Bumi Resources (BUMI) Akan Bangun Kawasan Industri Senilai US$ 2,5 Miliar

Rabu, 13 Februari 2019 | 05:54 WIB
Bumi Resources (BUMI) Akan Bangun Kawasan Industri Senilai US$ 2,5 Miliar
[]
Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tengah mengembangkan bisnis baru yang masih berkaitan dengan batubara. Perusahaan ini mencoba membangun kawasan industri kimia bernama PT Batuta Chemical Industrial Park di Bengalon, Kalimantan Timur.

Untuk membangun proyek ini, Bumi Resources membutuhkan dana hampir US$ 2,5 miliar atau setara Rp 35 triliun (kurs Rp 14.000 per dollar AS). "Investasinya besar, US$ 1,7 miliar untuk proses gasifikasi batubara menjadi metanol, dan US$ 600 juta untuk proses mengubah metanol menjadi fuel diesel, dan kebutuhan. Jadi hampir US$ 2,5 miliar," kata Saptari Hoedaja, Presiden Direktur BUMI, Selasa (12/2).

Batuta merupakan industrial estate yang disiapkan BUMI untuk membuat hilirisasi batubara, dengan luas lahan mencapai 952,9 hektare. Untuk membangun proyek tersebut, perusahaan ini telah melakukan penelitian dalam dua tahun terakhir. "Feasibility study mudah-mudahan selesai semester I tahun ini, dan dari situ kami mulai bergerak untuk mencari investor dan pendanaan," ujar Saptari.

Dalam pengembangan Batuta, perusahaan ini akan menggunakan batubara berkadar 4.200 kilo kalori (kkal) atau jenis rendah. Perusahaan ini juga akan menjalin kerjasama (joint venture) dengan perusahaan lain.

Dalam prosesnya, maksimum akan menggunakan 5 juta ton batubara termasuk untuk pembangkit listrik. "Untuk listrik 2 juta ton, dan 3 juta untuk gas," ujar Saptari.

Meski tengah melakukan penjajakan dengan beberapa negara seperti Amerika, China dan Afrika Selatan sebagai rekan investasi, Saptari berharap, BUMI akan menjadi mayoritas pemegang saham pengembangan diversifikasi Batuta. Meski begitu, proses negosiasi dengan beberapa investor dari sejumlah negara tersebut masih belum selesai.

Industrial Estate Batuta rencananya dibangun seperti kawasan perumahan. Sedangkan pabrik akan dibangun sendiri oleh BUMI. Produksi fuel diesel akan dimanfaatkan untuk konsumsi BUMI. "Beban fuel diesel itu besar, setahun hampir US$ 600 juta," kata dia.

Perusahaan ini berharap dalam waktu dua hingga tiga tahun BUMI bisa efisiensi biaya bahan bakar hingga 30%. Sedangkan gasifikasi dari batubara menjadi metanol rencananya dikomersilkan. "Metanol bisa dijual ke mana-mana, Indonesia saja masih impor, jadi nanti pasarnya domestik dulu. Tunggu feasibility study selesai, mudah-mudahan sebelum semester pertama selesai dan bisa konstruksi 2020," kata Saptari.

Selasa (12/2), harga saham BUMI naik 12,16% menjadi Rp 166 per saham.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Mengupas Kinerja dan Valuasi Cipta Sarana Medika (DKHH) yang Hendak IPO
| Senin, 28 April 2025 | 12:46 WIB

Mengupas Kinerja dan Valuasi Cipta Sarana Medika (DKHH) yang Hendak IPO

DKHH bakal memperoleh dana segar dari aksi IPO antara Rp 53 miliar - Rp 69,96 miliar, yang akan dipakai untuk ekspansi dan modal kerja.

Banyak Risiko Pendanaan Koperasi Desa Merah Putih
| Senin, 28 April 2025 | 11:11 WIB

Banyak Risiko Pendanaan Koperasi Desa Merah Putih

Tiga skema pendanaan yang tengah dikaji, yaitu pendanaan dari dana publik (public fund), pinjaman melalui Himbara dan  transfer ke daerah.​

Risiko Pelebaran CAD hingga Pelemahan Rupiah
| Senin, 28 April 2025 | 10:48 WIB

Risiko Pelebaran CAD hingga Pelemahan Rupiah

Current account deficit (CAD) kuartal II-2025 diperkirakan melebar akibat pembayaran dividen ke luar negeri

Profit 36,43% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melemah (28 April 2025)
| Senin, 28 April 2025 | 08:39 WIB

Profit 36,43% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melemah (28 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (28 April 2025) 1 gram Rp 1.960.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 36,43% jika menjual hari ini.

Saham BMRI Jadi Top Leaders IHSG Pekan Lalu, Investor Institusi Asing Banyak Borong
| Senin, 28 April 2025 | 08:16 WIB

Saham BMRI Jadi Top Leaders IHSG Pekan Lalu, Investor Institusi Asing Banyak Borong

Bloomberg mencatat mayoritas analis dari 32 sekuritas memberikan rating beli saham BMRI dengan target harga 5.700-7.750 per saham.

IHSG Rawan Koreksi Memasuki Bulan Mei, Ketidakpastian Masih Menghantui
| Senin, 28 April 2025 | 08:03 WIB

IHSG Rawan Koreksi Memasuki Bulan Mei, Ketidakpastian Masih Menghantui

Sepanjang pekan lalu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh paling tinggi dibanding indeks-indeks saham di kawasan ASEAN

United Tractors (UNTR) Menggeber Strategi Diversifikasi
| Senin, 28 April 2025 | 07:40 WIB

United Tractors (UNTR) Menggeber Strategi Diversifikasi

Pada tahun ini, PT United Tractors Tbk (UNTR) membidik akuisisi tambang mineral baru. Tujuannya untuk menggenjot kinerja bisnis non-batubara.

Logam Dasar Tak Punya Katalis Pendongkrak Harga
| Senin, 28 April 2025 | 07:02 WIB

Logam Dasar Tak Punya Katalis Pendongkrak Harga

Harga komoditas logam dasar seperti aluminium dan nikel masih disetir sentimen perang dagang yang dipicu Amerika Serikat (AS).

Rupiah Punya Peluang Menguat di Awal Pekan Meski Terbatas
| Senin, 28 April 2025 | 07:00 WIB

Rupiah Punya Peluang Menguat di Awal Pekan Meski Terbatas

Setelah cenderung melemah selama sepekan terakhir, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berpotensi menguat terbatas pekan ini.

Emiten Sektor Consumer Goods Menghadapi Tekanan Bertubi-tubi
| Senin, 28 April 2025 | 06:56 WIB

Emiten Sektor Consumer Goods Menghadapi Tekanan Bertubi-tubi

Penurunan permintaan konsumen dan harga komoditas yang volatil di tengah ekonomi yang tak tentu menjadi tantangan bagi sektor ini

INDEKS BERITA

Terpopuler