Antisipasi Trump, Eksportir Cari Pasar Alternatif

Selasa, 26 November 2024 | 07:15 WIB
Antisipasi Trump, Eksportir Cari Pasar Alternatif
[ILUSTRASI. Pekerja menurunkan timah dari kapal yang di angkut dari Belitung, Kepulauan Riau di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa (11/1). PT Timah Tbk (TINS) memperkirakan produksi perseroan hingga akhir 2010 hanya bisa mencapai 39 ribu ton atau hampir sama dengan pencapaian tahun sebelumnya. Sebelumnya, diargetkan produksi timah bisa mencapai 50 ribu ton. Namun akibat kondisi cuaca yang kurang menentu di tahun 2010, peningkatan produksi tidak bisa berjalan optimal. KONTAN/Muradi/11/01/2011]
Reporter: Filemon Agung, Leni Wandira | Editor: Havid Vebri

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) menimbulkan kekhawatiran di kalangan eksportir. Pasalnya, kabar soal kebijakan tarif bea masuk impor yang akan naik sekitar 10%-20% saat Trump menjadi Presiden AS sudah kencang berhembus.

Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Jakarta Irwandy Rajabasa mengatakan, menyusul kekhawatiran terkait kebijakan proteksionisme AS di bawah kendali Trump, kini eksportir mulai menyusun langkah strategis untuk menghadapi kemungkinan tersebut.  

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Trumponomics
| Jumat, 31 Januari 2025 | 06:11 WIB

Trumponomics

Trumponomics yang berbasis kebijakan tarif impor tinggi ini dikhawatirkan menyulut inflasi di AS lantaran membebankan biaya tambahan ke konsumen.

BEI Beberkan Alasan Suspensi 46 Saham Emiten
| Jumat, 31 Januari 2025 | 06:05 WIB

BEI Beberkan Alasan Suspensi 46 Saham Emiten

Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara perdagangan alias suspensi saham 46 perusahaan tercatat.

Bulog Wajib Beli Gabah Petani Rp 6.500 per Kilogram
| Jumat, 31 Januari 2025 | 06:05 WIB

Bulog Wajib Beli Gabah Petani Rp 6.500 per Kilogram

Kebijakan Bulog wajib serap gabah petani tanpa syarat sesuai dengan HPP merupakan langkah baik dari pemerintah untuk kesejahteraan petani.

Guyuran Insentif agar UMKM Lebih Berdaya
| Jumat, 31 Januari 2025 | 06:00 WIB

Guyuran Insentif agar UMKM Lebih Berdaya

Pemerintah ingin mendorong usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) agar lebih berperan dalam perekonomian nasional.

Diversifikasi dan Efisiensi Jadi Kunci Kinerja INCO
| Jumat, 31 Januari 2025 | 05:59 WIB

Diversifikasi dan Efisiensi Jadi Kunci Kinerja INCO

Menghadapi persoalan akibat tekanan harga nikel, kinerja INCO terdorong hilirisasi dan diversifikasi ke bijih nikel

Perkuat Penetrasi, Multifinance Siap Geber Ekspansi
| Jumat, 31 Januari 2025 | 05:55 WIB

Perkuat Penetrasi, Multifinance Siap Geber Ekspansi

Agar kinerja meningkat lagi, sejumlah perusahaan multifinance bakal menggeber ekspansi jaringan pada tahun ini. 

Solusi Sinergi Digital (WIFI) Raih Pinjaman Bank BNI Rp 978 Miliar
| Jumat, 31 Januari 2025 | 05:45 WIB

Solusi Sinergi Digital (WIFI) Raih Pinjaman Bank BNI Rp 978 Miliar

PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) atau Surge mendapatkan kredit investasi dari PT Bank Negara Indonesia Tbk  senilai Rp 978 miliar.

Asuransi Rekayasa Masih Tetap Kokoh
| Jumat, 31 Januari 2025 | 05:30 WIB

Asuransi Rekayasa Masih Tetap Kokoh

Bakal berlanjutnya proyek infrastruktur di IKN dinilai bisa semakin mendorong potensi perolehan premi dari asuransi rekayasa.

Kehadiran DeepSeek Tak Memukul Indeks Teknologi Indonesia
| Jumat, 31 Januari 2025 | 05:30 WIB

Kehadiran DeepSeek Tak Memukul Indeks Teknologi Indonesia

Menakar dampak inovasi artificial intelligence (AI) China ke kinerja saham emiten teknologi Indonesia.

Tertekan Fluktuasi Rupiah, Saham Emiten Farmasi Lemah
| Jumat, 31 Januari 2025 | 05:15 WIB

Tertekan Fluktuasi Rupiah, Saham Emiten Farmasi Lemah

Kinerja saham emiten farmasi belum bugar di sepanjang tahun berjalan ini. Mayoritas saham emiten farmasi masih lesu sejak awal tahun 2025. ​

INDEKS BERITA

Terpopuler