 desain keramik baru. Sementara sebelumnya, butuh hingga sebulan untuk menghasilkan satu desain saja.

Strategi lain Arwana pada tahun ini adalah mengejar pasar ekspor. Mereka sudah merambah pasar Malaysia, Filipina, Pakistan, Mauritius, Oman dan Korea Selatan. Kalau tak meleset, tahun 2019 bakal ada tujuan ekspor baru ke Laos dan Thailand. Porsi penjualan ekspor kini sekitar 1% terhadap penjualan.

Sambil jalan, Arwana menerapkan efisiensi biaya produksi. Perusahaan berkode saham ARNA di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut berusaha menekan ongkos konsumsi gas dan bahan glasir melalui penerapan sistem lean manufacturing. Tahun lalu, 50% biaya produksi Arwana terpengaruh dengan nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah.

Agar rencana bisnis berjalan mulus, Arwana mengalokasikan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) Rp 40 miliar. Sumber dananya berasal dari kas internal. Capex itu untuk membeli mesin produksi dan menambah kapasitas produksi pabrik di Ogan Ilir Sumatra Selatan.

Mulai Juni 2019 nanti, kapasitas pabrik tersebut akan menjadi 12,5 juta meter persegi (m) keramik per tahun. Pabrik akan memproduksi keramik ukuran 50cm x 50cm. "Sehingga bisa menjangkau lebih banyak lagi kebutuhan di Sumatra," kata Rudy Sujanto, Chief Financial Officer PT Arwana Citramulia Tbk.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Setoran Pajak Rokok 2025 Mencapai Rp 22,98 Triliun
| Selasa, 26 November 2024 | 09:01 WIB

Setoran Pajak Rokok 2025 Mencapai Rp 22,98 Triliun

Estimasi setoran pajak rokok pada tahun depan, naik tipis dibandingkan dengan estimasi setoran pajak rokok 2024

Kenaikan Tarif PPN Hambat Proyek Infrastruktur
| Selasa, 26 November 2024 | 08:51 WIB

Kenaikan Tarif PPN Hambat Proyek Infrastruktur

Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional (Gapensi) juga ikut menolak kebijakan kenaikan tarif PPN menjadi 12%

Target Laju Ekonomi Tahun Ini Bisa Meleset
| Selasa, 26 November 2024 | 08:42 WIB

Target Laju Ekonomi Tahun Ini Bisa Meleset

Ekonom memproyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini tidak mungkin mencapai target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024

Credit Agricole Hingga FMR Rajin Borong, Begini Prospek dan Rekomendasi Saham BBCA
| Selasa, 26 November 2024 | 08:05 WIB

Credit Agricole Hingga FMR Rajin Borong, Begini Prospek dan Rekomendasi Saham BBCA

Perdagangan saham BBCA oleh investor asing institusi sepanjang pekan lalu didominasi oleh transaksi beli.

ABM Investama (ABMM) Akuisisi Entitas Anak Usaha Citra Tubindo (CTBN)
| Selasa, 26 November 2024 | 08:00 WIB

ABM Investama (ABMM) Akuisisi Entitas Anak Usaha Citra Tubindo (CTBN)

Pada 21 November 2024, PT Cipta Krida Bahari (CKB) telah melakukan penandatanganan perjanjian pengikatan jual beli saham (PPJB) dengan CTBN.

Delta Dunia Makmur (DOID) Akuisisi Tambang Batubara di Australia
| Selasa, 26 November 2024 | 07:55 WIB

Delta Dunia Makmur (DOID) Akuisisi Tambang Batubara di Australia

Aksi ini memberikan BUMA International kepemilikan pengendali atas salah satu tambang batubara metalurgi terbesar di Australia.​

Jelang Tutup Tahun 2024, Korporasi Gencar Berburu Dana
| Selasa, 26 November 2024 | 07:50 WIB

Jelang Tutup Tahun 2024, Korporasi Gencar Berburu Dana

Tak hanya lewat perbankan, emiten juga gencar menjaring dana lewat pasar modal dan penerbitan obligasi.

Tarif PPN Naik, Pasar Properti Bisa Menukik
| Selasa, 26 November 2024 | 07:50 WIB

Tarif PPN Naik, Pasar Properti Bisa Menukik

Kenaikan PPN menjadi 12% di awal tahun depan bakal memicu kenaikan harga rumah, sehingga penjualan properti dipastikan menurun.

Gelar IPO, MR DIY Siap Ekspansi Bisnis
| Selasa, 26 November 2024 | 07:38 WIB

Gelar IPO, MR DIY Siap Ekspansi Bisnis

Langkah MR DIY menggelar IPO sebagai langkah strategis mempercepat ekspansi dan memperkuat posisi di industri ritel berbasis non-grocery. 

Keyakinan Konsumen Jadi Tantangan Emiten Konsumer
| Selasa, 26 November 2024 | 07:32 WIB

Keyakinan Konsumen Jadi Tantangan Emiten Konsumer

Pelemahan daya beli konsumen di Tanah Air ​terus menghantui prospek kinerja dan saham emiten konsumer.

INDEKS BERITA

Terpopuler