Bidik Pertumbuhan 30%, Phapros (PEHA) Perkuat Bisnis Obat Generik

Selasa, 02 April 2019 | 06:35 WIB
Bidik Pertumbuhan 30%, Phapros (PEHA) Perkuat Bisnis Obat Generik
[]
Reporter: Agung Hidayat | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Phapros Tbk (PEHA) mencanangkan target pertumbuhan kinerja 30% di tahun ini. Perusahaan yang kini berada di bawah PT Kimia FarmaTbk (KAEF) itu tampaknya harus bekerja keras karena realisasi kenaikan kinerja tahun lalu jauh hanya single digit.

Sepanjang 2018, Phapros membukukan penjualan bersih sebesar Rp 1,02 triliun. Kalau dibandingkan dengan 2017, kenaikan penjualan bersih cuma sebesar 2%.

Manajemen Phapros bergeming dengan catatan tersebut. Mereka yakin, sejumlah strategi yang sudah dipersiapkan bakal jitu melecut penjualan bersih. Salah satunya dengan memperkuat segmen bisnis obat generik.

Menurut catatan Phapros, penjualan obat generik berasal dari tender obat dan produk farmasi e-catalouge Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. "Saya optimistis pasar BPJS tersebut punya kesempatan berkembang dari tahun ke tahun berikutnya," ujar Barokah Sri Utami atau yang akrab disapa Emmy, Direktur Utama PT Phapors Tbk, kepada KONTAN, Senin (1/3).

Kembali mengintip kinerja tahun lalu, segmen usaha Phapros terdiri dari obat generik berlogo (OGB), over the counter (OTC) atau obat bebas, dan ethical atau obat resep dan toll manufacturing. Penjualan OGB mencapai Rp 537,48 miliar atau 52,59% terhadap total penjualan bersih.

Selain memacu obat generik, Phapros ingin menggiatkan ekspor. Perusahaan berkode saham PEHA di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut berharap, pasar baru Myanmar bisa mengerek porsi penjualan menjadi 5%.

Sembari menyisir peluang ekspor ke Myanmar, Phapros mempertimbangkan pembangunan fasilitas manufaktur di sana. Namun, agenda itu masih memerlukan beberapa fase perencanaan.

Phapros juga menjadwalkan penambahan 12 produk baru. Salah satunya produk untuk penyakit regeneratif atau penyakit yang tidak berkaitan dengan infeksi. Beberapa di antaranya seperti diabetes dan hipertensi. Namun produk obat andalan tahun ini yang berkaitan dengan ortopedi, anestesi serta saluran pernapasan.

Aneka strategi memacu kinerja tadi tertopang oleh peran anak usaha baru yakni PT Lucas Djaja. Perusahan yang diakuisisi tahun lalu memiliki fasilitas produksi soft gel, oralit dan sejumlah portofolio obat generik yang cukup banyak. Keberadaan Lucas Djaja mengerek total kapasitas produksi terpasang Phapros dari semula 4 miliar tablet menjadi 5 miliar tablet.

Supaya seluruh agenda bisnis berjalan mulus, Phapros menganggarkan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) Rp 300 miliar pada tahun ini. Duit tersebut antara lain untuk menyiapkan produksi baru, merevitalisasi pabrik dan merencanakan akuisisi lain.

Salah satu penggunaan capex misalnya, Rp 50 miliar untuk membiayai produksi anestesi gigi yakni cartridge ampoule (carpoule) Phaproscain melalui sistem transfer teknologi. Sebelum membangun pabrik, terlebih dahulu Phapros akan mengimpor produk mulai bulan ini.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Penambangan Bitcoin Makin Sulit, Harga BTC Bisa Melejit
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 19:35 WIB

Penambangan Bitcoin Makin Sulit, Harga BTC Bisa Melejit

Pasokan BTC baru yang ditambang semakin kecil sementara kompetisi antar penambang justru semakin ketat.

Futura Energi Global (FUTR) Mengembangkan Bisnis Panas Bumi
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 16:39 WIB

Futura Energi Global (FUTR) Mengembangkan Bisnis Panas Bumi

Transformasi ini dilakukan PT Futura Energi Global Tbk (FUTR) usai diakuisisi PT Aurora Dhana Nusantara alias Ardhantara ada 9 September 2025. ​

Harga Emas Cetak Rekor Sepanjang Masa, Begini Pendapat Para Pakar
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 10:06 WIB

Harga Emas Cetak Rekor Sepanjang Masa, Begini Pendapat Para Pakar

Ray Dalio menuturkan emas merupakan diversifikasi aset yang baik, investor sebaiknya menaruh 15% portofolio di emas

Patriotisme Tanpa Prospektus
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 09:32 WIB

Patriotisme Tanpa Prospektus

Keterbukaan bukan sekadar soal informasi yang dibagikan, tetapi juga soal konsistensi antara niat dan pelaksanaan, satunya kata dengan perbuatan.

Uang Kripto
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 09:13 WIB

Uang Kripto

Inovasi harus dikawal regulasi dan kebebasan harus tetap tunduk pada stabilitas. Karena uang bukan hanya alat tukar, tapi juga cermin kepercayaan.

Usai Private Placement Rp 30,5 T Beban Utang Menciut, Kinerja GIAA bisa Terbang Lagi?
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 09:05 WIB

Usai Private Placement Rp 30,5 T Beban Utang Menciut, Kinerja GIAA bisa Terbang Lagi?

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA)  secara bertahap merealisasikan rencana penambahan armada dan rute baru.

Minat Investor Asing di Saham Grup Barito Beragam, Namun Prospek Cenderung Seragam
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 08:43 WIB

Minat Investor Asing di Saham Grup Barito Beragam, Namun Prospek Cenderung Seragam

Kenaikan harga saham-saham Grup Barito didorong oleh kombinasi faktor fundamental dan sentimen pasar. 

Bukan Blackrock tapi State Street yang Konsisten Borong Saham BBCA, BMRI, BBRI & BBNI
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 08:29 WIB

Bukan Blackrock tapi State Street yang Konsisten Borong Saham BBCA, BMRI, BBRI & BBNI

Ada potensi pemulihan minat asing di saham bank, walaupun secara akumulatif sepanjang 2025 masih akan tetap mencatatkan posisi net foreign sell.

Ada Kebijakan Koboi, Keyakinan Konsumen Malah Melemah, Simak Proyeksi IHSG Hari Ini
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 08:13 WIB

Ada Kebijakan Koboi, Keyakinan Konsumen Malah Melemah, Simak Proyeksi IHSG Hari Ini

Keyakinan konsumen ini tercatat turun dari bulan sebelumnya yang mencapai 117,2. IKK ini menyentuh level terendah sejak Mei 2022. ​

Viral Menu Pangsit Goreng di Program Makan Bergizi
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 07:52 WIB

Viral Menu Pangsit Goreng di Program Makan Bergizi

Kepala SPPG Mampang 1 Depok Mustika Fie beralasan memilih pangsit di menu MBG untuk menghindari food waste.

INDEKS BERITA

Terpopuler