Bitcoin Masih Akan Reli, Didorong Permintaan Libra dan Pelonggaran Kebijakan Moneter

Kamis, 27 Juni 2019 | 09:40 WIB
Bitcoin Masih Akan Reli, Didorong Permintaan Libra dan Pelonggaran Kebijakan Moneter
[]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga bitcoin masih menarik dicermati. Mata uang kripto ini terus reli dan sempat menembus US$ 13.700 per BTC pada Kamis (27/6). Ini merupakan level tertinggi dalam 17 bulan terakhir. Namun, saat ini harga bitcoin kembali diperdagangkan di kisaran US$ 12.600, turun sesaat setelah situs pertukaran mata uang kripto Coinbase dikabarkan crash. 

Nilai mata uang digital ini telah naik lebih dari 60% di bulan ini, dan lebih 230% secara year to date. Euforia bitcoin bahkan menurunkan pamor mata uang digital lainnya, seperti ethereum yang menjadi mata uang kripto terbesar kedua setelah bitcoin. Menurut data Coindesk, harga Ethereum hanya naik 150% sepanjang tahun ini. 

Mengutip Financial Times, Kamis (27/6), melonjaknya harga bitcoin didorong juga didorong oleh langkah Facebook meluncurkan mata uang kripto sendiri yang disebut Libra. Analis optimis bahwa Libra dapat membantu pasar kripto untuk mendapat posisi lebih baik di masyarakat, sebagai alat pembayaran dan investasi. 

"Berita soal Facebook ini dilihat secara positif," ujar Craig Erlam, Analis Pasar di Oanda. Ia menambahkan, bitcoin telah berupaya untuk mendapatkan legitimasi usai gelembung kripto pecah pada akhir 2017 lalu. Hal ini membuat harga bitcoin terjun sekitar 80% dari puncaknya yang sekitar US$ 19.000. 

Meski demikian, analis juga memperingatkan bahwa trader cenderung mengabaikan perbedaan penting antara Libra dan mata uang digital yang sudah mapan seperti bitcoin. "Libra didukung oleh cadangan aset nyata, seperti deposito bank dan surat berharga. Itu memberikan nilai intinsik," ujar Margaret Yang, Analis CMC Markets. Secara teori, hal ini membuat harga lebih stabil. Banyak mata uang kripto lainnya, terutama bitcoin yang tidak mendapat dukungan apapun. 

Permintaan mata uang kripto juga sedang digerakkan oleh perubahan dovish baru-baru ini oleh bank sentral terbesar di dunia. Baik Federal Reserve AS dan Bank Sentral Eropa telah mengisyaratkan bahwa mereka akan condong ke arah pelonggaran moneter dalam beberapa bulan mendatang di tengah tanda-tanda meningkatnya tensi ekonomi global. 

Sementara itu, nilai obligasi dengan imbal hasil negatif telah mencapai rekor tertinggi US$ 13 triliun secara global. Hal ini meningkatkan daya tarik relatif dari aset tanpa imbal hasil seperti emas, yang harganya telah melonjak hingga lebih dari US$ 1.400 per troy ounce minggu ini.

Tidak seperti mata uang umumnya, pasokan bitcoin tidak dikendalikan oleh bank sentral mana pun dan jumlah token yang beredar tetap, sehingga memberikan nilai kelangkaan selama masa ekspansi moneter. "Mata uang kripto lebih langka daripada mata uang tradisional, khususnya selama era kebijakan moneter yang longgar," kata Yang.

Keresahan geopolitik dan politik global juga berperan dalam mendorong permintaan. Beberapa hari belakangan ini terlihat ketegangan AS dan Iran masih meningkat. Sementara sekitar 2 juta pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan di Hong Kong pada awal bulan ini untuk menuntut penarikan RUU ekstradisi.

“Bitcoin tidak tergantung pada pemerintah dan lembaga keuangan, sehingga semakin ada erosi kepercayaan, semakin banyak permintaan untuk bitcoin,” kata Mati Greenspan, analis pasar senior di eToro, pialang yang berbasis di Tel Aviv. Dia mencatat bahwa harga lokal bitcoin baru-baru ini meningkat lantaran gejolak politik, termasuk Hong Kong dan Teheran.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Panca Budi Idaman (PBID) Fokus Mempertahankan Pangsa Pasar
| Sabtu, 08 November 2025 | 05:20 WIB

Panca Budi Idaman (PBID) Fokus Mempertahankan Pangsa Pasar

Saat ini perseroan memang tengah fokus mempertahankan market share atau pangsa pasar melalui penyesuaian harga.

Plaza Indonesia Realty (PLIN) Memacu Kinerja di Sisa Tahun
| Sabtu, 08 November 2025 | 04:20 WIB

Plaza Indonesia Realty (PLIN) Memacu Kinerja di Sisa Tahun

PLIN memproyeksikan kinerja di tahun ini akan stabil dibandingkan dengan hasil di tahun lalu dan bisnis mal menjadi salah satu pilar utamanya.

Bitcoin Terus Tertekan Hingga di Bawah US$ 120.000/btc, Saatnya Akumulasi Bertahap?
| Jumat, 07 November 2025 | 15:04 WIB

Bitcoin Terus Tertekan Hingga di Bawah US$ 120.000/btc, Saatnya Akumulasi Bertahap?

Di saat bitcoin melemah, beberapa altcoin menunjukkan performa yang apik, meski trader harus tetap melakukan manajemen risiko.

Kabar Superbank IPO Rp 5,35 Triliun, Begini Kinerja Keuangannya yang Melesat Tinggi
| Jumat, 07 November 2025 | 13:21 WIB

Kabar Superbank IPO Rp 5,35 Triliun, Begini Kinerja Keuangannya yang Melesat Tinggi

Kinerja Superbank melesat jelang IPO 2025, profitabilitas dan rasio-rasio keuangan membaik, NPL juga makin oke.

Laba Bersih ANJT Melonjak di Tangan Pengendali Baru
| Jumat, 07 November 2025 | 08:42 WIB

Laba Bersih ANJT Melonjak di Tangan Pengendali Baru

Di bawah pengendali baru, yakni First Resources Limited, ANJT mengantongi laba bersih sebesar US$ 24,28 juta, naik 1.520,39% yoy

Laba Grup Astra Turun, Prospek ASII Masih Ditopang Otomotif dan Diversifikasi Bisnis
| Jumat, 07 November 2025 | 08:23 WIB

Laba Grup Astra Turun, Prospek ASII Masih Ditopang Otomotif dan Diversifikasi Bisnis

Divisi alat berat PT Astra International Tbk (ASII) melemah, namun otomotif dan jasa keuangan masih resilient.

Laba Anjlok 47%, Begini Prospek Bisnis Nikel dan Batubara PT Harum Energy Tbk (HRUM)
| Jumat, 07 November 2025 | 08:08 WIB

Laba Anjlok 47%, Begini Prospek Bisnis Nikel dan Batubara PT Harum Energy Tbk (HRUM)

Diversifikasi menjadi kunci bagi PT Harum Energy Tbk (HRUM) mengelola risiko di tengah volatilitas harga komoditas.

Bisnis Elevator Terangkat Segmen Rumah Pribadi
| Jumat, 07 November 2025 | 07:05 WIB

Bisnis Elevator Terangkat Segmen Rumah Pribadi

Sektor bisnis yang paling banyak menyerap produk elevator Shanghai Mitsubishi datang dari rumah pribadi dan bisnis rumah toko (ruko) 

Suku Bunga Kredit Masih Tinggi, Laba Emiten Otomotif dan Komponen Mini
| Jumat, 07 November 2025 | 06:51 WIB

Suku Bunga Kredit Masih Tinggi, Laba Emiten Otomotif dan Komponen Mini

Pendapatan dan laba emiten otomotif dan komponen masih lemah di sepanjang Sembilan bulan tahun 2025. ​

Saham UVCR Terbang 92,54% Tanpa Aba-Aba, Manajemen Beberkan Rencana Bisnis ke Depan
| Jumat, 07 November 2025 | 06:48 WIB

Saham UVCR Terbang 92,54% Tanpa Aba-Aba, Manajemen Beberkan Rencana Bisnis ke Depan

Per September 2025 utang bank jangka pendek PT Trimegah Karya Pratama Tbk (UVCR) melonjak hingga 58%.

INDEKS BERITA