AS Dukung Pengabaian Hak Intelektual, Saham Pembuat Vaksin Covid-19 Tergelincir

Kamis, 06 Mei 2021 | 18:47 WIB
AS Dukung Pengabaian Hak Intelektual, Saham Pembuat Vaksin Covid-19 Tergelincir
[ILUSTRASI. Botol dengan label vaksin penyakit virus korona (COVID-19) Pfizer-BioNTech, AstraZeneca, dan Moderna terlihat dalam foto ilustrasi yang diambil Jumat (19/3/2021). REUTERS/Dado Ruvic]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Saham-saham pembuat obat yang terlibat dalam produksi vaksin Covid-19, termasuk Pfizer dan Moderna, Kamis (6/5), tergelincir setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mendukung pembebasan kekayaan intelektual atas vaksin.

Biden memberi dukungan terhadap usulan pengabaian hak kekayaan intelektual atas vaksin di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Tujuannya, meningkatkan ketersediaan vaksin ke negara-negara miskin, termasuk India, yang saat ini berada di bawah cengkeraman gelombang kedua infeksi besar-besaran.

Mengabaikan hak intelektual atas vaksin memang membutuhkan proses panjang. Seluruh anggota WTO, yang berjumlah 164 negara, harus menyepakati usulan itu untuk mengurangi pendapatan dan keuntungan yang bisa dinikmati perusahaan yang telah berinvestasi besar dalam pengembangan vaksin.

Baca Juga: Laba Kimia Farma (KAEF) anjlok 33,90% di kuartal I 2021

"Ini jelas dapat mengurangi potensi pendapatan yang diharapkan beberapa dari perusahaan-perusahaan ini dari melisensikan paten mereka", kata Neil Wilson, kepala analis pasar di Markets.com.

Saham Pfizer, Moderna, Novavax dan saham BioNTech yang terdaftar di bursa mengalami penurunan di kisaran 2% hingga 6% selama perdagangan berlangsung. Saham BioNTech yang terdaftar di bursa efek Frankfurt terpangkas hingga 19%.

Saham perusahaan farmasi lain yang juga ikut mengembangkan vaksin di bursa lainnya, seperti Curevac Jerman jatuh sebanyak 15. Curevac telah meminta persetujuan atas vaksin Covid-19 yang dikembangkannya.

Baca Juga: Permintaan naik, Pfizer kerek proyeksi penjualan vaksin covid-19

Saham pembuat vaksin Covid-19 dari China juga merosot. Saham CanSino Biologics Inc, pembuat vaksin Covid-19 dosis tunggal, turun 16%. Sahamnya di Hong Kong turun sebanyak 22%. 

Namun saham AstraZeneca yang terdaftar di bursa efek London tidak berubah. Indeks saham-saham sektor perawatan kesehatan di bursa Eropa tergerus 0,5%, sedikit tertinggal daripada indeks saham patokan di Eropa, yaitu STOXX 600.

Analis Jefferies, Michael Yee, mengatakan, usulan yang memungkinkan negara lain untuk memproduksi dan mengabaikan paten, akan menggerus kepercayaan investor terhadap model bisnis farmasi di masa pandemi.

Yee, bagaimanapun, memperingatkan, ketersediaan pasokan manufaktur, bahan mentah, botol, sumbat, dan bahan utama lain bisa habis di tahun ini saja, jika menimbang situasi yang kini berlangsung di India dan Afrika Selatan.

Selanjutnya: Industri Farmasi Berang, Biden Dukung Pengabaian Hak Intelektual atas Vaksin Covid-19

 

Bagikan

Berita Terbaru

Melihat Potensi Akuisisi Campina (CAMP) Oleh Investor Strategis
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 12:28 WIB

Melihat Potensi Akuisisi Campina (CAMP) Oleh Investor Strategis

Emiten produsen es krim Campina, PT Campina Es Krim TBk (CAMP) diduga batal diakuisisi oleh manajer investasi asal Bahrain, Investcorp.

Dominasi Bitcoin Merosot di Awal Pekan, Altcoin Ini Layak Dicermati
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 09:34 WIB

Dominasi Bitcoin Merosot di Awal Pekan, Altcoin Ini Layak Dicermati

Bila penurunan dominasi terus berlanjut, likuiditas dari bitcoin bisa mengalir ke aset lain dan membuka ruang bagi reli altcoin.

Marketing Sales CTRA Melemah di Kuartal III, tapi Masih Ada Harapan di Ujung Tahun
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 08:42 WIB

Marketing Sales CTRA Melemah di Kuartal III, tapi Masih Ada Harapan di Ujung Tahun

Efek penurunan suku bunga BI belum terasa ke kredit KPR karena laju pemangkasan bunga kredit bank yang lebih lambat.​

Menang Lelang BWA, Hashim dan Sinar Mas Siap Masuk ke Bisnis Internet Murah
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 08:40 WIB

Menang Lelang BWA, Hashim dan Sinar Mas Siap Masuk ke Bisnis Internet Murah

Potensi perang harga sangat terbuka. Spektrum baru ini bakal menambah kompetisi di fixed broadband, terutama dengan TLKM yang masih dominan.

Harga Saham BBCA Anjlok Terus Hingga Sentuh Level Terendah Tiga Tahun, the Next UNVR?
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 08:27 WIB

Harga Saham BBCA Anjlok Terus Hingga Sentuh Level Terendah Tiga Tahun, the Next UNVR?

Jika level psikologis di 7.000 jebol, maka ada risiko harga saham BBCA bakal turun ke Rp 6.000 per saham.

Perpres Pembangkit Sampah Terbit, Ini Poin Penting & Efeknya ke OASA, TOBA, BIPI
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 07:54 WIB

Perpres Pembangkit Sampah Terbit, Ini Poin Penting & Efeknya ke OASA, TOBA, BIPI

Pengusaha mendapatkan kepastian penerbitan Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) lebih cepat dan harga listrik yang dipatok di US$ 20 cent per KWh.

Baru Empat Izin Tambang yang Dibuka Kembali
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 07:48 WIB

Baru Empat Izin Tambang yang Dibuka Kembali

Sebanyak 44 perusahaan pertambangan yang mengajukan pengembalian izin telah membayar jaminan reklamasi tambang.

Data Migas Kemenkeu dan ESDM Berbeda
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 07:43 WIB

Data Migas Kemenkeu dan ESDM Berbeda

Perbedaan bisa muncul karena data di level pimpinan SKK Migas memasukkan produksi LPG yang dikonversi ke setara minyak.

Negosiasi Buntu, Skema Baru Beli BBM Digodok
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 07:40 WIB

Negosiasi Buntu, Skema Baru Beli BBM Digodok

Kementerian ESDM menjanjikan skema baru pembelian BBM swasta bisa disepakati pekan ini, sehingga bisa mengatasi kelangkaan pasokan

Kinerja Industri Susu Nasional Tertekan Daya Beli
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 07:35 WIB

Kinerja Industri Susu Nasional Tertekan Daya Beli

Hingga kuartal III-2025 hampir seluruh pelaku industri mencatat penurunan penjualan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

INDEKS BERITA

Terpopuler