KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berencana menggenjot angka produksinya tahun depan. Ada sejumlah faktor yang mendorong produksi dapat lebih tinggi dibanding tahun ini.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan, BUMI memang belum menyelesaikan proyeksi anggaran kinerja tahun 2022. Namun, Dileep menyatakan cukup masuk akal bagi BUMI untuk merencanakan produksi sebesar 85 juta ton sampai 90 juta ton di tahun depan. Sejumlah faktor seperti cuaca akan mempengaruhi produksi BUMI tahun depan.
Faktor permintaan batubara yang lebih tinggi akan didorong pemulihan pertumbuhan ekonomi dan kembali normalnya pasar China dan India. Sebagai perbandingan, tahun ini, BUMI menargetkan produksi 80 juta ton sampai 82 juta ton di tahun ini.
Selain itu, Dileep juga yakin, aspek pengamanan dari energi terbarukan yang andal untuk menggantikan bahan bakar fosil juga masih menjadi tantangan. "Prakiraan kondisi La Nina pada kuartal I-2022 dapat menghambat produksi yang berpotensi menyebabkan ketidakseimbangan pasokan yang dapat meningkatkan harga batubara," kata Dileep, Senin (13/12).
Institusi pemberi dana dan bank yang semakin menjauhi memberi pendanaan untuk perusahaan batubara berpotensi membuat pasokan batubara akan tetap rendah.
BUMI cukup menikmati berkah kenaikan harga batubara. Hal tersebut tercermin dari kinerja BUMI per kuartal III-2021.
BUMI membukukan laba bersih senilai US$ 243,3 juta di akhir September. Realisasi tersebut berbalik dari kondisi rugi bersih US$ 94,1 juta pada periode yang sama tahun lalu. Dari sisi topline, emiten terafiliasi Grup Bakrie ini mengantongi pendapatan US$ 666,18 juta, naik 13,31% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu yakni sebesar US$ 587,88 juta.
Sembari menunggu perpanjangan kontrak PKP2B untuk anak usahanya, PT Kaltim Prima Coal (KPC), BUMI menyiapkan sejumlah strategi untuk menyokong kinerja tahun ini, seperti meningkatkan produksi batubara berkualitas tinggi, efisensi, memaksimalkan tingkat produksi, dan mempercepat pembayaran utang untuk mengurangi biaya bunga.