Bank Digital Membidik Nasabah Non Ekosistem

Selasa, 30 Juli 2024 | 06:51 WIB
Bank Digital Membidik Nasabah Non Ekosistem
[ILUSTRASI. Pelayanan nasabah di kantor cabang Bank Jago, Jakarta, Senin (25/3/2024).]
Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keberadaan ekosistem merupakan salah satu penopang pertumbuhan bisnis bank digital. Namun, bank digital tak ingin berpuas diri hanya melayani ekosistem sendiri dan mulai membuka diri melayani non ekosistem, dengan menyalurkan kredit digital secara langsung.

Ambil contoh, PT Bank Jago Tbk. Bank yang terafiliasi dengan PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) ini berencana mengembangkan penyaluran kredit secara langsung melalui aplikasinya. Selama ini, bank ini hanya mengandalkan penyaluran kredit melalui skema channeling. Porsi terbesar melalui ekosistemnya.

Melalui kolaborasi dengan ekosistem dan kemitraan dengan perusahaan lainnya, Bank Jago mencatatkan penyaluran kredit Rp 15,7 triliun per Juni 2024. Angka ini tumbuh 40,16% secara tahunan.

Direktur Kepatuhan & Corporate Secretary Bank Jago Tjit Siat Fun menyebut, sejatinya kolaborasi dengan ekosistem merupakan cara yang efektif bagi bank digital untuk memberikan pembiayaan kepada nasabah lebih luas.

Baca Juga: Laba Bersih Bank Digital Melonjak Dua Digit

Namun, ia menyadari kebutuhan pembiayaan masih besar dan terdapat segmen yang belum terlayani melalui kolaborasi. “Melihat itu, kami mengembangkan pembiayaan langsung berbasis aplikasi,” ujar Tjit, Senin (29/7).

Tjit melihat penyaluran kredit secara langsung maupun chanelling sama-sama punya risiko. Namun, ia menegaskan, Bank Jago selalu mengukur risiko secara berkala dengan mempelajari perkembangan data, prilaku dan tren di pasar. 

Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), kontribusi ekosistem terhadap Bank Jago cukup besar. Sekitar 66% nasabah DPK bank ini berasal dari mitra ekosistem Goto dan platform reksadana Bibit.

Sementara itu, Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) sudah lebih dulu hadir menghadirkan kredit digital lewat aplikasinya. Direktur Utama Allo Bank Indra Utoyo mengungkapkan, pembiayaan langsung ke nasabah lewat aplikasi Allo Bank masih jadi stratgei utama bank ini menjalankan fungsi intermediasi.

“Dengan skema direct lending, bank dapat memberikan bunga yang kompetitif langsung ke nasabah dan mempertahankan margin yang atraktif dibanding skema channeling melalui fintech,” ujar Indra.

Baca Juga: BRImo Tumbuh Pesat dengan 35,2 Juta Pengguna pada Kuartal II 2024

Selain itu, Indra menilai risiko kredit langsung dapat lebih dikelola dengan baik dibanding dengan mengandalkan standar credit underwriting milik fintech rekanan.  

Alasannya, Allo Bank dapat memastikan tidak hanya proses akuisisi dan pemasaran, tetapi juga proses credit underwriting untuk menjaga kualitas kredit. Per Juni 2024, kredit Allo Bank tumbuh 7,9% mencapai Rp 8,02 triliun.

Adapun Astra Financial, melalui PT Bank Jasa Jakarta, terus mengembangkan produk bank digitalnya, yakni Bank Saqu. Menurut Direktur Astra Financial Suparno Djasmin, keberadaan Bank Saqu turut didukung dengan ekosistem Astra.

Hingga Juni 2024, pengguna Bank Saqu sudah 1,1 juta pengguna, dengan target tembus 1,8 juta di akhir tahun. ”Lalu produk direct lending akan diluncurkan dalam waktu dekat.” kata Suparno.
 

Selanjutnya: Duit Nasabah Bank Berpaling ke Surat Utang

Bagikan
Topik Terkait

Berita Terbaru

Darma Henwa Dapat Restu Perpanjangan Utang Usaha Rp 702,73 Miliar
| Kamis, 19 September 2024 | 22:42 WIB

Darma Henwa Dapat Restu Perpanjangan Utang Usaha Rp 702,73 Miliar

Jatuh tempo utang DEWA kepada PT Madhani Talatah Nusantara diperpanjang hingga Maret 2025.

Membedah IPO PH Sinetron VERN, Ekuitas Membengkak Valuasi Jadi Tampak Murah
| Kamis, 19 September 2024 | 11:48 WIB

Membedah IPO PH Sinetron VERN, Ekuitas Membengkak Valuasi Jadi Tampak Murah

Laba bersih PT Verona Indah Pictures Tbk (VERN) tiga tahun terakhir terus menanjak.

PGAS Terus Kembangkan Jargas, Simak Deretan Perusahaan yang Bakal Bekerja Sama
| Kamis, 19 September 2024 | 09:30 WIB

PGAS Terus Kembangkan Jargas, Simak Deretan Perusahaan yang Bakal Bekerja Sama

Pengembangan jargas akan berefek ke pertumbuhan pendapatan PGAS.

Era Suku Bunga Tinggi Berakhir, Pamor Obligasi Naik Daun
| Kamis, 19 September 2024 | 09:27 WIB

Era Suku Bunga Tinggi Berakhir, Pamor Obligasi Naik Daun

Berakhirnya era suku bunga tinggi memoles prospek pasar obligasi dalam negeri

Rajin Ekspansi, Kinerja RS Hermina (HEAL) Kian Bugar
| Kamis, 19 September 2024 | 09:25 WIB

Rajin Ekspansi, Kinerja RS Hermina (HEAL) Kian Bugar

Menakar prospek saham dan kinerja PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL)

TOWR Siap Gelar Rights Issue Rp 9 Triliun, Sahamnya Menarik
| Kamis, 19 September 2024 | 09:15 WIB

TOWR Siap Gelar Rights Issue Rp 9 Triliun, Sahamnya Menarik

Nilai saham baru yang diterbitkan dari rights issue TOWR sebanyak-banyaknya sebesar Rp 9 triliun.

  Bank di Bawah Kendali Investor Jepang Optimis Cetak Pertumbuhan
| Kamis, 19 September 2024 | 09:03 WIB

Bank di Bawah Kendali Investor Jepang Optimis Cetak Pertumbuhan

Bank yang dikendalikan investor Jepang semakin gencar melakukan ekspansi bisnis

Laju Pertumbuhan Kredit Perbankan Mulai Melambat
| Kamis, 19 September 2024 | 08:57 WIB

Laju Pertumbuhan Kredit Perbankan Mulai Melambat

Laju pertumbuhan kredit perbankan mulai melambat pada Agustus 2024

BI Rate Dipangkas, Bankir Kejar Pertumbuhan Kredit
| Kamis, 19 September 2024 | 08:53 WIB

BI Rate Dipangkas, Bankir Kejar Pertumbuhan Kredit

Pemnagkasan BI rate bakal mengurangi tekanan biaya dana yang menjadi tantangan utama bank tahun ini. 

 

Bunga Acuan Dipangkas, Obligasi dan Saham Bank Bakal Diuntungkan
| Kamis, 19 September 2024 | 08:36 WIB

Bunga Acuan Dipangkas, Obligasi dan Saham Bank Bakal Diuntungkan

Emiten dari sektor properti, teknologi, otomotif, dan komoditas diprediksi ikut menikmati sentimen penurunan suku bunga acuan.

INDEKS BERITA

Terpopuler