Bank BUMN Menjaring Pendanaan Obligasi Dollar

Rabu, 20 Maret 2019 | 10:36 WIB
Bank BUMN Menjaring Pendanaan Obligasi Dollar
[]
Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini perbankan lebih percaya diri mencari pendanaan lewat surat utang berdenominasi dollar atau valuta asing (valas). Setidaknya tiga bank pelat merah berencana menerbitkan obligasi valas alias global bond, yakni Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Tabungan Negara (BTN).

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, Bank Mandiri berniat menerbitkan global bond pada April 2019. Nilainya mencapai US$ 1 miliar atau setara Rp 14,23 triliun (kurs US$ 1=Rp 14.237).

Kini, Bank Mandiri masih memantau kondisi pasar terutama mata uang rupiah. "Kami melihat periode Januari-Februari 2019 likuiditas tidak ketat, jadi untuk obligasi rupiah tidak perlu. Hanya perlu menerbitkan global bond," kata Kartika, Senin (19/3).

Bank Mandiri bakal menggunakan dana hasil penerbitan surat utang ini untuk memperkuat likuiditas valas. "Selain penerbitan obligasi, belum ada rencana mencari pendanaan lain," ujarnya.

Menurut Tiko, panggilan akrab Kartika, tahun lalu Bank Mandiri memenuhi kebutuhan pendanaan rupiah melalui penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi. Total nilai penerbitan obligasi tersebut mencapai Rp 10 triliun.

Sejak awal tahun ini bank berkode saham BMRI ini sudah menggaungkan rencana itu. Sebab, sepanjang tahun 2018 banyak nasabah yang menarik simpanan valas. Sebagian besar berasal dari nasabah korporasi.

Selain BMRI, BTN berencana menerbitkan global bond untuk pertama kalinya. Bank spesialis kredit perumahan ini membidik dana dengan nilai maksimal sebesar US$ 300 juta atau sekitar Rp 4,26 triliun dari global bond.

Direktur Keuangan BTN Iman Nugroho Soeko menilai, potensi penyerapan global bond bisa maksimal dibandingkan obligasi rupiah. Sebab, likuiditas mata uang rupiah di pasar (wholesale) diprediksikan mengetat.

Global bond juga relatif lebih aman lantaran investornya lebih luas dibandingkan obligasi biasa. "Rencana penerbitan di akhir semester I-2019 sebagai diversifikasi dana wholesale," kata Imam kepada KONTAN, Selasa (19/3).

Tergantung rating

BTN sempat memperoleh pinjaman bilateral dari ANZ senilai US$ 165 juta. Sebanyak US$ 100 juta telah ditarik pada akhir Desember 2018, sisanya akan ditarik tahun ini.

Daftar bank plat merah yang mengincar global bond kian bertambah lantaran BRI juga berencana menerbitkan obligasi valas tahun ini. Direktur Utama BRI Suprajarto mengungkapkan, dana hasil penerbitan obligasi tersebut akan dipakai untuk membiayai obligasi yang jatuh tempo tahun ini senilai Rp 20 triliun.

BRI kini tengah meminta persetujuan regulator terkait rencana penerbitan global bond yang bakal bernilai sekitar US$ 500 juta. BRI akan menggunakan dana itu untuk memenuhi kebutuhan likuiditas sekaligus diversifikasi instrumen pendanaan.

Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma menyatakan, penetapan kupon tergantung rating perusahaan. Semakin rendah peringkatnya maka kuponnya kian mahal.

Bank memilih global bond, menurut Suria, karena melihat tren dollar AS yang melemah. Bank selain BRI, juga ingin memperbaiki loan to deposit ratio (LDR) yang mengetat supaya loan to funding ratio (LFR) juga bisa ikut turun.

Penerbitan global bond juga sebagai alternatif menambal potensi keluarnya dana repatriasi dari program tax amnesty. Sebab, masa penyimpanan dana repatriasi di bank dalam negeri berakhir tahun ini.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Wacana Tanam Kelapa Sawit di Papua
| Kamis, 18 Desember 2025 | 06:57 WIB

Wacana Tanam Kelapa Sawit di Papua

Bahan baku etanol berasal dari komoditas pertanian seperti singkong, jagung, tebu, serta sumber nabati lainnya.

 Legalisasi Tambang Ilegal Berisiko Melawan Hukum
| Kamis, 18 Desember 2025 | 06:53 WIB

Legalisasi Tambang Ilegal Berisiko Melawan Hukum

Rencana kemitraan pertambangan tanpa izin atau ilegal mencederai rasa keadilan bagi pebisnis taat aturan

Rupiah Terus Melemah, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Kamis (18/12)
| Kamis, 18 Desember 2025 | 06:52 WIB

Rupiah Terus Melemah, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Kamis (18/12)

Tekanan IHSG karena sejumlah faktor. Seperti BI yang menahan suku bunga acuan, pelemahan rupiah serta aksi jual bersih investor asing

Potensi Konsolidasi Bank Syariah Terbuka Lebar
| Kamis, 18 Desember 2025 | 06:25 WIB

Potensi Konsolidasi Bank Syariah Terbuka Lebar

Potensi konsolidasi yang melibatkan perbankan syariah ke depan terbuka lebar. Pasalnya, sebagian besar BUS saat ini memiliki modal kecil. ​

Perbankan Akan Tetap Royal Membagi Dividen
| Kamis, 18 Desember 2025 | 06:20 WIB

Perbankan Akan Tetap Royal Membagi Dividen

Kendati kinerja keuangan bank beraset besar kurang menggembirakan tahun ini, namun mereka diproyeksi tetap royal membagikan dividen. ​

Insentif Likuiditas Ditambah ke Perbankan Biar Bunga Kredit Bisa Turun
| Kamis, 18 Desember 2025 | 06:10 WIB

Insentif Likuiditas Ditambah ke Perbankan Biar Bunga Kredit Bisa Turun

Bank Indonesia telah melakukan berbagai jurus untuk mempercepat penurunan suku bunga kredit di perbankan.

Tantangan 2026
| Kamis, 18 Desember 2025 | 06:10 WIB

Tantangan 2026

Tahun 2026 adalah tahun pertaruhan tinggi, di mana setiap salah langkah kebijakan dapat berdampak panjang bagi trajektori menuju 2045.

Papua Masih Defisit Pasokan Beras Lokal
| Kamis, 18 Desember 2025 | 06:00 WIB

Papua Masih Defisit Pasokan Beras Lokal

Kementerian Pertanian berambisi menjadikan Papua bisa swasembada pangan beras seperti daerah lainnya. 

Kalbe Farma Terus Meracik Ekspansi Bisnis
| Kamis, 18 Desember 2025 | 05:40 WIB

Kalbe Farma Terus Meracik Ekspansi Bisnis

PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) meluncurkan fasilitas produksi radioisotop dan radiofarmaka untuk deteksi kanker senilai Rp 200 miliar.

Danantara Mulai Garap Proyek Hilirisasi Awal 2026
| Kamis, 18 Desember 2025 | 05:30 WIB

Danantara Mulai Garap Proyek Hilirisasi Awal 2026

Untuk tahap awal, Danantara bakal menjalankan sebanyak 5 sampai 6 proyek hilirisasi mulai awal tahun depan.

INDEKS BERITA

Terpopuler